Warga keluhkan limbah peternakan babi
A
A
A
Sindonews.com - Peternakan babi di pinggir Sungai Bengawan Solo, di Gunungsari, Desa Ngringo, Jaten, Karanganyar Jawa Tengah (Jateng) dikeluhkan warga sekitar. Warga mengeluhkan bau tidak sembah dari limbah peternakan tersebut.
Ali, salah seorang warga Gunungsari mengatakan, peternakan itu sudah ada sejak empat tahun lalu. Tidak hanya warga Dusun Gunungsari, warga di perbatasan dusun tersebut, yakni Dusun Gunungwijil juga mengeluhkan hal serupa. Peternakan babi ini sendiri berada di Gunungsari, Desa Ngringo, Jaten, Karanganyar namun berada di dekat perbatasan dengan Dusun lainnya.
"Namun sempat berhenti operasi, dan baru diisi babi lagi beberapa bulan ini," kata Ali menjelaskan kepada wartawan di Karanganyar, Minggu (24/6/2012).
Saat pengelolaan terakhir inilah, menurut Ali, bau menyengat kerap muncul khususnya pada waktu turun hujan dan mencapai radius 1,5 kilometer. Agus Cahyanto, tokoh masyarakat setempat membenarkan adanya bau tidak sedap yang dikeluhkan warga.
"Keberatan warga sudah disampaikan dalam rapat warga, saya akan segera melapor ke kepala dusun," katanya.
Sementara Louis, selaku pengawas peternakan babi saat dikonfirmasi membantah pihaknya sembarangan mengelola limbah. Menurutnya, seminggu dua kali, limbah di saluran pembuangan disedot dengan menyewa jasa sedot kotoran.
Ia mengaku, tiap hari saluran pembuangan itu juga diberi obat untuk membasmi lalat dan menghilangkan bau.
"Jadi mana mungkin menembulkan bau seperti yang dikeluhkan. Kami juga tidak membuang limbah ke Sungai Bengawan Solo. Mungkin limbah-limbah tersebut dari pabrik, bukan dari pertenakan kami," jelasnya.
Selain itu, dari Dinas Pertenakan, dua minggu sekali, melakukan pengontrolan pertenakan babi miliknya,sehingga bila ada bau menyengat yang berasal dari pertenakan, maka pihaknya sudah pasti akan terkena teguran langsung.(azh)
Ali, salah seorang warga Gunungsari mengatakan, peternakan itu sudah ada sejak empat tahun lalu. Tidak hanya warga Dusun Gunungsari, warga di perbatasan dusun tersebut, yakni Dusun Gunungwijil juga mengeluhkan hal serupa. Peternakan babi ini sendiri berada di Gunungsari, Desa Ngringo, Jaten, Karanganyar namun berada di dekat perbatasan dengan Dusun lainnya.
"Namun sempat berhenti operasi, dan baru diisi babi lagi beberapa bulan ini," kata Ali menjelaskan kepada wartawan di Karanganyar, Minggu (24/6/2012).
Saat pengelolaan terakhir inilah, menurut Ali, bau menyengat kerap muncul khususnya pada waktu turun hujan dan mencapai radius 1,5 kilometer. Agus Cahyanto, tokoh masyarakat setempat membenarkan adanya bau tidak sedap yang dikeluhkan warga.
"Keberatan warga sudah disampaikan dalam rapat warga, saya akan segera melapor ke kepala dusun," katanya.
Sementara Louis, selaku pengawas peternakan babi saat dikonfirmasi membantah pihaknya sembarangan mengelola limbah. Menurutnya, seminggu dua kali, limbah di saluran pembuangan disedot dengan menyewa jasa sedot kotoran.
Ia mengaku, tiap hari saluran pembuangan itu juga diberi obat untuk membasmi lalat dan menghilangkan bau.
"Jadi mana mungkin menembulkan bau seperti yang dikeluhkan. Kami juga tidak membuang limbah ke Sungai Bengawan Solo. Mungkin limbah-limbah tersebut dari pabrik, bukan dari pertenakan kami," jelasnya.
Selain itu, dari Dinas Pertenakan, dua minggu sekali, melakukan pengontrolan pertenakan babi miliknya,sehingga bila ada bau menyengat yang berasal dari pertenakan, maka pihaknya sudah pasti akan terkena teguran langsung.(azh)
()