Banjir rendam 72 rumah
Sabtu, 27 Oktober 2012 - 22:45 WIB

Banjir rendam 72 rumah
A
A
A
Sindonews.com – Banjir menerjang puluhan rumah di kawasan perkampungan padat penduduk, Kampung Jambansari RT01/11, Kelurahan Sukakarya, Kecamatan Tarogong Kidul, Kabupaten Garut.
Tercatat, sebanyak 72 rumah terendam banjir dalam peristiwa yang terjadi sekira pukul 15.00 WIB tersebut.
“Tidak ada korban jiwa. Tapi banjir menyebabkan air masuk ke pemukiman. Bukan hanya rumah, lahan pertanian dan kolam ikan milik warga beberapa diantaranya rusak akibat banjir,” kata Ketua RW 11Kampung Jambansari Aep, di lokasi banjir, Sabtu (27/10/2012).
Menurut Aep, peristiwa ini disebabkan ambrolnya tebing sawah sepanjang 300 meter saat hujan deras mengguyur sekira pukul 14.30 WIB. Material lumpur sawah dan tanah di atas tebing setinggi 8 meter di lokasi tersebut, kemudian jatuh dan menutupi saluran air Pasir Junti yang tepat berada di bawahnya.
“Di waktu yang sama, kondisi air dalam saluran sedang deras. Material lumpur dan tanah dari tebing seketika menyumbat saluran. Akan tetapi karena arus air kiriman dari Pasir Junti sangat kuat, luapan pun terjadi. Akibatnya, dinding saluran air sepanjang 30 meter jebol. Air pun akhirnya masuk ke permukiman warga,” ujarnya.
Aep menuturkan, kawasan perkampungannya memang selalu menjadi langganan banjir di setiap musim hujan. Namun banjir kemarin, merupakan peristiwa terparah yang dialami warga Kampung Jambansari.
“Hingga kini, saya belum bisa menyimpulkan berapa kerugian materi akibat banjir kali ini. Hanya memang, peristiwa banjir ini adalah yang terparah di mana air setinggi lutut orang dewasa sampai masuk ke rumah. Dinding saluran air yang baru rampung dibangun Agustus 2011 lalu juga sampai ikut jebol,” jelasnya.
Seorang warga Kampung Jambansari Nurhayati (50) menuturkan, terjangan banjir ke kawasan perkampungan tempat ia tinggal sempat membuat panik seluruh warga. Dalam keadaan hujan, dia dan anggota keluarganya sibuk mengevakuasi perabot rumah tangganya ke lokasi yang lebih aman agar terhindar dari genangan air.
“Barang-barang elektronik seperti TV, radio, serta kasur didahulukan. Setelah itu pakaian dan peralatan dapur. Banjirnya terjadi seketika. Awalnya, kami kira tidak akan separah ini. Tapi kenyataannya tidak. Rumah dan gang di kampung tempat kami tinggal mendadak seperti sungai yang berair deras,” tuturnya.
Sementara itu, Camat Tarogong Kidul Otto Iskandar mengatakan, pihaknya telah menginstruksikan aparat pemerintahan di kecamatannya untuk melakukan pengecekan ke lokasi. Dia mengimbau, agar warga dapat selalu memantau perkembangan pasca kejadian banjir tersebut.
“Air berangsur-angsur surut sekira pukul 18.00 WIB. Untuk sementara, kami masih menginventarisir dampak peristiwa itu. Dikhawatirkan, kejadian yang sama juga terjadi di wilayah lain,” tandasnya.
Tercatat, sebanyak 72 rumah terendam banjir dalam peristiwa yang terjadi sekira pukul 15.00 WIB tersebut.
“Tidak ada korban jiwa. Tapi banjir menyebabkan air masuk ke pemukiman. Bukan hanya rumah, lahan pertanian dan kolam ikan milik warga beberapa diantaranya rusak akibat banjir,” kata Ketua RW 11Kampung Jambansari Aep, di lokasi banjir, Sabtu (27/10/2012).
Menurut Aep, peristiwa ini disebabkan ambrolnya tebing sawah sepanjang 300 meter saat hujan deras mengguyur sekira pukul 14.30 WIB. Material lumpur sawah dan tanah di atas tebing setinggi 8 meter di lokasi tersebut, kemudian jatuh dan menutupi saluran air Pasir Junti yang tepat berada di bawahnya.
“Di waktu yang sama, kondisi air dalam saluran sedang deras. Material lumpur dan tanah dari tebing seketika menyumbat saluran. Akan tetapi karena arus air kiriman dari Pasir Junti sangat kuat, luapan pun terjadi. Akibatnya, dinding saluran air sepanjang 30 meter jebol. Air pun akhirnya masuk ke permukiman warga,” ujarnya.
Aep menuturkan, kawasan perkampungannya memang selalu menjadi langganan banjir di setiap musim hujan. Namun banjir kemarin, merupakan peristiwa terparah yang dialami warga Kampung Jambansari.
“Hingga kini, saya belum bisa menyimpulkan berapa kerugian materi akibat banjir kali ini. Hanya memang, peristiwa banjir ini adalah yang terparah di mana air setinggi lutut orang dewasa sampai masuk ke rumah. Dinding saluran air yang baru rampung dibangun Agustus 2011 lalu juga sampai ikut jebol,” jelasnya.
Seorang warga Kampung Jambansari Nurhayati (50) menuturkan, terjangan banjir ke kawasan perkampungan tempat ia tinggal sempat membuat panik seluruh warga. Dalam keadaan hujan, dia dan anggota keluarganya sibuk mengevakuasi perabot rumah tangganya ke lokasi yang lebih aman agar terhindar dari genangan air.
“Barang-barang elektronik seperti TV, radio, serta kasur didahulukan. Setelah itu pakaian dan peralatan dapur. Banjirnya terjadi seketika. Awalnya, kami kira tidak akan separah ini. Tapi kenyataannya tidak. Rumah dan gang di kampung tempat kami tinggal mendadak seperti sungai yang berair deras,” tuturnya.
Sementara itu, Camat Tarogong Kidul Otto Iskandar mengatakan, pihaknya telah menginstruksikan aparat pemerintahan di kecamatannya untuk melakukan pengecekan ke lokasi. Dia mengimbau, agar warga dapat selalu memantau perkembangan pasca kejadian banjir tersebut.
“Air berangsur-angsur surut sekira pukul 18.00 WIB. Untuk sementara, kami masih menginventarisir dampak peristiwa itu. Dikhawatirkan, kejadian yang sama juga terjadi di wilayah lain,” tandasnya.
(rsa)