Tewaskan 3 orang, pertambangan ditutup
A
A
A
Sindonews.com - Untuk menghentikan aktivitas penambangan, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Badung menutup pertambangan galian C di Desa Angantika, Kecamatan Petang, Badung, Bali. Penutupan itu dilakukan pasca tewasnya tiga penambang akibat tertimbun longsor.
Bupati Badung Anak Agung Gde Agung langsung menutup lokasi pertambangan agar tidak ada aktivitas penambangan lagi.
Setelah mendengar tiga warganya tewas dan dua lainnya luka, Bupati Gde Agung langsung mengunjungi para korban tewas yang diketahui merupakan pemilik tanah dan kontraktor tambang.
Menurutnya, sebelum kejadian sebenarnya para penambang itu sudah lama diingatkan agar segera menghentikan penggalian karena lokasinya yang berbahaya dengan ketinggian hingga 30 meter.
"Sudah kami beri peringatan tiga kali namun tetap saja tidak diindahkan," kata Gde Agung ditemui usai menerima tim advokasi Perda Kawasan Tanpa Rokok (KTR) di ruang kerjanya, Kamis (31/5/2012).
Korban longsor diketahui bukan orang luar desa tersebut melainkan pemilik tanah dan yang mengontrak lahan tersebut. Bupati Gde Agung begitu melihat lokasi mengungkapkan kengeriannya. Bukit atau gunung-gunung seperti dikeruk sedemikian rupa sehingga sangat membahayakan keselamatan penambang.
"Mereka memang bengkung (bandel) karena sudah tiga kali diperingatkan tetap saja menambang. Ya kejadian seperti ini agar menjadi pelajaran berharga bagi kita semua, jangan main-main lagi dengan alam," katanya.
Untuk itu, dia telah menginstruksikan agar lokasi penambangan ditutup sementara waktu. Pihaknya meminta pihak terkait segera mengevaluasi lokasi yang dijadikan penambangan warga dan perlu ditata kembali atau jika membahayakan agar tidak diizinkan lagi untuk aktivitas penambangan galian C.
Seperti diketahui tiga orang penambang galian C di Banjar Angantiga Kecamatan Petang Kabupaten Badung, Bali, tewas akibat tertimbun longsor pada Rabu petang 30 Mei 2012. Dalam insiden itu, dua orang yang sempat mengalami luka akibat tertimbun longsor tebing curam setinggi 30 meter.
Tiga korban tewas tertimbun longsor masing-masing Ni Ketut Sri Ayu Juniarti (32), I Nyoman Suparta (29), dan Ni Ketut Ari (27), semuanya asal Desa Angantiga. Ketiga jenazah saat ini disemayamkan di rumah duka menunggu prosesi upacara pengabenan.(azh)
Bupati Badung Anak Agung Gde Agung langsung menutup lokasi pertambangan agar tidak ada aktivitas penambangan lagi.
Setelah mendengar tiga warganya tewas dan dua lainnya luka, Bupati Gde Agung langsung mengunjungi para korban tewas yang diketahui merupakan pemilik tanah dan kontraktor tambang.
Menurutnya, sebelum kejadian sebenarnya para penambang itu sudah lama diingatkan agar segera menghentikan penggalian karena lokasinya yang berbahaya dengan ketinggian hingga 30 meter.
"Sudah kami beri peringatan tiga kali namun tetap saja tidak diindahkan," kata Gde Agung ditemui usai menerima tim advokasi Perda Kawasan Tanpa Rokok (KTR) di ruang kerjanya, Kamis (31/5/2012).
Korban longsor diketahui bukan orang luar desa tersebut melainkan pemilik tanah dan yang mengontrak lahan tersebut. Bupati Gde Agung begitu melihat lokasi mengungkapkan kengeriannya. Bukit atau gunung-gunung seperti dikeruk sedemikian rupa sehingga sangat membahayakan keselamatan penambang.
"Mereka memang bengkung (bandel) karena sudah tiga kali diperingatkan tetap saja menambang. Ya kejadian seperti ini agar menjadi pelajaran berharga bagi kita semua, jangan main-main lagi dengan alam," katanya.
Untuk itu, dia telah menginstruksikan agar lokasi penambangan ditutup sementara waktu. Pihaknya meminta pihak terkait segera mengevaluasi lokasi yang dijadikan penambangan warga dan perlu ditata kembali atau jika membahayakan agar tidak diizinkan lagi untuk aktivitas penambangan galian C.
Seperti diketahui tiga orang penambang galian C di Banjar Angantiga Kecamatan Petang Kabupaten Badung, Bali, tewas akibat tertimbun longsor pada Rabu petang 30 Mei 2012. Dalam insiden itu, dua orang yang sempat mengalami luka akibat tertimbun longsor tebing curam setinggi 30 meter.
Tiga korban tewas tertimbun longsor masing-masing Ni Ketut Sri Ayu Juniarti (32), I Nyoman Suparta (29), dan Ni Ketut Ari (27), semuanya asal Desa Angantiga. Ketiga jenazah saat ini disemayamkan di rumah duka menunggu prosesi upacara pengabenan.(azh)
()