Kemarau, nelayan sulit tangkap ikan

Kemarau, nelayan sulit tangkap ikan
A
A
A
Sindonews.com - Musim kemarau panjang tidak hanya membuat kalangan petani padi nganggur. Para nelayan yang ada di wilayah pesisir Kabupaten Bangkalan, juga kena imbas datanya musim kemarau panjang kali ini. Setidaknya, hasil tangkapan ikan yang didapat kurang maksimal.
Para nelayan, khususnya yang ada di Kecamatan Tanjung Bumi, sulit mendapat tangkapan ikan besar. Beberapa bulan terakhir, tangkapan ikan yang diperoleh, selain sangat sedikit, juga hanya mendapat ikan dengan ukuran yang kecil. Hal itu berimbas pada penghasilan para nelayan, karena nilai jual ikan murah.
Mashudi, salah satu nelayan asal Kecamatan Tanjung Bumi, Kabupaten Bangkalan, menyatakan, hasil tangkapan ikan tahun ini berbeda dengan tahun lalu. Dia mengaku sulit untuk mendapat ikan yang berukuran besar, seperti tongkol dan lajur, karena faktor cuaca yang cukup panas dan terkadang diseratai ombal cukup tinggi.
“Kalaupun dapat, paling ikan dengan ukuran kecil yang harganya cukup murah sekali. Sebab, sulit mendapat ikan yang besar,” ujar Mashudi menjelaskan kepada wartawan, Minggu (2/9/2012).
Mashudi menjelaskan, yang membedakan dengan tahun sebelumnya, hasil tangkapan ikan laut saat ini hanya berukuran antara 15-25 sentimeter. Sebaliknya, untuk tangkapan ikan besar semakin langka, meskipun dapat, jumlahnya bisa dihitung dengan jari tangan.
Menurutnya, ikan besar sebagai salah satu andalan nelayan untuk memperoleh keuntungan yang lebih besar, sangat jarang didapat oleh nelayan. Terhitung, sejak bulan puasa lalu seakan-akan ikan laut dengan ukuran besar di perairan Bangkalan menghilang dan sulit didapat.
“Apa mungkin karena tidak tahan dengan iklim kemarau, sehingga ikan besar melakukan imigrasi ke daerah lain. Saya kurang tahu mas,” ujarnya.
Dia menambahkan, hasil dari tangkapan selama melaut, hanya cukup untuk memenuhi kebutuhan pokok seperti membeli sembako dan solar perahu. Tidak ada keuntungan yang bisa ditabung, apalagi kalau sudah terkena ombak tinggi dan angin kencang, dia lebih memilih tidak beraktifitas di laut.
“Kalau seperti sekarang ini, ombak besar dan angin kencang. Kami banyak yang tidak melaut dan di rumah saja,” ungkapnya.
Sementara itu, Camat Tanjung Bumi, A. Hadi, membenarkan apa yang dikeluhkan oleh kalangan nelayan tersebut. Dia menilai, dari segi ukuran ikan memang benar kalau yang didapat sangat kecil. Cuma, bila dilihat dari soal pasokan ikan segar untuk memenuhi kebutuhan warga, dia menilai tangkapan nelayan masih cukup melimpah ruah.
“Bahkan hasil tangkapan ikan nelayan di sini, sampai ada yang dijual sampai ke luar seperti Pasar Arosbaya dan kota Bangkalan,” ucapnya.
Para nelayan, khususnya yang ada di Kecamatan Tanjung Bumi, sulit mendapat tangkapan ikan besar. Beberapa bulan terakhir, tangkapan ikan yang diperoleh, selain sangat sedikit, juga hanya mendapat ikan dengan ukuran yang kecil. Hal itu berimbas pada penghasilan para nelayan, karena nilai jual ikan murah.
Mashudi, salah satu nelayan asal Kecamatan Tanjung Bumi, Kabupaten Bangkalan, menyatakan, hasil tangkapan ikan tahun ini berbeda dengan tahun lalu. Dia mengaku sulit untuk mendapat ikan yang berukuran besar, seperti tongkol dan lajur, karena faktor cuaca yang cukup panas dan terkadang diseratai ombal cukup tinggi.
“Kalaupun dapat, paling ikan dengan ukuran kecil yang harganya cukup murah sekali. Sebab, sulit mendapat ikan yang besar,” ujar Mashudi menjelaskan kepada wartawan, Minggu (2/9/2012).
Mashudi menjelaskan, yang membedakan dengan tahun sebelumnya, hasil tangkapan ikan laut saat ini hanya berukuran antara 15-25 sentimeter. Sebaliknya, untuk tangkapan ikan besar semakin langka, meskipun dapat, jumlahnya bisa dihitung dengan jari tangan.
Menurutnya, ikan besar sebagai salah satu andalan nelayan untuk memperoleh keuntungan yang lebih besar, sangat jarang didapat oleh nelayan. Terhitung, sejak bulan puasa lalu seakan-akan ikan laut dengan ukuran besar di perairan Bangkalan menghilang dan sulit didapat.
“Apa mungkin karena tidak tahan dengan iklim kemarau, sehingga ikan besar melakukan imigrasi ke daerah lain. Saya kurang tahu mas,” ujarnya.
Dia menambahkan, hasil dari tangkapan selama melaut, hanya cukup untuk memenuhi kebutuhan pokok seperti membeli sembako dan solar perahu. Tidak ada keuntungan yang bisa ditabung, apalagi kalau sudah terkena ombak tinggi dan angin kencang, dia lebih memilih tidak beraktifitas di laut.
“Kalau seperti sekarang ini, ombak besar dan angin kencang. Kami banyak yang tidak melaut dan di rumah saja,” ungkapnya.
Sementara itu, Camat Tanjung Bumi, A. Hadi, membenarkan apa yang dikeluhkan oleh kalangan nelayan tersebut. Dia menilai, dari segi ukuran ikan memang benar kalau yang didapat sangat kecil. Cuma, bila dilihat dari soal pasokan ikan segar untuk memenuhi kebutuhan warga, dia menilai tangkapan nelayan masih cukup melimpah ruah.
“Bahkan hasil tangkapan ikan nelayan di sini, sampai ada yang dijual sampai ke luar seperti Pasar Arosbaya dan kota Bangkalan,” ucapnya.
(azh)