Nyaris punah, Tayub Sunda kembali menggeliat

Kamis, 06 Desember 2012 - 19:05 WIB
Nyaris punah, Tayub Sunda kembali menggeliat
Nyaris punah, Tayub Sunda kembali menggeliat
A A A
Kesenian yang nyaris punah yakni tayub sunda kembali ditampilkan dan menghibur masyarakat Bogor di Roemah Kahoeripan di Kampung Situ, Desa Perigi Mekar, Kecamatan Ciseeng, Kabupaten Bogor.

Hal ini diharapkan bisa menjadi momentum untuk kembali memasyarakatkan kesenian tayub sunda yang terancam punah. Kesenian tayub itu ditampilkan maestro tari dari Kabupaten Bogor Raden Wawan Dewantara dengan diiringi pemain gamelan dan sinden.

Selama 15 menit Wawan memperagakan Tarian Tayub yang penuh makna filosofi itu kepada puluhan undangan. Setelah itu, juga ditampilkan kesenian pencak silat, serta wayang beber.

Wakil Bupati Bogor Karyawan Fathurachman menyambut baik kegiatan yang diselenggarakan oleh Komunitas Pelestarian Pusaka Budaya Bogor itu.

"Hanya melalui budaya, Indonesia bisa menyelesaikan persoalan ekonomi, pendidikan, dan hukum yang semakin carut-marut. Masyarakat diperkenalkan dengan nilai rasa dari budaya yang kini sudah semakin lama ditinggalkan," ujarnya.

Wawan Dewantara menuturkan, kesenian Tayub Sunda awalnya banyak dipertontonkan pada tahun 1920. Saat itu para pembesar kerap menampilkan tayub sunda yang berbeda dengan tayub pesisiran di Jawa Tengah yang merupakan kesenian rakyat dan dimainkan Tayub perempuan.

Kesenian ini dipenuhi makna filosofis dalam setiap gerakan agar manusia ingat kepada Tuhan.

"Sekarang ini tantangannya bagaimana bisa memasukkan tayub ini ke dalam ekstrakurikuler anak-anak sekolah agar lebih awal mereka bisa mengenalnya," kata Wawan.

Dewi Djukardi, Ketua Komunitas Pelestarian Pusaka Bogor berharap setelah pagelaran ini pemerintah juga bisa membantu mengembangkan kesenian Tayub agar tidak punah. Saat ini di Jawa Barat hanya ada tiga maestro Tayub sunda yang masih bisa menampilkan tayub sunda.
(ysw)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 1.8977 seconds (0.1#10.140)