Menyusuri jejak Suku Elseng

Kamis, 27 Desember 2012 - 10:27 WIB
Menyusuri jejak Suku Elseng
Menyusuri jejak Suku Elseng
A A A
Tidak banyak literatur mengenai Suku Elseng di Papua. Belum lama ini SINDO coba menyusuri jejak salah satu suku terasing dipedalaman Papua ini.

Suku Elseng merupakan salah satu suku terasing di Papua yang masih memegang teguh ajaran dan adat nenek moyang mereka. Ini bisa dilihat dari cara hidup mereka.

Saat SINDO mencoba mencari jejak Suku Elseng, ternyata keberadaan mereka cukup sulit dijangkau. Mereka bermukim di Kampung Waisamba, Distrik Sentani Timur, Kabupaten Jayapura.

Jika ingin menemukannya, harus berjalan kaki selama dua hari dua malam. Sebelumnya, dari Kota Abepura menuju Kampung Waisamba harus menempuh perjalanan selama empat jam menggunakan kendaraan roda empat.

Seperti suku di Papua pada umunya, Suku Elseng juga tidak mengenakan benang sehelai pun. Untuk menutupi auratnya, mereka hanya menggunakan koteka untuk kaum laki-laki. Sedangkan kaum perempuan, mengenakan rumbai berupa ilalang yang dibentuk menyerupai rok.

Kehidupan Suku Elseng diatur sangat ketat oleh ketua suku, misalnya untuk pernikahan mereka melakukannya pada keluarga sedarah. Sehingga tak jarang anak yang dilahirkan tidak normal seperti anak-anak lainnya.

Sementara kaum ibu yang habis melahirkan juga harus diungsikan ke pedalaman hutan. Mereka mempercayai, darah nifas yang dihasilkan dari proses melahirkan merupakan ancaman bagi keberadaan SUku Elseng.

Makanya begitu melahirkan, sang ibu akan dibuatkan rumah khusus yang tidak begitu besar. Di dalam rumah ini, sang ibu tidak diperkenankan keluar rumah selama sebulan.

Untuk kebutuhan makan dan minum sang ibu tersebut, disediakan langsung oleh anggota keluarganya secara bergilir. Tradisi ini masih dipegang teguh hingga kini.

Sementara untuk bayi yang baru dilahirkan, langsung dirawat oleh tetua atau ibu-ibu suku Elseng yang sudah tua.

Untuk berkomunikasi dengan SUku Elseng cukup sulit, karena mereka sama sekali tidak mengerti bahasa Indonesia. Bahkan pemerintah daerah belum mengetahui keberadaan mereka.
(ysw)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.9671 seconds (0.1#10.140)