Wabah diare serang Maros, 80 warga dirawat

Wabah diare serang Maros, 80 warga dirawat
A
A
A
Sindonews.com - Memasuki musim hujan, sebagian besar warga Kabupaten Maros, Sulawesi Selatan mulai diserang wabah diare dan Demam Berdarah Dengue (DBD).
Kepala Sub Bidang Pelayanan Masyarakat RSUD Salewangang, Maros, Abdul Karnen mengatakan, memasuki November jumlah pasien diare dan DBD serta suspect DBD sudah mencapai 92 orang.
Dimana untuk penderita diare sekitar 80 orang terdiri atas anak-anak 58 orang dan dewasa 22 orang. Sementara pasien DBD dan suspect DBD sekira 12 orang, terdiri anak-anak 7 orang dan dewasa 5 orang.
Jumlah itu meningkat drastis, bila dibandingkan data Oktober 2012 yang hanya 62 orang.
Terpisah Kepala Ruangan Ruang Anak, RSUD Salewangan Maros, R Kuntarni Hardjo mengatakan, dalam sepekan pihaknya menerima lonjakan pasien DBD dan diare.
"Tapi jumlah penderita diare lebih banyak dibandingkan dengan DBD,"katanya.
Diakui Kuntarni, keterbatasan ruangan yang membuat sebahagian pasien harus mau dirawat di lorong koridor ruang perawatan. Belum lagi, kata dia di ruangannya juga dijadikan ruang perawatan bayi.
Senada dengan Kuntarni, Direktur RSUD Salewangan Maros Dr Eddy Mohtar mengatakan, meski saat ini jumlah pasien Diare dan DBD terus meningkat namun, pihaknya terus berupaya mencari solusi dengan menambah tempat tidur.
"Kita sempat menolak pasien yang masuk selama sehari dan merujuk pasien dikarenakan ruang perawatan yang full, namun tidak semua pasien setuju dirujuk karena persoalan jarak dan biaya. Makanya kami carikan solusi dengan menambah tempat tidur, bagi pasien yang setuju dirawat di sini meskipun di koridor yang kita siapkan tempat tidurnya. Bagi yang mau dirujuk ke Makassar ya kita usahakan di rujuk," ungkapnya.
Kepala Sub Bidang Pelayanan Masyarakat RSUD Salewangang, Maros, Abdul Karnen mengatakan, memasuki November jumlah pasien diare dan DBD serta suspect DBD sudah mencapai 92 orang.
Dimana untuk penderita diare sekitar 80 orang terdiri atas anak-anak 58 orang dan dewasa 22 orang. Sementara pasien DBD dan suspect DBD sekira 12 orang, terdiri anak-anak 7 orang dan dewasa 5 orang.
Jumlah itu meningkat drastis, bila dibandingkan data Oktober 2012 yang hanya 62 orang.
Terpisah Kepala Ruangan Ruang Anak, RSUD Salewangan Maros, R Kuntarni Hardjo mengatakan, dalam sepekan pihaknya menerima lonjakan pasien DBD dan diare.
"Tapi jumlah penderita diare lebih banyak dibandingkan dengan DBD,"katanya.
Diakui Kuntarni, keterbatasan ruangan yang membuat sebahagian pasien harus mau dirawat di lorong koridor ruang perawatan. Belum lagi, kata dia di ruangannya juga dijadikan ruang perawatan bayi.
Senada dengan Kuntarni, Direktur RSUD Salewangan Maros Dr Eddy Mohtar mengatakan, meski saat ini jumlah pasien Diare dan DBD terus meningkat namun, pihaknya terus berupaya mencari solusi dengan menambah tempat tidur.
"Kita sempat menolak pasien yang masuk selama sehari dan merujuk pasien dikarenakan ruang perawatan yang full, namun tidak semua pasien setuju dirujuk karena persoalan jarak dan biaya. Makanya kami carikan solusi dengan menambah tempat tidur, bagi pasien yang setuju dirawat di sini meskipun di koridor yang kita siapkan tempat tidurnya. Bagi yang mau dirujuk ke Makassar ya kita usahakan di rujuk," ungkapnya.
(ysw)