Suasana di Desa Karang Gayam masih mencekam
Minggu, 26 Agustus 2012 - 17:04 WIB

Suasana di Desa Karang Gayam masih mencekam
A
A
A
Sindonews.com - Situasi di Desa Karang Gayam, Kecamatan Omben dan Desa Bluuran Kecamatan Karang Penang, Kabupaten Sampang, Jawa Timur (Jatim) masih tegang pascapembakaran. Puluhan korban luka harus ditampung di SD Karang Gayam dengan menjalani minimnya pertolongan. Bahkan, ada satu korban sekarat terkena sabetan celurit.
Menurut Kulsum warga Dusun Nangkernaeng Desa Karang Gayam Kecamatan Omben, Sampang, sejumlah korban kerusuhan tersebut masih ditampung di SDN Karang Gayam dan rumah milik warga Syiah. Para korban ini terpaksa harus bersabar karena minimnya peralatan medis.
"Kondisi lokasi masih tegang. Api masih menyala di sejumlah rumah yang dibakar itu. Mereka yang luka masih ditampung," kata istri Ustadz Tajul Muluk, Minggu (26/8/2012).
Ia menjelaskan, kejadian itu berlangsung di kompleks Ponpes Syiah yang sebelumnya pernah terjadi pembakaran pada Desember 2011 silam. Di tempat tersebut, warga Syiah mendirikan rumah dari bambu. Ternyata, meski berdiri di kompleks Ponpes ternyata memicu kemarahan warga Intoleran.
"Rumah dari bambu yang kami dirikan dibakar itu," katanya.
Saat kerusuhan berlangsung tidak ada aparat kepolisian di lokasi. Padahal, pihaknya telah melaporkan kejadian itu ke Polres Sampang namun tidak ada tanggapan.
"Sebelum kejadian ini kami sudah lapor tapi tidak ada tanggapan hingga akhirnya terjadi kerusuhan ini. Saat ini Polisi sudah datang di lokasi," tandasnya.
Seperti diberitakan sebelumnya, kerusuhan di perkampungan Syiah kembali pecah pada Minggu (26/8/2012) sekitar pukul 11.00 WIB. Sejumlah massa melakukan pembakaran rumah milik warga Syiah di Desa karang gayam kecamatan Omben dan Desa Bluuran Kecamatan Karang Penang Kabupaten Sampang. Hingga saat ini belum ada pernyataan resmi dari pihak kepolisian terkait tragedi yang mencoreng kemajemukan bangsa Indonesia itu.
Menurut Kulsum warga Dusun Nangkernaeng Desa Karang Gayam Kecamatan Omben, Sampang, sejumlah korban kerusuhan tersebut masih ditampung di SDN Karang Gayam dan rumah milik warga Syiah. Para korban ini terpaksa harus bersabar karena minimnya peralatan medis.
"Kondisi lokasi masih tegang. Api masih menyala di sejumlah rumah yang dibakar itu. Mereka yang luka masih ditampung," kata istri Ustadz Tajul Muluk, Minggu (26/8/2012).
Ia menjelaskan, kejadian itu berlangsung di kompleks Ponpes Syiah yang sebelumnya pernah terjadi pembakaran pada Desember 2011 silam. Di tempat tersebut, warga Syiah mendirikan rumah dari bambu. Ternyata, meski berdiri di kompleks Ponpes ternyata memicu kemarahan warga Intoleran.
"Rumah dari bambu yang kami dirikan dibakar itu," katanya.
Saat kerusuhan berlangsung tidak ada aparat kepolisian di lokasi. Padahal, pihaknya telah melaporkan kejadian itu ke Polres Sampang namun tidak ada tanggapan.
"Sebelum kejadian ini kami sudah lapor tapi tidak ada tanggapan hingga akhirnya terjadi kerusuhan ini. Saat ini Polisi sudah datang di lokasi," tandasnya.
Seperti diberitakan sebelumnya, kerusuhan di perkampungan Syiah kembali pecah pada Minggu (26/8/2012) sekitar pukul 11.00 WIB. Sejumlah massa melakukan pembakaran rumah milik warga Syiah di Desa karang gayam kecamatan Omben dan Desa Bluuran Kecamatan Karang Penang Kabupaten Sampang. Hingga saat ini belum ada pernyataan resmi dari pihak kepolisian terkait tragedi yang mencoreng kemajemukan bangsa Indonesia itu.
(azh)