Ramadan di lokalisasi Dolly

Jum'at, 20 Juli 2012 - 15:19 WIB
Ramadan di lokalisasi Dolly
Ramadan di lokalisasi Dolly
A A A
PARA pekerja seks komersial (PSK) di lokalisasi Dolly benar-benar menjalani cuti panjang. Selama sebulan penuh mereka harus absen melayani lelaki hidung belang yang tiap malam selalu datang mencari cinta sesaat. Semua pintu wisma kini ditutup, tulisan besar yang dicetak dalam kertas A3 memberitahukan kalau selama Bulan Ramadan ini tak melayani tamu.

Suara azan Isya masih menggema di Jalan Jarak. Kendaraan yang melintas di jalan selebar 4 meter itu lancar tanpa ada kemacetan. Lampu-lampu di dalam wisma gelap gulita, hanya tersisa lampu penerangan jalan yang memancarkan warna kuning yang memancar deras ke tiap sudut jalan.

Lantunan tembang Kangen yang dibawakan Dewa 19 nyaring terdengar dari warung kopi yang ada di sudut jalan. Tak ada lagi sahutan dangdut koplo yang biasanya diputar kencang di tiap wisma maupun tempat karaoke di lokalisasi terbesar di Asia Tenggara itu.

Dari kejauhan, keriuhan anak-anak yang belum genap 10 tahun terdengar lantang, mereka berteriak sambil meluncurkan tawa sekeras-kerasnya ketika naik kereta kelinci. Langgengnya jalanan membuat mereka lebih asyik bermain bersama teman-temannya yang kebetulan sedang libur sekolah, belajar pun ikut libur dan diisi permainan di pinggir jalan.

Satu-satunya hiburan bagi mereka malam itu hanya kereta kelinci. Gambar donald duck, paman gober, shaun the sheep sampai popeye si pelaut membuat mereka nyaman untuk duduk dan berkeliling di sepanjang Jalan Jarak dan perkampungan Dolly. Lagu Abang Tukang Bakso menjadi pengiring perjalanan mereka untuk melintasi malam.

Darto, salah satu tukang becak di lokalisasi hanya duduk diam sambil menyulut rokok di atas becaknya. Matanya tak berhenti memandangi keasyikan anak-anak yang saling bercengkrama dengan temannya. Sesekali kepalanya disandarkan ke tiang di belakang untuk melepas penat malam itu yang tak juga dapat penumpang.

“Kalau PSK-nya pergi, pendapatan becak juga pergi. Sepi, lha dari tadi sore enggak ada penumpang sama sekali,” ujarnya Jumat (20/7/2012).

Sebagian besar PSK di Dolly memang memilih untuk pulang kampung. Selama sebulan ke depan tak ada pekerjaan bagi mereka untuk mendulang uang.

“Kalau hari biasanya jam segini sudah dapat Rp20.000, ini malah cuma sore tadi saja dapat penumpang ibu yang mau pergi beli beras. Jadi cuma dapat Rp4.000,” sambungnya.

Beberapa pemilik wisma juga memanfaatkan libur Ramadan di Dolly untuk menjemur sofa. Tampak beberapa wisma meletakan sofa mereka di tepi jalan setelah dicuci dan dibersihkan. sofa-sofa yang sebagian besar berwarna mereka itu sudah lama tak dibersihkan. Apalagi lokalisasi Dolly selalu ramai dari serbuan para hidung belang dari dalam maupun luar kota.

Pemilik wisma lainnya juga sibuk memberihkan kaca maupun teras wisma yang penuh dengan debu. Momentum Ramadan yang tak lagi beroperasi dijadikan hari untuk membersihkan semua kotoran yang ada di wisma.

Kepala Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Irvan Widyanto menuturkan, semua wisma di lokalisasi Dolly sudah meneken kesepakatan untuk tutup selama Ramadan. Pihaknya pun menegakan aturan itu dengan terus menjaga lokalisasi di Surabaya.

Meskipun semua wisma sudah tutup, pihaknya tetap melaksanakan razia rutin dan penyisiran di tempat-tempat nongkrong yang dekat dengan lokalisasi. Utamanya lokasi yang rawan akan tindakan pelanggaran perda.

Ini adalah upaya penegakkan sejumlah perda. Misalnya, perda pariwisata yang menyinggung soal peredaran minuman keras, penyelenggaraan perlindungan anak, serta untuk mengantisipasi trafficking.

Sasaran dalam razia yang bakal dilakukan pada malam hari itu adalah penjualan miras oplosan, dan keberadaan anak di bawah umur di tempat rawan hingga larut. “Semuanya harus tetap diantisipasi, bisa saja kalau wismanya tutup ada PSK yang tetap beroperasi di luar,” jelasnya.

Semua itu, lanjutnya, memang dilakukan untuk menghormati pelaksanaan puasa di Bulan Ramadan. “Semua aturan sudah disepakati, ada juga perda yang mengatur, jadi kami tinggal melaksanakan saja,” imbuhnya.
(azh)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.9967 seconds (0.1#10.140)