Jembatan terserat arus, 2 warga hanyut
A
A
A
Sindonews.com - Hujan deras disertai angin kencang membuat beberapa sungai di Mamuju meluap, Jumat 4 Mei. Dalam jangka waktu yang hampir bersamaan, dua sungai tiba-tiba meluap. Yaitu Sungai Sondang di Dusun Salukaha Kecamatan Kalukku dan Kali Mamuju, Kecamatan Mamuju.
Sebenarnya, sejak pukul 06.00 WITA cuaca Mamuju cukup cerah. Namun pada pukul 10.00 WITA, awan mendung bergerak cepat dari arah selatan kota. Dan sekitar 15 menit kemudian terjadi hujan deras disertai angin kencang. Ranting dan daun disepanjang kota berjatuhan memenuhi jalan. Lampu di seluruh kota pun padam dan seluruh jaringan telepon maupun internet tidak berfungsi normal.
Hingga pukul 14.00 WITA, cuaca semakin buruk. Sekira pukul 15.30 WITA, air sungai Kali Mamuju meluap. Bencana di salah satu obyek wisata Mamuju ini tidak menelan korban jiwa maupun benda. Sebab sejak hujan tiba, semua warga yang mencuci pakaian maupun mobil segera menghentikan aktivitasnya.
Tinggi luapan mencapai sekitar lima meter. Air deras berwarna kecoklatan yang membawa bongkahan kayu besar itu menghantam satu-satunya jembatan gantung yang terbuat dari kayu yang menghubungkan warga setempat. Beberapa saat kemudian, jembatan itu putus.
Sementara di Dusun Salukaha Desa Sondoang, luapan air sungai merendam kawasan ini hingga tiga meter. Di desa ini dua orang pria terseret arus deras sungai yang meluap hingga 300 meter. Keduanya berhasil diselamatkan warga yang langsing membentang tali di tepi sungai Sondoang.
Sayangnya identitas keduanya belum diketahui. Saat berhasil diselamatkan, keduanya langsung dibawa keluarganya ke rumah sakit. Banjir tidak memungkinkan dilalui kendaraan. Sehingga keduanya digotong berramai-ramai oleh warga.
Salah seorang warga setempat, Narto, menuturkan, kedua orang tersebut berada di antara kerumunan warga. Tiba ada kayu atau seperti ranting melilit kaki mereka dan menyeretnya ke arah sungai.
"Ada warga yang berteriak melihat keduanya tiba-tiba hanyut. Saya melihat mereka tidak dapat berrenang karena kakinya terlilit kayu. Sekitar 200 meter, salah seorang mengarah ke tepi dan langsung ditolong. Tapi yang satunya baru bisa ditolong setelah terseret arus sekitar 300 meter. Dia ini yang kritis," tuturnya.
Selain itu, tujuh ekor sapi juga hanyut. Satu diantaranya berhasil diselamatkan. Hingga berita ini disusun, pemilik sapi masih sibuk mencari ternaknya yang hanyut.
Kepala Dusun Salukaha, Tabisa mengatakan, seperti biasanya ketujuh sapi itu ditambatkan di tepi sungai yang rimbun dengan rumput. Hingga hujan tiba, pemilik belum juga membebaskan sapi-sapi itu.
"Barulah setelah banjir, pemilik melepaskan ikatannya. Tapi terlambat, hanya satu ekor saja yang berhasil diselamatkan. Banjir juga merendam lima rumah penduduk. Musibah ini selalu terjadi setiap tahun. Pada 2010, 10 rumah penduduk yang terrendam air," katanya.
Diakui, dusunnya selalu tertimpa musibah setiap tahun. Dituturkan, posisi sungai sebelumnya jauh dari perkampungan. Namun akibat tidak ada hujan, air sungai meluap dan tidak ada bronjong, maka aliran sungai berbelok mendekati perkampungan.
"Sebenarnya dulu ini hanya anak sungai. Tapi menjadi besar karena erosi," kata Tabisa.
Banjir di dusun ini meluap hingga ke jalan poros. Tinggi air mencapai setengah meter. Menurut Tabisa, air sungai mulai meluap sekitar pukul 16.00 WITA. Dari pantauan di lapangan, sejumlah warga membuat rakit yang terbuat dari pohon pisang untuk menyelamatkan anak dan barang-barang.
