Pengawasan lemah picu remaja nakal
A
A
A
Sindonews.com – Tren kenakalan anak di bawah umur di Yogyakarta terus meningkat. Lemahnya pengawasan dari orangtua terhadap menjadi faktor dominan pemicu kenakalan tersebut.
Dari catatan Seputar Indonesia (SINDO),dalam sepekan terakhir setidaknya ada empat kasus kriminalitas yang melibatkan anak-anak di bawah umur.Selain kriminal murni, remaja ini juga ada yang terlibat dalam pergaulan bebas.
Kamis (3/5) lalu, Polsek Jetis, Yogyakarta menangkap SD, 16,warga Gowongan Kidul, Jetis, Yogyakarta mencuri beberapa kali di rumah tetangganya. Korban SD antara lain Yuhana Setyaningrum,24, dan Supriayanto,40, yang rumahnya disatroni pada Selasa (24/4) sekitar pukul 01.30 lalu.
Kemudian, rumah Rangga Deseni Kurnia Putra pada Jumat (27/4). Di tiga rumah ini, SD menggondol laptop, handycam, telepon selular dan uang jutaan rupiah. Ironisnya, uang hasil kejahatan untuk membeli minuman keras. Pada Kamis (3/5),Polsek Wirobrajan Yogyakarta juga mengamankan pasangan muda berinisal RAW,15,warga Jumeneng Kidul RT 05/XXI, Kampung Sumberadi, Kecamatan Mlati, Sleman dan pacarnya, WWS yang masih tetangganya.
Keduanya tepergok mencuri tiga helm di kompleks parkiran,Pasar Klitikan, Wirobrajan,Yogyakarta. Sehari sebelumnya pada Rabu (2/5),Yosep Wijaya, 17, palajar asal Kadipaten Wetan, KP I/246,RT 07/XXIV Kraton, Yogyakarta luka serius setelah dikeroyok empat pelajar.
Salah satu pengeroyok diketahui membawa parang. Pada hari yang sama,Polresta Yogyakarta juga mendapatkan laporan tindak pelarian seorang anak perempuan bernama Nadia Aridi Mandasari, 16,warga Timuran, RT 08/II, Yogyakarta.
Nadia dibawa lari pacarnya sendiri berinisial ABAP, 17, warga Jalan Bantul Km 7. Diduga, selama pelarian sebulan, keduanya sudah melakukan hubungan laykanya suami- istri. Menurut Sosiolog Universitas Gadjah Mada (UGM) Sunyoto Usman, tindakan kriminal yang dilakukan anak di bawah umur lebih banyak akibat pola pengasuhan orang tua yang kurang tepat.
Sebab biasanya sejak mulai sekolah, orang tua menyerahkan secara penuh pengawasan anak mereka kepada guru. Padahal, hal tersebut salah besar,karena anak akan sangat ambisius saat di sekolahnya. Selainitupula,hubungandiluar sekolah anak menjadi kering.
Untuk menekan kenakalan remaja di bawah umur, menurutnya, perlu ada kegiatan sosial diluar sekolah yang melibatkan pihak sekolah, orangtua,dananakitusendiri.
Salah satu contohnya homestay, yaitu tinggal selama beberapa hari di rumah orang yang berbeda agamaatauetnisnya. Kasubag Humas Polresta Yogyakarta, Aiptu Haryanto mengakui tingkat kriminalitas remaja akhir-akhir ini memprihatinkan.“ Untuk kasus pengroyokan, dan pelecehan sudah dilaporkan ke Polresta, dan saat ini sedang dalam proses tindak lanjutnya,” kata dia. (wbs)
Dari catatan Seputar Indonesia (SINDO),dalam sepekan terakhir setidaknya ada empat kasus kriminalitas yang melibatkan anak-anak di bawah umur.Selain kriminal murni, remaja ini juga ada yang terlibat dalam pergaulan bebas.
Kamis (3/5) lalu, Polsek Jetis, Yogyakarta menangkap SD, 16,warga Gowongan Kidul, Jetis, Yogyakarta mencuri beberapa kali di rumah tetangganya. Korban SD antara lain Yuhana Setyaningrum,24, dan Supriayanto,40, yang rumahnya disatroni pada Selasa (24/4) sekitar pukul 01.30 lalu.
Kemudian, rumah Rangga Deseni Kurnia Putra pada Jumat (27/4). Di tiga rumah ini, SD menggondol laptop, handycam, telepon selular dan uang jutaan rupiah. Ironisnya, uang hasil kejahatan untuk membeli minuman keras. Pada Kamis (3/5),Polsek Wirobrajan Yogyakarta juga mengamankan pasangan muda berinisal RAW,15,warga Jumeneng Kidul RT 05/XXI, Kampung Sumberadi, Kecamatan Mlati, Sleman dan pacarnya, WWS yang masih tetangganya.
Keduanya tepergok mencuri tiga helm di kompleks parkiran,Pasar Klitikan, Wirobrajan,Yogyakarta. Sehari sebelumnya pada Rabu (2/5),Yosep Wijaya, 17, palajar asal Kadipaten Wetan, KP I/246,RT 07/XXIV Kraton, Yogyakarta luka serius setelah dikeroyok empat pelajar.
Salah satu pengeroyok diketahui membawa parang. Pada hari yang sama,Polresta Yogyakarta juga mendapatkan laporan tindak pelarian seorang anak perempuan bernama Nadia Aridi Mandasari, 16,warga Timuran, RT 08/II, Yogyakarta.
Nadia dibawa lari pacarnya sendiri berinisial ABAP, 17, warga Jalan Bantul Km 7. Diduga, selama pelarian sebulan, keduanya sudah melakukan hubungan laykanya suami- istri. Menurut Sosiolog Universitas Gadjah Mada (UGM) Sunyoto Usman, tindakan kriminal yang dilakukan anak di bawah umur lebih banyak akibat pola pengasuhan orang tua yang kurang tepat.
Sebab biasanya sejak mulai sekolah, orang tua menyerahkan secara penuh pengawasan anak mereka kepada guru. Padahal, hal tersebut salah besar,karena anak akan sangat ambisius saat di sekolahnya. Selainitupula,hubungandiluar sekolah anak menjadi kering.
Untuk menekan kenakalan remaja di bawah umur, menurutnya, perlu ada kegiatan sosial diluar sekolah yang melibatkan pihak sekolah, orangtua,dananakitusendiri.
Salah satu contohnya homestay, yaitu tinggal selama beberapa hari di rumah orang yang berbeda agamaatauetnisnya. Kasubag Humas Polresta Yogyakarta, Aiptu Haryanto mengakui tingkat kriminalitas remaja akhir-akhir ini memprihatinkan.“ Untuk kasus pengroyokan, dan pelecehan sudah dilaporkan ke Polresta, dan saat ini sedang dalam proses tindak lanjutnya,” kata dia. (wbs)
()