Ribuan hektar sawah di Garut kekeringan
Senin, 23 Juli 2012 - 08:01 WIB

Ribuan hektar sawah di Garut kekeringan
A
A
A
Sindonews.com - 2.028 hektare persawahan dari 27 kecamatan di Kabupaten Garut mengalami retak-retak akibat kekeringan. Jumlah tersebut masih ditambah dengan 388 ha persawahan yang mengalami kerusakan ringan, dan sedang akibat kekeringan di musim kemarau tahun ini.
Kepala Dinas Tanaman Pangan dan Holtikultura (TPH) Kabupaten Garut Tatang Hidayat mengungkapkan, kekeringan pada areal persawahan di Garut saat ini tiga kali lebih cepat dibandingkan kekeringan yang terjadi di awal Juli 2012 lalu.
Ketika itu, sekira 500 ha persawahan mengalami kekeringan akibat musim kemarau yang terjadi di wilayah tersebut. Kekeringan sudah meluas. Berdasarkan pemantauan kami, peningkatannya sangat drastis," katanya kepada wartawan di garut, Jawa Barat, Minggu (22/7/2012).
Untuk itu, dia mengimbau kepada seluruh kelompok usaha pelayanan jasa alat (UPJA) mesin pertanian di Garut untuk segera menyewakan pompa airnya. Penyewaan peralatan pompa ini dimaksudkan untuk mengatasi kekeringan sawah warga.
Sementara itu, Kepala Bidang Produksi Tanaman Pangan Dinas TPH Kabupaten Garut Wawan Suherman menilai, kekeringan yang terjadi pada ribuan ha areal sawah di 27 kecamatan itu belum disebut sebagai kegagalan panen. Pasalnya, pihak Dinas TPH melalui seluruh kecamatan di Garut telah memberikan sosialisasi terhadap warga untuk mengantisipasi datangnya musim kemarau.
"Kami sudah berikan imbauan kepada warga agar menanami lahan sawah mereka dengan tanaman komoditas lain yang berusia pendek. Memang di beberapa lokasi ada sawah yang rusak, tapi bukan berarti Garut mengalami gagal panen untuk produksi padi," ujarnya.
Menurutnya, pihak Dinas TPH telah memerintahkan seluruh petugas pertanian di tiap kecamatan untuk melaporkan perkembangan areal persawahan setiap dua minggu sekali. Bukan hanya untuk memantau perkembangan ancaman kekeringan, hal ini juga dimaksudkan agar pemerintah dapat mencarikan solusi penanganan yang tepat.
"Data dari lapangan, nanti akan kami laporkan kembali ke tingkat Pemerintah Provinsi Jawa Barat," tukasnya.
Kepala Dinas Tanaman Pangan dan Holtikultura (TPH) Kabupaten Garut Tatang Hidayat mengungkapkan, kekeringan pada areal persawahan di Garut saat ini tiga kali lebih cepat dibandingkan kekeringan yang terjadi di awal Juli 2012 lalu.
Ketika itu, sekira 500 ha persawahan mengalami kekeringan akibat musim kemarau yang terjadi di wilayah tersebut. Kekeringan sudah meluas. Berdasarkan pemantauan kami, peningkatannya sangat drastis," katanya kepada wartawan di garut, Jawa Barat, Minggu (22/7/2012).
Untuk itu, dia mengimbau kepada seluruh kelompok usaha pelayanan jasa alat (UPJA) mesin pertanian di Garut untuk segera menyewakan pompa airnya. Penyewaan peralatan pompa ini dimaksudkan untuk mengatasi kekeringan sawah warga.
Sementara itu, Kepala Bidang Produksi Tanaman Pangan Dinas TPH Kabupaten Garut Wawan Suherman menilai, kekeringan yang terjadi pada ribuan ha areal sawah di 27 kecamatan itu belum disebut sebagai kegagalan panen. Pasalnya, pihak Dinas TPH melalui seluruh kecamatan di Garut telah memberikan sosialisasi terhadap warga untuk mengantisipasi datangnya musim kemarau.
"Kami sudah berikan imbauan kepada warga agar menanami lahan sawah mereka dengan tanaman komoditas lain yang berusia pendek. Memang di beberapa lokasi ada sawah yang rusak, tapi bukan berarti Garut mengalami gagal panen untuk produksi padi," ujarnya.
Menurutnya, pihak Dinas TPH telah memerintahkan seluruh petugas pertanian di tiap kecamatan untuk melaporkan perkembangan areal persawahan setiap dua minggu sekali. Bukan hanya untuk memantau perkembangan ancaman kekeringan, hal ini juga dimaksudkan agar pemerintah dapat mencarikan solusi penanganan yang tepat.
"Data dari lapangan, nanti akan kami laporkan kembali ke tingkat Pemerintah Provinsi Jawa Barat," tukasnya.
(lil)