TNI diminta ada di depan hadapi teroris

Rabu, 12 September 2012 - 19:27 WIB
TNI diminta ada di depan...
TNI diminta ada di depan hadapi teroris
A A A
Sindonews.com - Dalam menanggulangi aksi teroris di Tanah Air, Tentara Nasional Indonesia (TNI), diharapkan bisa berada di posisi terdepan. TNI harus mampu bekerja sama dengan pihak kepolisian untuk mengungkap jaringan teroris di Indonesia.

Ketua Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI Irman Gusman mengharapkan TNI mampu berada di depan menghadapi masalah radikalisme dan pandangan ekstrem yang terjadi di tanah air. Tentu saja hal itu harus dilakukan bersama-sama dengan Polri.

“Kalau teroris itu dianggap menjadi ancaman negara kita, dia harus hadir melalui instrumennya. TNI harus bersama-sama Polri, sebab keduanya kan sama-sama alat negara,” ujar Irman Gusman setelah acara pucak peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) Forum Kumunikasi Putra-Putri Purnawirawan dan Putra-Putri TNI-Polri (FKPPI) di Gramedia Expo, Surabaya, Jawa Timur (Jatim), Rabu (12/9/2012).

Menurutnya, antara TNI dan Polri punya peran berbeda. Peran TNI lebih pada pengamanan negara, sedangkan Polri pada masalah ketertiban.

Ketika terorisme menjadi salah satu ancaman negara yang bisa merongrong Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) maka dibutuhkan peran TNI melalui instrumennya.

“Perlu tidaknya itukan masalah kebutuhan dan TNI siap untuk membantu menjaga negara. Sedangkan Polri mampu menjaga keamanan dan ketertiban masyarakat, tentu kita akan dorong untuk menciptakan keamanan, kalau masalah lainnya kita bisa melakukan imbauan,” paparnya.

Dia mengungkapkan, meski dari sudut pandang masyarakat umum, peran TNI dalam penanganan terorisme dinilai belum nampak, namun sebenarnya TNI sudah terjun dan turut serta dalam masalah tersebut. Setidaknya keterlibatan TNI ini melalui instrumen yang ada di dalamnya.

Lebih lanjut, Irman menjelaskan, yang paling penting adalah bagaimana TNI dan Polri bekerja sama dan saling koordinasi. Tentunya TNI punya tugas khusus dalam intelijen negara. Tugas khusus lainnya yaitu bagaimana meredam radikalisasi melalui organ-organ yang ada di TNI itu sendiri.

Permasalahan terorisme, juga harus dilihat dari akar masalahnya. Irman menyebutkan sebenarnya akar terorisme bermula dari masalah kesenjangan dalam bidang pendidikan, ekonomi dan sebagainya. Kemudian juga akar masalah kemiskinan dan wasasan. Sehingga untuk menangani masalah tersebut tidak bisa hanya Polri semata.

Dia menilai selama ini Densus 88 sudah bekerja maksimal dalam meredam dan memberantas aksi aksi radikalisme teroris. Namun permasalahan yang satu itu terus bermunculan, sebab masyarakat Indonesia masih jauh dari tuntasnya masalah kesenjangan, kemiskinan dan lainnya.

“Jadi kalau ingin menyelesaikan masalah tersebut, maka kita dituntut untuk menyelesaikan masalah lainnya. Kemiskinan, kesenjangan, dan kehidupan seperti yang dinyatakan FKPPI itulah yang harus kita amankan,” tandasnya.
(azh)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.1121 seconds (0.1#10.140)