Banyuwangi Ethno Carnival, jembatan budaya dengan moderenitas

Minggu, 18 November 2012 - 15:50 WIB
Banyuwangi Ethno Carnival, jembatan budaya dengan moderenitas
Banyuwangi Ethno Carnival, jembatan budaya dengan moderenitas
A A A
Sindonews.com - Pagelaran Banyuwangi Ethno Carnival (BEC) ke-2 menjadi perhelatan pamungkas dalam rangkaian Banyuwangi Festival. Daya magnet even ini lebih semarak dari even sehari sebelumnya yakni Parade Tari Gandrung Sewu.

Ribuan wisatawan nampak menyemut sepanjang jalur BEC mulai dari Taman Alun-alun Blambangan, Jalan PB Sudirman, Jalan Ahmad Yani hingga finish di Kantor Pemkab Banyuwangi. Ratusan penari Gandrung seusia remaja yang diiringi musik perpaduan tradisional dan modern menjadi pembuka even terbesar tahunan itu.

Selain itu Marching Band dari siswa Sekolah Tinggi Ilmu Penerbangan (STIP) Surabaya juga ikut tampil mengiringi kedatangan Bupati Abullah Azwar Anas beserta rombongan Muspida.

Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas dalam sambutan pembukaan mengatakan, BEC 2 kali ini merupakan perpaduan dan jembatan antara potensi budaya lokal dengan modernitas yang saat ini terus berkembang.

"BEC ini merupakan proses kreatif, mencipta sendiri dan biaya mereka sendiri. Banyuwangi bisa berbangga karena masyarakat semakin hari warga makin kompak. Kalo di Kota Solo terkenal dengan Spirit of Java, maka kalo Banyuwangi kami tawarkan Sunrise of Java," kata Abdullah Azwar Anas.

Dia menerangkan, Sunrise of Java itu diibartakan bahwa Banyuwangi menjadi kabupaten pertama kali di Pulau Jawa yang nikmati matahari terbit. Spirit matahari itu kemudian dia jadikan sebagai penyemangat kebudayaan dan upaya membangun ekonomi masyarakat.

Anas juga menyinggung suksesnya even Banyuwangi Festival maupun Parade Gandrung Sewu yang tidak lepas dari dukungan media massa.

"Saat Gandrung Sewu, ada 1.200 penari dari kampung-kampung yang nginap di sekolah-sekolah di kota. Ini merupakan transformasi budaya, jembatan lokalitas dan modernitas," katanya.

Dia juga mengungkapkan, BEC ke-2 kali ini mengambil tema Re Barong Using yang terinspirasi dari Barong Banyuwangi dan Bali. Re Barong Using itu dimaksudkan sebagai rekonstruksi, reaktualisasi, reproduksi, revolusi perkembangan masyarakat Banyuwangi ke arah yang lebih baik lagi.

"Banyuwangi beberapa tahun lalu masih rangking 31 dilihat dari minat investasi. Namun sekarang rangking ke 3 se-Jatim setelah Gresik dan Sidoarjo. Realisasi investasi asing juga naik kini meraih rangking 2 di Jatim. Sebentar lagi di Banyuwangi juga akan ada usaha agroindustri baru berupa pabrik santan bahan dari kelapa rakyat yang nantinya serat bisa diekspor dan santen kemasan dijual secara luas," katanya.

Dia menambahkan, pada bulan Desember pihak investor dari PTPN XII nanti juga akan melakukan ground breaking Pabrik Gula terbesar dan termodern di Kecamatan Glenmore yang bisa menyerap sekitar 12 ribu tenaga kerja.

"Spirit budaya Banyuwangi kami harapkan dijaga dengan baik. Para tamu memang sibuk, kehadiran tokoh sangat memberikan spirit bari warga kami. Maturnuwun tokoh adat, matursakelangkong oreng medure, merdeka," sambutnya.

Dalam even BEC itu, juga turut dihadiri Menteri Negara Pemberdayaan Daerah Tertinggal Helmi Faisal Zaini, Kementerian Pariwisata Bidang Sumberdaya Manusia dan Ekonomi Kretatif I Gede Wiyana, tokoh Partai Nasdem dan Media Group Surya Paloh, tokoh adat nasional se-nusantara, Utusan Negeri dari Malaysia, Bupati Malang, artis Emilia Contessa, Mantan Gubernur Jatim Basofi Sudirman, Kepala Dirjen Pajak, Perwakilan Konjen Spanyol di Bali dan tokoh Parta Golkar Jatim Martono.

Sedangkan Menteri Negara Pemberdayaan Daerah Tertinggal Helmi Faisal Zaini mengatakan, cukup diakui baru dua tahun dipimpin Anas, Banyuwangi sudah luar biasa perkembangannya baik tingkat ekonomi maupun kesejahteraan masyarakatnya.

"Banyuwangi bukan lagi daerah tertinggal. Tapi bisa dibilang daerah yang sudah makmur. Dengan investasi dan kondisi masyarakat yang maju dan ikon Sunrise of Java maka Banyuwangi bisa menjadi semangat yang tidak hanya bagi Jatim namun juga bagi Indonesia," kata Helmi Faisal.

Dia juga menambahkan, pentingnya ragam dan budata potensi kearifan lokal itu maka harus dipegang teguh para bupati se-Indonesia.

"Sebelum ke Banyuwangi, saya sempat ke Situbondo dan bertemu dengan sejumlah kepala desa, juga di Jember saya mengunjungi Pusat Penelitian Kopi dan Kako, mas Anas ini bisa menjadi percontohan bupati bagi daerah lain," katanya.

Dalam even BEC yang akbar itu, arak-arakan peserta yang sempat diguyur hujan disertai itu terdiri dari Barong asli 10 orang, peserta BEC 2 terdapat 150 orang, pemenang BEC 2011 ada 50 orang, peserta Jember Fashion Carnival (JFC) 50 orang dan penari Gandrung lebih dari 20 orang.

Sementara Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Suprayogi menuturkan, tema Re-Barong Using ini diartikan sebagai penataan ulang tanpa merubah nilai aslinya (rekonstruksi), merumuskan dan meluruskan dari sudut pemahaman diri (redefinisi), mempertahankan jati diri dengan jalan memperbanyak diri (reproduksi), pengaktualisasian diri kembali (reaktualisasi), dan percepatan penataan, perumusan, pertahanan dan aktualisasi diri (revolusi).

Re-Barong Using didominasi 3 warna dasar, yakni merah, hijau dan kuning. Dalam pengimplementasiannya, Barong yang ditampilkan masing-masing akan didominasi salah satu dari 3 warna tersebut. Dengan sub tema Re-1, yakni Barong bernuansa merah, Re-2 Barong bernuansa hijau dan Re-3 Barong bernuansa kuning.

"Secara berturut-turut, urutan tampilan dalam BEC 2 juga melibatkan tarian Damarwulan terdiri dari 15 orang dan tari Kundaran 15 orang dan disusul dengan tampilan Barong Using asli lengkap dengan para pengiringnya, antara lain Jaripah, Pitik-pitikan dan Butho si penjaga hutan," kata Suprayogi.

Dia menambahkan, Barong asli yang ditampilkan juga lebih dari satu, yaitu antara lain Barong Cilik, Barong Lancing dan Barong Tuwek dan didukung 10 barong lainnya. Munculnya Barong-barong itu dilanjutkan dengan barisan inti Re-Barong Using dengan nuansa merah, hijau dan kuning.
(hyk)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.7003 seconds (0.1#10.140)