Saat kejadian di dua tempat tersebut, tidak terlihat ada petugas terkait yang turun ke lapangan. Upaya konfirmasi pun terhalang oleh tidak adanya jaringan pada telepon selular.(azh)
Sebenarnya, sejak pukul 06.00 WITA cuaca Mamuju cukup cerah. Namun pada pukul 10.00 WITA, awan mendung bergerak cepat dari arah selatan kota. Dan sekitar 15 menit kemudian terjadi hujan deras disertai angin kencang. Ranting dan daun disepanjang kota berjatuhan memenuhi jalan. Lampu di seluruh kota pun padam dan seluruh jaringan telepon maupun internet tidak berfungsi normal.
Hingga pukul 14.00 WITA, cuaca semakin buruk. Sekira pukul 15.30 WITA, air sungai Kali Mamuju meluap. Bencana di salah satu obyek wisata Mamuju ini tidak menelan korban jiwa maupun benda. Sebab sejak hujan tiba, semua warga yang mencuci pakaian maupun mobil segera menghentikan aktivitasnya.
Tinggi luapan mencapai sekitar lima meter. Air deras berwarna kecoklatan yang membawa bongkahan kayu besar itu menghantam satu-satunya jembatan gantung yang terbuat dari kayu yang menghubungkan warga setempat. Beberapa saat kemudian, jembatan itu putus.
Sementara di Dusun Salukaha Desa Sondoang, luapan air sungai merendam kawasan ini hingga tiga meter. Di desa ini dua orang pria terseret arus deras sungai yang meluap hingga 300 meter. Keduanya berhasil diselamatkan warga yang langsing membentang tali di tepi sungai Sondoang.
Sayangnya identitas keduanya belum diketahui. Saat berhasil diselamatkan, keduanya langsung dibawa keluarganya ke rumah sakit. Banjir tidak memungkinkan dilalui kendaraan. Sehingga keduanya digotong berramai-ramai oleh warga.
Salah seorang warga setempat, Narto, menuturkan, kedua orang tersebut berada di antara kerumunan warga. Tiba ada kayu atau seperti ranting melilit kaki mereka dan menyeretnya ke arah sungai.
"Ada warga yang berteriak melihat keduanya tiba-tiba hanyut. Saya melihat mereka tidak dapat berrenang karena kakinya terlilit kayu. Sekitar 200 meter, salah seorang mengarah ke tepi dan langsung ditolong. Tapi yang satunya baru bisa ditolong setelah terseret arus sekitar 300 meter. Dia ini yang kritis," tuturnya.
Selain itu, tujuh ekor sapi juga hanyut. Satu diantaranya berhasil diselamatkan. Hingga berita ini disusun, pemilik sapi masih sibuk mencari ternaknya yang hanyut.
Kepala Dusun Salukaha, Tabisa mengatakan, seperti biasanya ketujuh sapi itu ditambatkan di tepi sungai yang rimbun dengan rumput. Hingga hujan tiba, pemilik belum juga membebaskan sapi-sapi itu.
"Barulah setelah banjir, pemilik melepaskan ikatannya. Tapi terlambat, hanya satu ekor saja yang berhasil diselamatkan. Banjir juga merendam lima rumah penduduk. Musibah ini selalu terjadi setiap tahun. Pada 2010, 10 rumah penduduk yang terrendam air," katanya.
Diakui, dusunnya selalu tertimpa musibah setiap tahun. Dituturkan, posisi sungai sebelumnya jauh dari perkampungan. Namun akibat tidak ada hujan, air sungai meluap dan tidak ada bronjong, maka aliran sungai berbelok mendekati perkampungan.
"Sebenarnya dulu ini hanya anak sungai. Tapi menjadi besar karena erosi," kata Tabisa.
Banjir di dusun ini meluap hingga ke jalan poros. Tinggi air mencapai setengah meter. Menurut Tabisa, air sungai mulai meluap sekitar pukul 16.00 WITA. Dari pantauan di lapangan, sejumlah warga membuat rakit yang terbuat dari pohon pisang untuk menyelamatkan anak dan barang-barang.
Saat kejadian di dua tempat tersebut, tidak terlihat ada petugas terkait yang turun ke lapangan. Upaya konfirmasi pun terhalang oleh tidak adanya jaringan pada telepon selular.(azh)
()