Syiah di Sampang bukan aliran sesat
Senin, 27 Agustus 2012 - 22:47 WIB

Syiah di Sampang bukan aliran sesat
A
A
A
Sindonews.com - Perdebatan Aliran Syiah di Indonesia kian tak berujung. Akan tetapi, pengamat dari Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Sunan Ampel Surabaya menegaskan Syiah bukanlah aliran Syiah
Rektor Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Sunan Ampel Surabaya Prof. Dr Abdu A'la menyebut bahwa aliran Syiah di Kabupaten Sampang tidak sesat. Menurut A'la, jika Syiah dianggap sesat tentunya akan berimbas kepada negara Iran. Sebab negara di bawah pimpinan Presiden Ahmadinejad ini mayoritas adalah penganut Syiah.
"Negara Iran itu mayoritas Syiah dan sudah dianggap negara Islam", kata A'la menjelaskan kepada wartawan, Senin (27/8/2012).
Ia mengatakan, memang ada banyak aliran Syiah yang berkembang di dunia ini. Namun ada satu aliran Syiah yang sesat yakni Syiah Ghulam.
"Syiah Ghulam tidak ada di Indonesia. Yang di Sampang itu bukan Syiah Ghulam," tegasnya.
Menurutnya, konflik yang melibatkan komunitas Syiah bukan karena perbedaan keyakinan melainkan ada faktor-faktor lain, seperti konflik politik maupun keluarga.
"Seperti peristiwa terbunuhnya cucu Nabi Muhammad SAW, Husaein bin Ali serta peperangan antara Muawiyah dan Ahlul Bait yang semuanya bernuansa politik," paparnya.
Terhadap konflik Syiah di Desa Karang Gayam dan Bluuran itu, A'la minta kepada pemerintah untuk tidak gegabah melakukan relokasi warga di kawasan tersebut. Sebab, dengan relokasi warga Syiah ini akan menjadikan komunitas Syiah semakin eksklusif.
"Kalau sudah demikian malah akan berbahaya," tukasnya.
Rektor Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Sunan Ampel Surabaya Prof. Dr Abdu A'la menyebut bahwa aliran Syiah di Kabupaten Sampang tidak sesat. Menurut A'la, jika Syiah dianggap sesat tentunya akan berimbas kepada negara Iran. Sebab negara di bawah pimpinan Presiden Ahmadinejad ini mayoritas adalah penganut Syiah.
"Negara Iran itu mayoritas Syiah dan sudah dianggap negara Islam", kata A'la menjelaskan kepada wartawan, Senin (27/8/2012).
Ia mengatakan, memang ada banyak aliran Syiah yang berkembang di dunia ini. Namun ada satu aliran Syiah yang sesat yakni Syiah Ghulam.
"Syiah Ghulam tidak ada di Indonesia. Yang di Sampang itu bukan Syiah Ghulam," tegasnya.
Menurutnya, konflik yang melibatkan komunitas Syiah bukan karena perbedaan keyakinan melainkan ada faktor-faktor lain, seperti konflik politik maupun keluarga.
"Seperti peristiwa terbunuhnya cucu Nabi Muhammad SAW, Husaein bin Ali serta peperangan antara Muawiyah dan Ahlul Bait yang semuanya bernuansa politik," paparnya.
Terhadap konflik Syiah di Desa Karang Gayam dan Bluuran itu, A'la minta kepada pemerintah untuk tidak gegabah melakukan relokasi warga di kawasan tersebut. Sebab, dengan relokasi warga Syiah ini akan menjadikan komunitas Syiah semakin eksklusif.
"Kalau sudah demikian malah akan berbahaya," tukasnya.
(azh)