Teten ingin bersihkan Jabar dari praktik korupsi
A
A
A
Sindonews.com - Aktivis anti korupsi, yang maju sebagai calon gubernur (Cawagub) Jawa Barat Teten Masduki mengungkapkan niatnya mencalokan diri untuk membersihkan praktik korupsi yang terjadi selama ini di provinsi Bumi Parahiyangan itu.
"Iya (saya akan membersihkan Jabar dari korupsi). Saya tertarik, karena Jabar masih tidak efisien. Masyarakatnya juga kurang sejahtera. Ini yang saya kira menjadi tantangan," katanya usai menyampaikan laporan hasil kekayaan pejabat negara (LHKPN) di Gedung KPK, Jakarta, Senin (12/11/2012).
Sekretaris Jenderal Transparancy International Indonesia (TII) itu menjelaskan, penerimaan dirinya terhadap pinangan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) untuk mendapingi Rieke Diah Pitaloka adalah sebuah pilihan untuk memperbaiki birokrasi yang selama ini dinilai buruk oleh publik.
"Beginilah, ini kan soal pilihan. Saya berpikir ini satu eksperimentasi baru untuk mecoba memulai dari dalam birokrasi. Saya kira kalau mau melakukan perubahan, perubahan dari dalam birokrasi," ujarnya.
Saat dimintai konfirmasi, apakah seburuk itukah birokrat Indonesia, dia menuturkan tidak juga. Dirinya mengaku, telah bertanya dan berdiskusi dengan Gubernur Provinsi DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi), ternyata dengan Jokowi mampu menjalankan roda pemerintahan.
"Kenapa kita enggak bisa? Kalau misalnya ada kota-kota lain, Solo bagus. Nanti Jokowi beresin Jakarta misalnya bagus," ujarnya.
Di sisi lain, dia mengaku dirinya dan Rieke memiliki program kerakyatan yang diusung untuk masyarakat Jabar. Beberapa programnya seperti memberikan pelayanan kesehatan gratis, pelayanan pendidikan bagi rakyat miskin.
"Ibu Rieke akan turun ke bawah seperti Pak Jokowi dan saya akan tanggung jawab untuk kelas menengah ke atas," ungkapnya.
Teten menuturkan, berdasarkan data terakhir yakni tahun 2007, kekayaan yang dimilikinya sekitar Rp500 juta. "Laporan LHKPN ini untuk pendaftaran pencalonan saya sebagai calon wakil Gubernur Jabar," tandasnya.
"Iya (saya akan membersihkan Jabar dari korupsi). Saya tertarik, karena Jabar masih tidak efisien. Masyarakatnya juga kurang sejahtera. Ini yang saya kira menjadi tantangan," katanya usai menyampaikan laporan hasil kekayaan pejabat negara (LHKPN) di Gedung KPK, Jakarta, Senin (12/11/2012).
Sekretaris Jenderal Transparancy International Indonesia (TII) itu menjelaskan, penerimaan dirinya terhadap pinangan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) untuk mendapingi Rieke Diah Pitaloka adalah sebuah pilihan untuk memperbaiki birokrasi yang selama ini dinilai buruk oleh publik.
"Beginilah, ini kan soal pilihan. Saya berpikir ini satu eksperimentasi baru untuk mecoba memulai dari dalam birokrasi. Saya kira kalau mau melakukan perubahan, perubahan dari dalam birokrasi," ujarnya.
Saat dimintai konfirmasi, apakah seburuk itukah birokrat Indonesia, dia menuturkan tidak juga. Dirinya mengaku, telah bertanya dan berdiskusi dengan Gubernur Provinsi DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi), ternyata dengan Jokowi mampu menjalankan roda pemerintahan.
"Kenapa kita enggak bisa? Kalau misalnya ada kota-kota lain, Solo bagus. Nanti Jokowi beresin Jakarta misalnya bagus," ujarnya.
Di sisi lain, dia mengaku dirinya dan Rieke memiliki program kerakyatan yang diusung untuk masyarakat Jabar. Beberapa programnya seperti memberikan pelayanan kesehatan gratis, pelayanan pendidikan bagi rakyat miskin.
"Ibu Rieke akan turun ke bawah seperti Pak Jokowi dan saya akan tanggung jawab untuk kelas menengah ke atas," ungkapnya.
Teten menuturkan, berdasarkan data terakhir yakni tahun 2007, kekayaan yang dimilikinya sekitar Rp500 juta. "Laporan LHKPN ini untuk pendaftaran pencalonan saya sebagai calon wakil Gubernur Jabar," tandasnya.
(mhd)