Membludak, pasien DBD dirawat di koridor

Membludak, pasien DBD dirawat di koridor
A
A
A
Sindonews - Tak mampu menampung pasien, Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Pangkep terpaksa merawat puluhan penderita Demam Berdarah Dengue (DBD) di koridor.
Langkah ini terpaksa dilakukan karen fasilitas rawat inap RSUD Pangkep sudah penuh.
Dari pantauan di lapangan, terdapat sekira lima anak yang diinapkan di koridor. Menurut pelaksana tugas (Plt) Dirut RSUD Pangkep, Frans PD Maemba, dirawatnya beberapa pasien di koridor itu karena keterpaksaan.
Ruangan perawatan sudah penuh, bahkan saat ini masih ada anak-anak penderita DBD yang dititip di Instalasi Rawat Darurat (IRD).
"Kita hanya memiliki 8 ruangan dengan kapasitas 27 tempat tidur," terangnya di RSUD Pangkep, Rabu (28/11/2012).
Karenanya, lanjut Frans, sebgaian pasien terpaksa harus diinapkan di koridor dan sebagian lagi dititipkan di IRD.
"Kami tahu, pasien anak-anak tidak bisa diinapkan di ruangan lain, karena itu bisa saja menularkan penyakit lain. Tapi apa boleh buat ini sudah darurat," ungkapnya.
Dia mengatakan, membludaknya penderita DBD dan diare itu karena sekarang sudah memasuki pergantian musim. Dimana pada musim ini, banyak berkembang nyamuk aides agepty.
Namun dia membantah jika semua pasien yang dirawat, positif DBD. Hanya beberapa orang saja yang positif, selebihnya hanya suspect DBD.
Langkah ini terpaksa dilakukan karen fasilitas rawat inap RSUD Pangkep sudah penuh.
Dari pantauan di lapangan, terdapat sekira lima anak yang diinapkan di koridor. Menurut pelaksana tugas (Plt) Dirut RSUD Pangkep, Frans PD Maemba, dirawatnya beberapa pasien di koridor itu karena keterpaksaan.
Ruangan perawatan sudah penuh, bahkan saat ini masih ada anak-anak penderita DBD yang dititip di Instalasi Rawat Darurat (IRD).
"Kita hanya memiliki 8 ruangan dengan kapasitas 27 tempat tidur," terangnya di RSUD Pangkep, Rabu (28/11/2012).
Karenanya, lanjut Frans, sebgaian pasien terpaksa harus diinapkan di koridor dan sebagian lagi dititipkan di IRD.
"Kami tahu, pasien anak-anak tidak bisa diinapkan di ruangan lain, karena itu bisa saja menularkan penyakit lain. Tapi apa boleh buat ini sudah darurat," ungkapnya.
Dia mengatakan, membludaknya penderita DBD dan diare itu karena sekarang sudah memasuki pergantian musim. Dimana pada musim ini, banyak berkembang nyamuk aides agepty.
Namun dia membantah jika semua pasien yang dirawat, positif DBD. Hanya beberapa orang saja yang positif, selebihnya hanya suspect DBD.
(ysw)