Perbaikan Poros Bulukumba-Bira diprotes warga
A
A
A
Sindonews.com - Warga Bontobahari Bulukumba Sulawesi Selatan (Sulsel) memprotes keras perusahaan kontraktor PT Trimandiri sebagai pelaksana proyek perbaikan jalan Poros Bulukumba Biara.
Warga menilai, perusahaan tersebut bekerja asal-asalan, dan tak sesuai dengan rancangan anggaran belanja (RAB).
Salah seorang tokoh masyarakat Bontobahari Kardy mengatakan, perbaikan jalan itu sepanjang 10 kilometer itu tidak bisa dikerjakan asal-asalan. Karena jalan itu sangat penting yang merupakan akses penghubung Kabupaten Kepulauan Selayar dan menuju objek wisata Tanjung Bira yang menjadi andalan warga di daerah itu.
"Saya yakin perbaikan ini tidak bisa bertahan lama. Sebab, cara kerjanya tidak bagus. Sebelum menghamburkan batu kerikil ke jalan, seharusnya ada pengupasan terhadap aspal lama, tapi ini tidak, " tukasnya kepada SINDO Minggu (6/5/2012).
Padahal menurut Kardy anggaran yang digelontorkan oleh pemerintah mencapai Rp17,9 miliar dari Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBN) untuk proyek itu.
"Dengan anggaran yang begitu besar, seharusnya dikerjakan dengan baik. Sebab, percuma anggaran besar tetapi cara kerjanya baru satu bulan sudah rusak kembali," tambahnya menyesalkan.
Menurut Kardy, proyek tersebut telah dikerjakan selama sebulan, namun sampai saat ini masih sebatas pengerukan bahu jalan.
Melihat kondisi itu, pihaknya sangat kecewa terhadap Pemkab Bulukumba dan Pemprov Sulsel. Pekerjaan asal-asalan tak mengacu RAB oleh PT Trimandiri terjadi, karena lemahnya pengawasan dari Dinas Pekerjaan Umum (PU) Bina Marga Bulukumba.
Seandainya pengawasan aktif dilakukan dari instansi terkait tidak mungkin bekerja seadanya. "SKPD yang membidangi masalah perbaikan jalan harus segera turun sebelum perbaikan rampung selesai 100 persen. Sebab, kalau dalam tahap pengerjaan masih bisa dilakukan perbaikan, daripada jika pekerjaan itu sudah selesai," usulnya.
Sementara itu di tempat terpisah, Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Bulukumba Bahman mengaku, pihaknya akan segera turun melakukan pemantauan di lapangan mengenai keluhan warga atas perbaikan poros Bulukumba-Bira ini.
Menurutnya, seharusnya rekanan bekerja sesuai dengan RAB yang ada, supaya jalan bisa bertahan lama. Sebab, sangat disayangkan jika hanya dua hingga tiga bulan sudah rusak kembali.
"Anggaran ini turun berkat perjuangan anggota Dewan Bulukumba. Saya berharap rekanan bekerja dengan baik," kata legilastor asal Daerah Pemilihan (Dapil) Kecamatan Bontobahari-Ujung Loe ini.
Bahman menambahkan, perbaikan ini mendesak dilakukan karena kondisi jalan menuju Tanjung Bira Bulukumba memang sudah rusak berat. Bahkan, akibat dari kerusakan jalan ini membuat jumlah pengujung wisata di daerah ini mengalami penurunan.
Padahal, seharusnya Pemkab memberikan perhatian secara serius karena bisa menambah pemasukan pendapatan asli daerah (PAD) dari retribusi yang dipungut. "Kalau jalan bagus saya kira pengunjung wisata dari luar daerah akan berdatangan karena infrastruktur sudah bagus," tandasnya.(lin)
Warga menilai, perusahaan tersebut bekerja asal-asalan, dan tak sesuai dengan rancangan anggaran belanja (RAB).
Salah seorang tokoh masyarakat Bontobahari Kardy mengatakan, perbaikan jalan itu sepanjang 10 kilometer itu tidak bisa dikerjakan asal-asalan. Karena jalan itu sangat penting yang merupakan akses penghubung Kabupaten Kepulauan Selayar dan menuju objek wisata Tanjung Bira yang menjadi andalan warga di daerah itu.
"Saya yakin perbaikan ini tidak bisa bertahan lama. Sebab, cara kerjanya tidak bagus. Sebelum menghamburkan batu kerikil ke jalan, seharusnya ada pengupasan terhadap aspal lama, tapi ini tidak, " tukasnya kepada SINDO Minggu (6/5/2012).
Padahal menurut Kardy anggaran yang digelontorkan oleh pemerintah mencapai Rp17,9 miliar dari Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBN) untuk proyek itu.
"Dengan anggaran yang begitu besar, seharusnya dikerjakan dengan baik. Sebab, percuma anggaran besar tetapi cara kerjanya baru satu bulan sudah rusak kembali," tambahnya menyesalkan.
Menurut Kardy, proyek tersebut telah dikerjakan selama sebulan, namun sampai saat ini masih sebatas pengerukan bahu jalan.
Melihat kondisi itu, pihaknya sangat kecewa terhadap Pemkab Bulukumba dan Pemprov Sulsel. Pekerjaan asal-asalan tak mengacu RAB oleh PT Trimandiri terjadi, karena lemahnya pengawasan dari Dinas Pekerjaan Umum (PU) Bina Marga Bulukumba.
Seandainya pengawasan aktif dilakukan dari instansi terkait tidak mungkin bekerja seadanya. "SKPD yang membidangi masalah perbaikan jalan harus segera turun sebelum perbaikan rampung selesai 100 persen. Sebab, kalau dalam tahap pengerjaan masih bisa dilakukan perbaikan, daripada jika pekerjaan itu sudah selesai," usulnya.
Sementara itu di tempat terpisah, Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Bulukumba Bahman mengaku, pihaknya akan segera turun melakukan pemantauan di lapangan mengenai keluhan warga atas perbaikan poros Bulukumba-Bira ini.
Menurutnya, seharusnya rekanan bekerja sesuai dengan RAB yang ada, supaya jalan bisa bertahan lama. Sebab, sangat disayangkan jika hanya dua hingga tiga bulan sudah rusak kembali.
"Anggaran ini turun berkat perjuangan anggota Dewan Bulukumba. Saya berharap rekanan bekerja dengan baik," kata legilastor asal Daerah Pemilihan (Dapil) Kecamatan Bontobahari-Ujung Loe ini.
Bahman menambahkan, perbaikan ini mendesak dilakukan karena kondisi jalan menuju Tanjung Bira Bulukumba memang sudah rusak berat. Bahkan, akibat dari kerusakan jalan ini membuat jumlah pengujung wisata di daerah ini mengalami penurunan.
Padahal, seharusnya Pemkab memberikan perhatian secara serius karena bisa menambah pemasukan pendapatan asli daerah (PAD) dari retribusi yang dipungut. "Kalau jalan bagus saya kira pengunjung wisata dari luar daerah akan berdatangan karena infrastruktur sudah bagus," tandasnya.(lin)
()