Pemerintah siapkan Rp10 M untuk hujan buatan
A
A
A
Sindonews.com - Munculnya kabut asap akibat kebakaran hutan dan lahan beberapa hari ini membuat pemerintah melakukan antisipasi dengn membuat hujan buatan. Untuk rencana ini, pemerintah sudah menggelontorkn anggaran sebesar Rp 10 miliar.
Kegitan ini diadakan oleh Badan Penanggulan Bencana Nasional (BPBN) dan Badan Pengkajian dan PenerapanTeknologi (BPPT). Direktur Tanggap Darurat BNPB, Tri Budiarto mengatakan pembuatan hujan buatan ini bertujuan untuk menerapkan teknologi modifikasi cuaca agar tercipta hujan.
“Dengan adanya hujan buatan ini, nantinya kita harapkan tidak ada asap. Apalagi saat penyelenggaraan PON nantinnya,” katanya Senin (13/8/2012) di Pekanbaru.
Berdasarkan satelit NOA bahwa belakangan terakhir banyak muncul kabut asap disejumlah daerah. Sejak Januari hingga Agustus 2012 tercatat ada 15.392 titik api yang terdeteksi. Terbanyak ada di Riau dengan 3.486 titik api. Disusul Sumatera Selatan dengan 2.356 titi api. Kalimantan Barat 2.105, Jambi 1.341 titik api. Serta daerah lainnya.
“Untuk wilayah Pulau Sumatera hujan buatan dipusatkan di Riau. Sementara di Kalimantan yakni di Pontianak. Hujan buatan ini menggunakan satu pesawat jenis Cassa dan 2 helikopter untuk mengangkut dan menebar garam diudara. Kita sudah menganggarkan Rp 10 miliar untuk ini,” imbuhnya.
Kebakaran hutan dan lahan ini ada yang terjadi di hutan alam maupun di perusahaan Hutan Tanaman Industri (HTI) maupun diperkebunan kelapa sawit dan lahan masyakarat di Riau.
“Kita komit untuk melakukan pengolahan hutan tanpa membakar. Ini merupakan upaya proaktif untuk pengolahan hutan untuk meminimalisir kebakaran hutan,” kata Direktur Utama PT Riau Andalan Pulp and Paper (RAPP) Kusnan.
Kusnan menjelaskan, ancaman seriusnyang menyebabkan dilahan konversi banyak dilakukan oleh orang yang tidak bertanggungjawab. Untuk mengatasi itu perusahaan menggelar tim terpadu reaksi cepat perusahaan.
Perusahaan juga melakukan patroli diudara jika terjadi kebakaran.“Karena sejak dari tahun 2007 kita sudah menjadi anggota Fire Manajemen Actions Allieance yang dikoordinasikan oleh FOA,” tukasnya.
Kegitan ini diadakan oleh Badan Penanggulan Bencana Nasional (BPBN) dan Badan Pengkajian dan PenerapanTeknologi (BPPT). Direktur Tanggap Darurat BNPB, Tri Budiarto mengatakan pembuatan hujan buatan ini bertujuan untuk menerapkan teknologi modifikasi cuaca agar tercipta hujan.
“Dengan adanya hujan buatan ini, nantinya kita harapkan tidak ada asap. Apalagi saat penyelenggaraan PON nantinnya,” katanya Senin (13/8/2012) di Pekanbaru.
Berdasarkan satelit NOA bahwa belakangan terakhir banyak muncul kabut asap disejumlah daerah. Sejak Januari hingga Agustus 2012 tercatat ada 15.392 titik api yang terdeteksi. Terbanyak ada di Riau dengan 3.486 titik api. Disusul Sumatera Selatan dengan 2.356 titi api. Kalimantan Barat 2.105, Jambi 1.341 titik api. Serta daerah lainnya.
“Untuk wilayah Pulau Sumatera hujan buatan dipusatkan di Riau. Sementara di Kalimantan yakni di Pontianak. Hujan buatan ini menggunakan satu pesawat jenis Cassa dan 2 helikopter untuk mengangkut dan menebar garam diudara. Kita sudah menganggarkan Rp 10 miliar untuk ini,” imbuhnya.
Kebakaran hutan dan lahan ini ada yang terjadi di hutan alam maupun di perusahaan Hutan Tanaman Industri (HTI) maupun diperkebunan kelapa sawit dan lahan masyakarat di Riau.
“Kita komit untuk melakukan pengolahan hutan tanpa membakar. Ini merupakan upaya proaktif untuk pengolahan hutan untuk meminimalisir kebakaran hutan,” kata Direktur Utama PT Riau Andalan Pulp and Paper (RAPP) Kusnan.
Kusnan menjelaskan, ancaman seriusnyang menyebabkan dilahan konversi banyak dilakukan oleh orang yang tidak bertanggungjawab. Untuk mengatasi itu perusahaan menggelar tim terpadu reaksi cepat perusahaan.
Perusahaan juga melakukan patroli diudara jika terjadi kebakaran.“Karena sejak dari tahun 2007 kita sudah menjadi anggota Fire Manajemen Actions Allieance yang dikoordinasikan oleh FOA,” tukasnya.
(ysw)