Banjir, ribuan hektare sawah terancam puso

Minggu, 08 Juli 2012 - 07:52 WIB
Banjir, ribuan hektare sawah terancam puso
Banjir, ribuan hektare sawah terancam puso
A A A
Sindonews.com - Banjir yang menerjang empat Kelurahan dan delapan desa di Kecamatan Pitumpanua, Kabupaten Wajo, Sulawesi Selatan (Sulsel) menyisakan lumpur setebal 30 sentimeter di rumah warga. Sementara ribuan hektare sawah masyarakat di tiga Kecamatan di Kabupaten Sidrap yang ikut terendam banjir terancam gagal panen.

Kendati banjir sudah turun di Wilayah Kecamatan Pitumpanua Wajo, namun pagi tadi banjir menerjang Kecamatan Sabbangparu dan Kecamatan Belawa. Selain itu di Kabupaten Soppeng Banjir juga terjadi di Kelurahan Pajalesang, kelurahan Ujung, dan Desa Kebo Kecamatan Lilirilau, serta kelurahan batu-batu Kecamatan Marioriawa.

Bahkan Informasi yang diperoleh salah satu daerah di Keluarahan Cabbeng Kecamatan Lilirilau, Talepu sudah tidak bisa dilewati kendaraan. Diprediksi bila hujan tidak reda hingga hari ini diprediski banjir akan meluas.

"Air sungai Walennae baru meluap, kalau hujan tidak reda maka diprediksi banjir akan meluas," kata Kabag Humas Pemkab Soppeng Sarianto menjelaskan, Sabtu (7/7/2012).

Kabid Kesetiakawanan Sosial Dinass Sosisal Tenaga kerja dan Transmigrasi Kabupaten Wajo Sahran mengatakan setelah Kecamatan Pitumpanua, Banjir kembali menerjang Kecamatan Sabbangparu dan Kecamatan Belawa.

"Banjir di pitumpanua sudah turun, tapi tadi pagi dua kecamatan yakni Sabbangparu dan Belawa terjadi banjir. Khusus di belawa diakibatkan adanya tanggul bobol, dan tadi kami sudah mengirim tiga ribu lembar karungdan sembako untuk kerja bakti menutup tanggul yang jebol," katanya.

Pihaknya melansir kerugian akibat bobolnya empat tanggul di Belawa kemarin, di taksir Rp1,5 miliar

untuk pertanaman padi dan untuk pertanaman, palawija/holtikulturakerugian ditaksir Rp525 juta jumlah kerugian di taksir Rp2 miliar lebih.

Sementara itu Camat pitumpanua Kabupaten Wajo mengatakan kendati banjir di daerahnya sudah turun namun warga di buat repot dengan lumpur yang di tinggalkan oleh banjir tersebut.

"Di rumah jabatan camat saja tebal lumpur sekitar 30 sentimeter," katanya.

Untuk taksiran kerugian, dirinya mengaku belum ada angka pasti namun di perkirakan milyaran rupiah, dikarenakan ribuan hektar sawah dan empang ikut terendam banjir yang menyisakan lumpur tebal. Akibat lumpur tersebut warga pitumpanua juga kesulitan air bersih.

"Kami sudah menerima bantuan dari Pemkab berupa air bersih," katanya.

Sementara itu Kepala Badan Penaggulangan Bencana daerah Pemkab Sidrap, Tiara Bara, mengatakan banjir yang melanda tiga kecamatan di Sidrap sudah turun, dan aktifitas sudah normal kembali. Kendati demikian ribuan tanaman padi warga rusak akibat banir tersebut.

"Banjir sudah turun, kalau kerugian belum bisa ditaksir kerugian karena sawah yang banyak terendam, padahal tanaman sudah hampir berbuah," katanya.

Dia melansir, untuk banjir di Sidrap terdata 3033 rumah yang terendam banjir, ketinggian air pada hari Jumat (6/7) mencapai dua meter.

"Rumah terendam di sini bukan berarti rumahnya yang terendam tetapi di kolong rumah saja karena rata-rata rumah warga adalah rumah panggung, kerugian itu rata-rata dari tanaman," katanya.
(azh)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6428 seconds (0.1#10.140)