Puluhan hektar sawah tak bisa digarap
Rabu, 03 Oktober 2012 - 21:56 WIB

Puluhan hektar sawah tak bisa digarap
A
A
A
Sindonews.com - Puluhan hektar sawah tadah hujan di wilayah Kecamatan Kota Muaraenim terbengkalai. Pasalnya, musim kemarau telah membuat sawah menjadi kering dan tidak bisa di panen.
Salah seorang petani di Desa Karang Raja, Kecamatan Kota Muaraenim, Siswono mengatakan, sawah baru dapat di garap kembali sekitar November mendatang. Sebab, di perkirakan pada bulan tersebut sudah masuk musim penghujan.
Sehingga, petakan sawah akan kembali terisi air. Dalam hal ini, penanaman padi memang sangat bergantung dengan alam. Bila musim hujan lebih lama, maka para petani dapat bercocok tanam hingga dua kali setahun. Namun, bila curah hujan rendah, petani hanya dapat bercocok tanam sekali setahun.
"Sawah tadah hujan ini, sangat tergantung dengan curah hujan. Karena sekarang kondisinya sedang kemarau jadi sawah tidak bisa di garap karena kering. Mungkin, November nanti sudah masuk musim hujan. Mudah-mudahan saja sawah sudah bisa di garap," ujar Siswono di Desa Karang Raja, Muaraenim, Rabu (3/10/2012).
Menurut Siswono, di perkirakan masa tanam padi tahun ini bagi para petani tidak dapat di lakukan secara serentak. Pasalnya, ada sejumlah petak sawah petani yang belum terisi air.
"Namanya tergantung kondisi alam. Kadang-kadang walaupun hujannya sudah ada, ternyata kenyataannya tidak semua sawah langsung terisi air. Mungkin tergantung daya serap tanah dan ketinggian," ucap dia.
Senada dengan Siswono, petani lain Mahmud menuturkan, sawah kekeringan merupakan hal yang biasa dialami petani tadah hujan. Sebab, hal ini merupakan peristiwa yang selalu terjadi setiap tahun. Untuk itu, pihaknya berharap kedepan, akan ada bantuan pembuatan irigasi dari Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Muaraenim.
"Kalau terbengkalai seperti ini sudah biasa. Untuk itu, kami berharap ada bantuan pembuatan irigasi dari pemerintah. Supaya pengolahan sawah kita tidak tergantung dengan musim," harap Mahmud.
Sementara itu, Kepala Kepala Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Holtikultura Said Ali menuturkan, puluhan lahan sawah saat ini mengalami kekeringan. Hal ini, akibat musim kemarau yang saat ini sedang melanda. Biasanya, para petani akan mengantisipasi kekeringan dengan memompa air dari sungai. Karena tiap desa biasanya sudah mempunyai pompa air. Sehingga, mereka tidak begitu panik saat musim kemarau melanda.
“Biasanya para petani jika kekeringan akan memompa air dari sungai. Tetapi, bila jarak antara sawah dan sungai tidak terjangkau oleh selang air yang mereka punya. Maka, mereka pasti akan mengalami kekeringan,” ucapnya.
Salah seorang petani di Desa Karang Raja, Kecamatan Kota Muaraenim, Siswono mengatakan, sawah baru dapat di garap kembali sekitar November mendatang. Sebab, di perkirakan pada bulan tersebut sudah masuk musim penghujan.
Sehingga, petakan sawah akan kembali terisi air. Dalam hal ini, penanaman padi memang sangat bergantung dengan alam. Bila musim hujan lebih lama, maka para petani dapat bercocok tanam hingga dua kali setahun. Namun, bila curah hujan rendah, petani hanya dapat bercocok tanam sekali setahun.
"Sawah tadah hujan ini, sangat tergantung dengan curah hujan. Karena sekarang kondisinya sedang kemarau jadi sawah tidak bisa di garap karena kering. Mungkin, November nanti sudah masuk musim hujan. Mudah-mudahan saja sawah sudah bisa di garap," ujar Siswono di Desa Karang Raja, Muaraenim, Rabu (3/10/2012).
Menurut Siswono, di perkirakan masa tanam padi tahun ini bagi para petani tidak dapat di lakukan secara serentak. Pasalnya, ada sejumlah petak sawah petani yang belum terisi air.
"Namanya tergantung kondisi alam. Kadang-kadang walaupun hujannya sudah ada, ternyata kenyataannya tidak semua sawah langsung terisi air. Mungkin tergantung daya serap tanah dan ketinggian," ucap dia.
Senada dengan Siswono, petani lain Mahmud menuturkan, sawah kekeringan merupakan hal yang biasa dialami petani tadah hujan. Sebab, hal ini merupakan peristiwa yang selalu terjadi setiap tahun. Untuk itu, pihaknya berharap kedepan, akan ada bantuan pembuatan irigasi dari Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Muaraenim.
"Kalau terbengkalai seperti ini sudah biasa. Untuk itu, kami berharap ada bantuan pembuatan irigasi dari pemerintah. Supaya pengolahan sawah kita tidak tergantung dengan musim," harap Mahmud.
Sementara itu, Kepala Kepala Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Holtikultura Said Ali menuturkan, puluhan lahan sawah saat ini mengalami kekeringan. Hal ini, akibat musim kemarau yang saat ini sedang melanda. Biasanya, para petani akan mengantisipasi kekeringan dengan memompa air dari sungai. Karena tiap desa biasanya sudah mempunyai pompa air. Sehingga, mereka tidak begitu panik saat musim kemarau melanda.
“Biasanya para petani jika kekeringan akan memompa air dari sungai. Tetapi, bila jarak antara sawah dan sungai tidak terjangkau oleh selang air yang mereka punya. Maka, mereka pasti akan mengalami kekeringan,” ucapnya.
(mhd)