Soal UKG cacat, peserta resah
Rabu, 01 Agustus 2012 - 15:15 WIB

Soal UKG cacat, peserta resah
A
A
A
Sindonews.com - Sejumlah soal Ujian Kompetensi Guru (UKG) di Kabupaten Garut cacat. Akibatnya, para guru yang menjadi peserta kebingungan saat mengisi soal dalam pelaksanaan ujian tersebut.
Kecacatan pada soal ini di antaranya adalah pilihan jawaban hanya bertuliskan deretan tanda seru dan kosongnya gambar dalam sebuah pertanyaan diagram. Hal tersebut, setidaknya membuat peserta resah akan hasil UKG yang telah diikutinya.
“Kami sangat khawatir. Tentu saja ketidaklengkapan pada soal yang kami kerjakan ini akan berdampak langsung pada hasil ujian nanti,” kata salah seorang guru peserta, Aep Saepudin menjelaskan kepada wartawan, (1/8/2012).
Guru SMAN 6 Garut ini pun mengungkapkan sejumlah soal mata pelajaran Bahasa Indonesia, Muatan Lokal, BPBK, dan PKN, tidak dapat diakses melalui komputer ujian. Aep pun meminta agar pihak yang berwenang segera melakukan evaluasi dan pembenahan.
“Bila dibiarkan seperti ini, bukan hanya membuat para guru khawatir, tapi juga menghamburkan waktu. Sangat disayangkan sekali, pelaksanaan UKG sebenarnya ditujukan untuk meningkatkan kualitas pengajar, namun harus terhambat oleh masalah teknis seperti ini,” ungkapnya.
Sementara itu, Pelaksana Teknis UKG Syarif Hidayat mengatakan, pelaksanaan UKG di Garut dilakukan dalam dua gelombang. Dijelaskan Syarif, UKG seharusnya bisa dilaksanakan pada Senin 30 Juli lalu.
“Namun, akibat server lokal belum bisa terhubung dengan baik dengan server pusat di Kementerian Pendidikan Nasional (Kemendiknas), pelaksanaan UKG di Garut baru terlaksana pada Selasa kemarin,” katanya.
Ia mengakui, terdapat beberapa masalah teknis pada pelaksanaan UKG di Garut. Karena permasalahan ini, para guru baru bisa mengerjakan 10 mata pelajaran saja.
“Karena seluruh mata pelajaran yang diujikan ada 14, jadi masih ada sisa yang belum diselesaikan. Melihat kondisi ini, pelaksanaan UKG diperkirakan bisa berlanjut hingga 6 Agustus mendatang. Terkait soal yang cacat, kami sudah informasikan ke pusat. Para guru yang jadi peserta juga sudah dibimbing oleh petugas,” jelasnya.
Kecacatan pada soal ini di antaranya adalah pilihan jawaban hanya bertuliskan deretan tanda seru dan kosongnya gambar dalam sebuah pertanyaan diagram. Hal tersebut, setidaknya membuat peserta resah akan hasil UKG yang telah diikutinya.
“Kami sangat khawatir. Tentu saja ketidaklengkapan pada soal yang kami kerjakan ini akan berdampak langsung pada hasil ujian nanti,” kata salah seorang guru peserta, Aep Saepudin menjelaskan kepada wartawan, (1/8/2012).
Guru SMAN 6 Garut ini pun mengungkapkan sejumlah soal mata pelajaran Bahasa Indonesia, Muatan Lokal, BPBK, dan PKN, tidak dapat diakses melalui komputer ujian. Aep pun meminta agar pihak yang berwenang segera melakukan evaluasi dan pembenahan.
“Bila dibiarkan seperti ini, bukan hanya membuat para guru khawatir, tapi juga menghamburkan waktu. Sangat disayangkan sekali, pelaksanaan UKG sebenarnya ditujukan untuk meningkatkan kualitas pengajar, namun harus terhambat oleh masalah teknis seperti ini,” ungkapnya.
Sementara itu, Pelaksana Teknis UKG Syarif Hidayat mengatakan, pelaksanaan UKG di Garut dilakukan dalam dua gelombang. Dijelaskan Syarif, UKG seharusnya bisa dilaksanakan pada Senin 30 Juli lalu.
“Namun, akibat server lokal belum bisa terhubung dengan baik dengan server pusat di Kementerian Pendidikan Nasional (Kemendiknas), pelaksanaan UKG di Garut baru terlaksana pada Selasa kemarin,” katanya.
Ia mengakui, terdapat beberapa masalah teknis pada pelaksanaan UKG di Garut. Karena permasalahan ini, para guru baru bisa mengerjakan 10 mata pelajaran saja.
“Karena seluruh mata pelajaran yang diujikan ada 14, jadi masih ada sisa yang belum diselesaikan. Melihat kondisi ini, pelaksanaan UKG diperkirakan bisa berlanjut hingga 6 Agustus mendatang. Terkait soal yang cacat, kami sudah informasikan ke pusat. Para guru yang jadi peserta juga sudah dibimbing oleh petugas,” jelasnya.
(azh)