Keterangan saksi memberatkan terdakwa

Keterangan saksi memberatkan terdakwa
A
A
A
Sindonews.com – Keterangan sejumlah saksi yang hadir dalam sidang di Pengadilan Negeri (PN) Tangerang, memberatkan tersangka pengeroyokan yang mengakibatkan kematian Muhidin Ketua Gardu FBR di Ruko Sabar Ganda, Pabuaran Timur, Tangerang.
Dalam sidang terungkap, ketiga saksi Riki, Edi Kurniawan dan Rudi Hernandi menjelaskan, dirinya yang saat malam kejadian berada di Gardu FBR bersama dengan korban Muhidin, tiba-tiba diserang oleh sekelompok ormas yang dilengkapi dengan senjata tajam, batu dan botol.
"Kami diserang saat sedang nongkrong di Gardu. Ada sekitar 25 motor yang tiba-tiba menyerang kami dengan batu, botol dan senjata tajam seperi klewang dan samurai," kata Riki dalam persidangan.
Dihadapan majlis hakim ia mengaku, korban Muhidin yang merupakan ketua gardu sempat melakukan perlawanan, akan tetapi karena kalah jumlah, Muhidin terkepung dan dibacok beberapa kali oleh terdakwa. “Sedangkan, yang lainnya hanya melempar batu dan botol," tuturnya lagi.
Keterangan yang sama juga dikatakan Edi Kurniawan, serangan tersebut mengakibatkan ketua gardunya meninggal dengan luka dikepala dan badan akibat sabetan sajam. Walaupun keterangan ketiga saksi sama, akan tetapi keterangan Rudi sedikit berbeda dengan rekannya.
Ia menyatakan bahwa pembacokan terhadap Muhidin dilakukan empat terdakwa diantaranya Ari Juniansyah, Abdul Kohar, Mulyadi dan Yandi Marbucan. “Sedangkan Abdulloh hanya melempar batu saja,” ungkapnya.
Mendengar kesaksian tersebut, para terdakwa menolak leterangan saksi dan mengajukan pledoi (pembelaan). "Saya tidak melakukan pembacokan, saya juga hanya menunggu dimotor," kata Ari.
Setelah mendengarkan kesaksian ketiga anggota FBR, Hakim menutup sidang dan akan melanjutkan sidang dengan agenda pemeriksaan saksi lainnya, 6 Desember 2012 mendatang.
Dalam sidang terungkap, ketiga saksi Riki, Edi Kurniawan dan Rudi Hernandi menjelaskan, dirinya yang saat malam kejadian berada di Gardu FBR bersama dengan korban Muhidin, tiba-tiba diserang oleh sekelompok ormas yang dilengkapi dengan senjata tajam, batu dan botol.
"Kami diserang saat sedang nongkrong di Gardu. Ada sekitar 25 motor yang tiba-tiba menyerang kami dengan batu, botol dan senjata tajam seperi klewang dan samurai," kata Riki dalam persidangan.
Dihadapan majlis hakim ia mengaku, korban Muhidin yang merupakan ketua gardu sempat melakukan perlawanan, akan tetapi karena kalah jumlah, Muhidin terkepung dan dibacok beberapa kali oleh terdakwa. “Sedangkan, yang lainnya hanya melempar batu dan botol," tuturnya lagi.
Keterangan yang sama juga dikatakan Edi Kurniawan, serangan tersebut mengakibatkan ketua gardunya meninggal dengan luka dikepala dan badan akibat sabetan sajam. Walaupun keterangan ketiga saksi sama, akan tetapi keterangan Rudi sedikit berbeda dengan rekannya.
Ia menyatakan bahwa pembacokan terhadap Muhidin dilakukan empat terdakwa diantaranya Ari Juniansyah, Abdul Kohar, Mulyadi dan Yandi Marbucan. “Sedangkan Abdulloh hanya melempar batu saja,” ungkapnya.
Mendengar kesaksian tersebut, para terdakwa menolak leterangan saksi dan mengajukan pledoi (pembelaan). "Saya tidak melakukan pembacokan, saya juga hanya menunggu dimotor," kata Ari.
Setelah mendengarkan kesaksian ketiga anggota FBR, Hakim menutup sidang dan akan melanjutkan sidang dengan agenda pemeriksaan saksi lainnya, 6 Desember 2012 mendatang.
(stb)