Pembantaian di Galung Lombok tersadis di dunia
A
A
A
Sindonews.com - Di masa kolonial Belanda, Indonesia menjadi salah satu tempat pembantaian warga sipil paling sadis di dunia. Hal tersebut terungkap saat penelitian sejarah di Majene, Sulawesi Barat (Sulbar).
Peneliti sejarah Batara R Hutagalung mengatakan, pembantaian terhadap warga Kabupaten Majene dan Polewali Mandar (Polman) di Galung Lombok saat penyerangan pasukan Belanda yang dipimpin Westerling merupakan pembantaian tersadis kedua di dunia setelah pembantaian di India.
“Pembantaian pasukan Westerling di Galung Lombok, Desa Galung Lombok Kecamatan Tinambung, Polman, dilakukan secara membabi buta oleh tentara Belanda,” kata Batara saat mengunjungi makam korban 40.000 jiwa di Galung Lombok, Kamis 21 Juni 2012.
Dia menjelaskan, sebelumnya pembantaian pernah terjadi di India. Pembantaian tersebut dilakukan tentara Inggris di Amritsar, India yang dikenal dengan pembantaian Jallianwala Bagh terhadap 15.000 hingga 20.000 warga sipil yang dilakukan 50 serdadu secara membabi buta pada 13 April 1919.
Pembantaian membabi buta juga terjadi di Galung Lombok terhadap warga sipil. Saat ini jumlah korban yang telah terdata sebanyak 485 orang. Setelah dilakukan identifikasi ulang, masih terdapat sekitar 160 korban sementara ditelusuri jejaknya oleh tim peneliti. Batara mengungkapkan, dari arsip yang selama ini diteliti, pembantaian secara membabi buta baru terjadi di India dan di Galung Lombok.
Korban diborgol dan dikumpulkan di tanah lapang, kemudian ditembak oleh prajurit hingga seluruhnya meninggal dan dikubur secara massal. Pembantaian di Sulbar bukan hanya terjadi di Galung Lombok, namun juga terjadi di Kecamatan Pamboang, Majene.
Tapi, pembantaian yang dianggap sangat besar adalah kejadian Galung Lombok karena korban yang dikumpulkan berasal dari Majene dan Polman dan jumlahnya lebih besar.(azh)
Peneliti sejarah Batara R Hutagalung mengatakan, pembantaian terhadap warga Kabupaten Majene dan Polewali Mandar (Polman) di Galung Lombok saat penyerangan pasukan Belanda yang dipimpin Westerling merupakan pembantaian tersadis kedua di dunia setelah pembantaian di India.
“Pembantaian pasukan Westerling di Galung Lombok, Desa Galung Lombok Kecamatan Tinambung, Polman, dilakukan secara membabi buta oleh tentara Belanda,” kata Batara saat mengunjungi makam korban 40.000 jiwa di Galung Lombok, Kamis 21 Juni 2012.
Dia menjelaskan, sebelumnya pembantaian pernah terjadi di India. Pembantaian tersebut dilakukan tentara Inggris di Amritsar, India yang dikenal dengan pembantaian Jallianwala Bagh terhadap 15.000 hingga 20.000 warga sipil yang dilakukan 50 serdadu secara membabi buta pada 13 April 1919.
Pembantaian membabi buta juga terjadi di Galung Lombok terhadap warga sipil. Saat ini jumlah korban yang telah terdata sebanyak 485 orang. Setelah dilakukan identifikasi ulang, masih terdapat sekitar 160 korban sementara ditelusuri jejaknya oleh tim peneliti. Batara mengungkapkan, dari arsip yang selama ini diteliti, pembantaian secara membabi buta baru terjadi di India dan di Galung Lombok.
Korban diborgol dan dikumpulkan di tanah lapang, kemudian ditembak oleh prajurit hingga seluruhnya meninggal dan dikubur secara massal. Pembantaian di Sulbar bukan hanya terjadi di Galung Lombok, namun juga terjadi di Kecamatan Pamboang, Majene.
Tapi, pembantaian yang dianggap sangat besar adalah kejadian Galung Lombok karena korban yang dikumpulkan berasal dari Majene dan Polman dan jumlahnya lebih besar.(azh)
()