179 embung dibangun pada 2013
Rabu, 28 November 2012 - 00:04 WIB

179 embung dibangun pada 2013
A
A
A
Sindonews.com – Sebanyak 179 embung akan dibangun di sejumlah kecamatan di Kabupaten Bojonegoro pada 2013 nanti. Embung itu akan difungsikan untuk irigasi pertanian.
“Pembangunan embung itu diprioritaskan di wilayah selatan Bojonegoro,” ujar Kepala Dinas Pengairan Pemkab Bojonegoro, Zaenal, di sela rapat Badan Anggaran di gedung Griya Darma Kusuma (GDK) di kantor bupati, Selasa (27/11/2012).
Pembangunan embung itu memerlukan areal seluas setengah hektare hingga satu hektare. Lahan yang digunakan merupakan lahan desa dengan kondisi tanah tertentu. Setiap embung memerlukan dana sekitar Rp50 juta hingga Rp300 juta.
“Pembangunan embung itu satu dengan yang lain tidak sama. Sebab, tergantung kondisi lokasi, tekstur tanah, dan lainnya,” ujar Zaenal.
Sebagian embung itu akan dibangun di daerah tadah hujan seperti Kecamatan Ngasem, Ngraho, Tambakrejo, Kepohbaru, Sukosewu, Temayang, Dander, dan lainnya. Pembangunan embung itu untuk mengatasi kekurangan air irigasi pertanian pada saat musim kemarau.
“Saat musim hujan embung itu berfungsi menyimpan air. Kemudian saat musim hujan cadangan air bisa dipakai untuk pengairan,” ujar Zaenal.
Untuk pertanian di Kecamatan Sumberejo, Kanor, Kapas, Balen, dan Sukosewu selama ini mengandalkan air irigasi dari Waduk Pacal di selatan Bojonegoro. Namun, saat musim kemarau Waduk Pacal yang mendangkal itu juga tidak dapat diharapkan cadangan airnya.
Sementara itu, areal pertanian di Kecamatan Kalitidu, Trucuk, Malo, Padangan, Purwosari, dan Ngraho kini mendapat pasokan air dari cadangan di bendung gerak Sungai Bengawan Solo. Bendung gerak yang membentang di Sungai Bengawan Solo itu difungsikan untuk irigasi pertanian, air baku untuk keperluan PDAM, hingga kebutuhan air baku untuk industri minyak dan gas bumi (migas) di Bojonegoro.
Bupati Bojonegoro, Suyoto, menyatakan, pada periode kedua pemerintahan pasangan Suyoto-Setyo Hartono (Toto) yakni 2013-2018 akan memprioritaskan pembangunan sektor pertanian, infrastruktur, pendidikan, kesehatan, dan pemberdayaan ekonomi.
“Masalah pertanian itu salah satunya masalah persediaan air. Dengan pembangunan embung, waduk, dan bendung gerak, maka produksi padi nanti ditargerkan dapat mencapai satu juta ton. Saat ini masih sekitar 800 ribu ton,” ujar Suyoto yang juga ketua DPW PAN Jatim tersebut.
“Pembangunan embung itu diprioritaskan di wilayah selatan Bojonegoro,” ujar Kepala Dinas Pengairan Pemkab Bojonegoro, Zaenal, di sela rapat Badan Anggaran di gedung Griya Darma Kusuma (GDK) di kantor bupati, Selasa (27/11/2012).
Pembangunan embung itu memerlukan areal seluas setengah hektare hingga satu hektare. Lahan yang digunakan merupakan lahan desa dengan kondisi tanah tertentu. Setiap embung memerlukan dana sekitar Rp50 juta hingga Rp300 juta.
“Pembangunan embung itu satu dengan yang lain tidak sama. Sebab, tergantung kondisi lokasi, tekstur tanah, dan lainnya,” ujar Zaenal.
Sebagian embung itu akan dibangun di daerah tadah hujan seperti Kecamatan Ngasem, Ngraho, Tambakrejo, Kepohbaru, Sukosewu, Temayang, Dander, dan lainnya. Pembangunan embung itu untuk mengatasi kekurangan air irigasi pertanian pada saat musim kemarau.
“Saat musim hujan embung itu berfungsi menyimpan air. Kemudian saat musim hujan cadangan air bisa dipakai untuk pengairan,” ujar Zaenal.
Untuk pertanian di Kecamatan Sumberejo, Kanor, Kapas, Balen, dan Sukosewu selama ini mengandalkan air irigasi dari Waduk Pacal di selatan Bojonegoro. Namun, saat musim kemarau Waduk Pacal yang mendangkal itu juga tidak dapat diharapkan cadangan airnya.
Sementara itu, areal pertanian di Kecamatan Kalitidu, Trucuk, Malo, Padangan, Purwosari, dan Ngraho kini mendapat pasokan air dari cadangan di bendung gerak Sungai Bengawan Solo. Bendung gerak yang membentang di Sungai Bengawan Solo itu difungsikan untuk irigasi pertanian, air baku untuk keperluan PDAM, hingga kebutuhan air baku untuk industri minyak dan gas bumi (migas) di Bojonegoro.
Bupati Bojonegoro, Suyoto, menyatakan, pada periode kedua pemerintahan pasangan Suyoto-Setyo Hartono (Toto) yakni 2013-2018 akan memprioritaskan pembangunan sektor pertanian, infrastruktur, pendidikan, kesehatan, dan pemberdayaan ekonomi.
“Masalah pertanian itu salah satunya masalah persediaan air. Dengan pembangunan embung, waduk, dan bendung gerak, maka produksi padi nanti ditargerkan dapat mencapai satu juta ton. Saat ini masih sekitar 800 ribu ton,” ujar Suyoto yang juga ketua DPW PAN Jatim tersebut.
(ysw)