Lutim kembali mencekam, satu rumah dibakar

Minggu, 13 Mei 2012 - 17:42 WIB
Lutim kembali mencekam,...
Lutim kembali mencekam, satu rumah dibakar
A A A
Sindonews.com - Perdamaian yang ditandatangani di atas kertas materai antara dua kelompok warga di Desa Kertoraharjo dengan Patengko, Kecamatan Tomoni Timur, Kabupaten Luwu Timur (Lutim), ternyata tidak bertahan lama, hanya sekitar satu bulan.

Sekelompok warga diduga kuat keluarga korban pembunuhan yang memicu terjadinya bentrokan antar warga setempat sekitar pertengahan April lalu, kembali
melancarkan penyerangan dan melakukan pembakaran rumah di desa itu.

Akibatnya, situasi keamanan di Desa Kertoraharjo dan Patengko, kembali memanas. Bahkan, warga desa tetangga lainnya, Desa Mario, ikut terlibat melakukan penyerangan dan pembakaran satu rumah penduduk di Desa Kertoraharjo, sekitar pukul 02.00 WITA, Minggu (13/5/2012).

Informasi di lokasi kejadian menyebutkan, puluhan warga melakukan penyerangan ke rumah Kadek Sanjaya, salah seorang pelaku pembunuhan pemuda Dennys, yang telah diamankan aparat kepolisian dari Polres Lutim. Para warga dini hari itu membawa jeriken berisi minyak tanah dan menyirami rumah Kadek di bagian dapur dan beberapa bagian rumah
lainnya. Mereka membakar rumah tersebut hingga nyaris rata dengan tanah.

Pembakaran rumah tersebut langsung menyulut ketegangan masyarakat setempat, terutama keluarga Kadek Sanjaya dan beberapa keluarga pelaku lainnya. Apalagi tersiar kabar lainnya, sanak keluarga pemuda Dennys masih akan melakukan penyerangan dan pembakaran rumah pelaku lainnya di Desa Kertoraharjo.

Warga Kertoraharjo tidak menerima penyerangan dan pembakaran rumah salah satu warga, apalagi kedua belah pihak telah menandatangani perdamaian dimediasi Bupati Lutim Andi Hatta Marakarma MP dan jajaran Muspida setempat. Karena itu, puluhan warga melakukan pengejaran terhadap warga yang melakukan pembakaran rumah di Desa Kertoraharjo.

Dalam insiden itu, sempat terjadi bentrokan antara warga Kertoraharjo dan Desa Patengko dan melibatkan warga lainnya dari Desa Mario. Saat terjadi bentrokan, aparat kepolisian dari Polres Lutim dibantu personel Polsek Wotu melerai dua kelompok warga yang bertikai.

Personel pengamanan bahkan melepaskan gas air mata untuk menghalau kedua kelompok warga yang sudah saling berhadapan dan bertikai. Setelah kedua warga mundur, polisi melakukan penyisiran di kedua kelompok warga untuk mencari pelaku pembakaran rumah dan menyita senjata tajam serta senjata api rakitan yang dikhawatirkan disimpan warga untuk dipakai bertikai lagi di saat aparat lengah.

Situasi keamanan di desa itu belum kondusif. Bahkan, beberapa warga Desa Kertoraharjo, terutama keluarga pelaku pembunuhan Dennys kembali mengungsi ke Kantor Kecamatan Tomoni Timur.

Kapolres Lutim, AKBP Andi Firman dikonfirmasi Sindo malam tadi, mengatakan, pihaknya telah bertindak cepat melakukan penangkapan kepada sebanyak 15 warga Desa Patengko dan Mario yang diduga kuat terlibat kasus pembakaran rumah Kadek Sanjaya. "Kami masih melakukan pengejaran terhadap pelaku lainnya yang telah teridentifikasi identitasnya," katanya.

Perwira dua melati di pundak ini juga menepis isu yang beredar bahwa rumah yang dibakar rata tanah. Menurut dia, warga sekitar rumah Kadek bertindak cepat memadamkan api yang mulai membakar rumah Kadek, sehingga hanya bagian dapur yang terbakar.

Kapolres menegaskan, pengamanan di Desa Kertoraharjo dan Patengko telah dijaga ketat aparat Polres Lutim diback-up personel Brimob Kompi C Baebunta. Satu kompi pasukan Brimob telah didatangkan dari Luwu Utara.

"Anggota di lokasi kejadian tetap melakukan penjagaan dua desa dan sweeping terhadap warga untuk menyita senjata tajam dan senjata api rakitan," katanya.

Sementara Bupati Lutim, Andi Hatta Marakarma menyesalkan insiden penyerangan dan pembakaran rumah warga Desa Kertoraharjo. Sebab tegas Bupati Hatta, Pemkab bersama unsur Muspida serta pemuka agama dan masyarakat dari kedua kelompok warga yang bertikai, telah mengupayakan perdamaian.

"Tetapi, perdamaian yang telah disepakati kedua belah pihak dinodai adanya penyerangan dan pembakaran rumah ini. Kita sayangkan, karena perkara pembunuhan Dennys telah ditangani serius polisi, tetapi masih ada upaya balas dendam dari sekelompok orang yang tidak menerima baik pembunuhan Dennys," kata Hatta di Malili, kemarin.

Atas insiden yang rawan meletupkan konflik horisontal berbau SARA, Hatta meminta jajaran kepolisian agar bertindak tegas di lapangan, terutama menindak tegas warga yang berupaya memprovokasi masyarakat untuk melakukan tindakan bertentangan dengan hukum.

"Saya juga minta agar masyarakat tidak terprovokasi, apalagi ikut bertindak anarkistis dan terlibat penyerangan dan pertikaian. Serahkan penyelesaian masalah ini secara hukum kepada polisi," imbuh Hatta.

Pertikaian dua kelompok warga di Tomoni Timur itu, sesuai catatan Sindo, terjadi tanggal 7 April lalu, dipicu tewasnya pemuda Dennys dari Desa Patengko. Pemuda malang ini menemui ajalnya setelah dianiaya sekitar delapan pemuda di Desa Kertoraharjo yang tengah ronda malam.

Saat itu, sempat terjadi bentrokan dua kali setelah Dennys terbunuh, tetapi berhasil ditengahi aparat kepolisian. Bahkan, Bupati Lutim memediasi perdamaian kedua kelompok warga.(azh)
()
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.0940 seconds (0.1#10.140)