Stres terlilit hutang, Iwan gantung diri

Stres terlilit hutang, Iwan gantung diri
A
A
A
Sindonews.com - Tak kuat menanggung beban hidup, Iwan Ridwan (42) nekat mengakhiri hidupnya dengan cara gantung diri. Diduga Iwan stres karena kondisi ekonominya yang tidak stabil serta hutang yang menumpuk.
Iwan warga Kampung Cerewed Desa Sukadamai, Kecamatan Cikupa, Kabupaten Tangerang ini ditemukan anaknya Wildan (20) sudah tergantung di plafon rumahnya.
Selanjutnya, Wildan melaporkan peristiwa ini ke polisi. Namun keluarga menolak jenazah Iwan di otopsi.
"Anaknya yang pertama menemukan jenazah korban menggantung di plafon bagian kamar. Ia menggunakan tali sepatu berwarna merah untuk mengakhiri hidupnya," kata Kasi Humas Polsek Cikupa, Aipda Ngadiyon, Kamis (4/10/2012).
Ngadiyon mengatakan bahwa pihak keluarga menolak untuk melakukan otopsi pada tubuh korban. "Saat dilaporkan jenazahnya sudah dimandikan dan dikafankan, keluarga tidak mau diotopsi," ucapnya lagi.
Berdasarkan informasi yang didapat polisi, korban nekad mengakhiri hidupnya karena stress terlilit hutang. Ditambah lagi kondisi ekonomi korban yang sedang tidak stabil.
Iwan warga Kampung Cerewed Desa Sukadamai, Kecamatan Cikupa, Kabupaten Tangerang ini ditemukan anaknya Wildan (20) sudah tergantung di plafon rumahnya.
Selanjutnya, Wildan melaporkan peristiwa ini ke polisi. Namun keluarga menolak jenazah Iwan di otopsi.
"Anaknya yang pertama menemukan jenazah korban menggantung di plafon bagian kamar. Ia menggunakan tali sepatu berwarna merah untuk mengakhiri hidupnya," kata Kasi Humas Polsek Cikupa, Aipda Ngadiyon, Kamis (4/10/2012).
Ngadiyon mengatakan bahwa pihak keluarga menolak untuk melakukan otopsi pada tubuh korban. "Saat dilaporkan jenazahnya sudah dimandikan dan dikafankan, keluarga tidak mau diotopsi," ucapnya lagi.
Berdasarkan informasi yang didapat polisi, korban nekad mengakhiri hidupnya karena stress terlilit hutang. Ditambah lagi kondisi ekonomi korban yang sedang tidak stabil.
(ysw)