Hujan deras, 2 rumah tertimpa Longsor
A
A
A
Sindonews.com - Hujan deras yang berlangsung sepanjang malam di wilayah Kabupaten Tulungagung memakan korban. Curahan air membuat tanah perbukitan di sekitar Dusun Bantengan, Desa Mulyosari, Kecamatan Pagerwojo bergerak dan longsor.
Timbunan material lumpur bercampur bebatuan tersebut merobohkan tembok pembatas yang berdiri antara pemukiman dan perbukitan. Tidak berhenti di situ, longsor menerjang bagian dapur tempat tinggal Badri (45), warga setempat hingga luluh lantak.
Pada saat bersamaan, material longsor juga merusak teras rumah Sinto, 52. Peristiwa tersebut berlangsung pada Minggu 29 April malam sekira pukul 22.00 Wib.
Meski menimbulkan keresahan bagi warga lainya, malapetaka tersebut tidak sampai menelan korban jiwa maupun luka. “Untungnya saat musibah datang, kami berada di ruang depan. Jadi tidak sampai terkena longsoran, “ tutur Badri kepada wartawan Senin (30/4/2012).
Menurut Badri, hujan turun mulai pukul 19.00 Wib. Sebelumnya, sekitar dua pekan lebih hujan tidak menghampiri wilayah Tulungagung. Meski tidak muncul tanda bakal terjadi musibah, kata Badri sejak sore sebagian warga, termasuk dirinya merasa cemas. Sebab mereka cukup mengerti bahwa karakter tanah di sekitar pemukiman bersifat labil.
Musim kemarau mudah mengering dan sebaliknya musim penghujan tanah juga mudah mencair. “Namun karena sudah menjadi tempat tinggal, masak kami harus pergi dari sana, “ terangnya.
Cerita serupa juga disampaikan Sinto. Lelaki berusia senja itu beruntung. Saat longsor menerjang dirinya sedang tidak berada disana. “Saya sedang di belakang. Hal itu yang membuat saya tidak apa-apa, “tuturnya.
Limpahan material Lumpur bercampur bebatuan juga sempat menutup sebagian jalan desa. Seperti diketahui, jalan tersebut menghubungkan antara Desa Mulyosari dengan Desa Tiudan Kecamatan Gondang. Jika sampai terputus, tentunya warga akan kesulitan untuk menuju ke Kota Tulungagung.
“Untungnya tidak sampai memutuskan jalan. Meski sempat tersendat, lalu lintas tetap lancer, “terangnya. Saat ini kedua korban belum bisa mengkalkulasi seberapa besar kerugian yang mereka derita.
Kendati demikian, diperkirakan kerugian material mencapai jutaan rupiah. Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Tulungagung Kustoyo mengaku langsung turun ke lapangan begitu menerima laporan bencana. Selain membantu membenahi kerusakan, BPBD juga memberikan bantuan logistic kepada korban.
“Saat ini kita juga tengah menghitung jumlah kerugian yang diderita korban, “ujarnya. Kustoyo membenarkan jika tanah di Desa Mulyosari, khususnya satu lokasi dengan pegunungan bersifat labil. Untuk mengurangi tingkat kelabilan, pemerintah menghimbau masyarakat untuk membuat tempat tinggal dengan posisi terasiring.
“Selain itu posisi tegak lurus memudahkan tempat tinggal menjadi korban jika terjadi musibah longsor, “terangnya. Selain Kecamatan Pagerwojo, BPBD juga telah memetakan enam wilayah kecamatan lain yang rawan bahaya longsor.
Ke enam kecamatan tersebut diantaranya Kecamatan Sendang, Kecamatan Kalidawir, Kecamatan Tanggunggunung, Kecamatan Pucanglaban, Kecamatan Gondang dan Kecamatan Besuki. “Kita menghimbau kepada warga yang bertempat tinggal disana untuk selalu waspada. Sebab musim hujan belum sepenuhnya berlalu, “pungkasnya.(lin)
Timbunan material lumpur bercampur bebatuan tersebut merobohkan tembok pembatas yang berdiri antara pemukiman dan perbukitan. Tidak berhenti di situ, longsor menerjang bagian dapur tempat tinggal Badri (45), warga setempat hingga luluh lantak.
Pada saat bersamaan, material longsor juga merusak teras rumah Sinto, 52. Peristiwa tersebut berlangsung pada Minggu 29 April malam sekira pukul 22.00 Wib.
Meski menimbulkan keresahan bagi warga lainya, malapetaka tersebut tidak sampai menelan korban jiwa maupun luka. “Untungnya saat musibah datang, kami berada di ruang depan. Jadi tidak sampai terkena longsoran, “ tutur Badri kepada wartawan Senin (30/4/2012).
Menurut Badri, hujan turun mulai pukul 19.00 Wib. Sebelumnya, sekitar dua pekan lebih hujan tidak menghampiri wilayah Tulungagung. Meski tidak muncul tanda bakal terjadi musibah, kata Badri sejak sore sebagian warga, termasuk dirinya merasa cemas. Sebab mereka cukup mengerti bahwa karakter tanah di sekitar pemukiman bersifat labil.
Musim kemarau mudah mengering dan sebaliknya musim penghujan tanah juga mudah mencair. “Namun karena sudah menjadi tempat tinggal, masak kami harus pergi dari sana, “ terangnya.
Cerita serupa juga disampaikan Sinto. Lelaki berusia senja itu beruntung. Saat longsor menerjang dirinya sedang tidak berada disana. “Saya sedang di belakang. Hal itu yang membuat saya tidak apa-apa, “tuturnya.
Limpahan material Lumpur bercampur bebatuan juga sempat menutup sebagian jalan desa. Seperti diketahui, jalan tersebut menghubungkan antara Desa Mulyosari dengan Desa Tiudan Kecamatan Gondang. Jika sampai terputus, tentunya warga akan kesulitan untuk menuju ke Kota Tulungagung.
“Untungnya tidak sampai memutuskan jalan. Meski sempat tersendat, lalu lintas tetap lancer, “terangnya. Saat ini kedua korban belum bisa mengkalkulasi seberapa besar kerugian yang mereka derita.
Kendati demikian, diperkirakan kerugian material mencapai jutaan rupiah. Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Tulungagung Kustoyo mengaku langsung turun ke lapangan begitu menerima laporan bencana. Selain membantu membenahi kerusakan, BPBD juga memberikan bantuan logistic kepada korban.
“Saat ini kita juga tengah menghitung jumlah kerugian yang diderita korban, “ujarnya. Kustoyo membenarkan jika tanah di Desa Mulyosari, khususnya satu lokasi dengan pegunungan bersifat labil. Untuk mengurangi tingkat kelabilan, pemerintah menghimbau masyarakat untuk membuat tempat tinggal dengan posisi terasiring.
“Selain itu posisi tegak lurus memudahkan tempat tinggal menjadi korban jika terjadi musibah longsor, “terangnya. Selain Kecamatan Pagerwojo, BPBD juga telah memetakan enam wilayah kecamatan lain yang rawan bahaya longsor.
Ke enam kecamatan tersebut diantaranya Kecamatan Sendang, Kecamatan Kalidawir, Kecamatan Tanggunggunung, Kecamatan Pucanglaban, Kecamatan Gondang dan Kecamatan Besuki. “Kita menghimbau kepada warga yang bertempat tinggal disana untuk selalu waspada. Sebab musim hujan belum sepenuhnya berlalu, “pungkasnya.(lin)
()