TKI tewas dirampok di AS
A
A
A
Sindonews.com - Ni Luh Endang Susiyani (31), Tenaga Kerja Indonesia (TKI) asal Bali yang menjadi korban perampokan di Amerika Serikat (AS). Kabar meninggalnya Ni Luh membuat keluarganya syok.
Pihak keluarga pertama mendengar tewasnya Endang di California, AS dari kekasihnya Nyoman Arwani lewat sambungan telepon.
"Kami dihubungi Sabtu 28 April 2012 malam, dia mengabarkan jika anak saya meninggal karena ditembak perampok," kata ayah korban Putu Artana menjelaskan, Senin (30/4/2012).
Peristiwa tragis yang menimpa sulung dari enam bersaudara terjadi pada Jumat malam, saat Endang dan kekasihnya usai makan malam di sebuah restoran di California.
Dua orang perampok bersenjata itu langsung memaksa korban yang berada di mobil agar menyerahkan barang-barang dalam tas. Wanita kelahiran 17 Maret 1981 tersebut tak berdaya bahkan dibawa kabur pelaku dengan mobilnya.
Sampai keesokan harinya, Endang ditemukan sudah tak bernyawa tergeletak di pinggir jalan.
Tentu saja kabar tersebut membuat syok keluarga besarnya yang tinggal di Dusun Tegal Sari, Bununan Kecamatan Seririt Kabupaten Buleleng.
Terlebih sampai saat ini, keluarga belum mengetahui kejelasan proses pemulangan alumni Fakultas Ekonomi Universitas Udayana ke kampung halamannya.
Yang pasti, lanjut Artana, pihaknya sangat berharap pemerintah dan instansi terkait lainnya bisa segera membantu pemulangan jasad anaknya agar tidak berlarut-larut.
Selain kehilangan Endang yang menjadi tulang punggung keluarga sejak merantau ke negeri Paman Sam, kepergian wanita yang bekerja di sebuah restoran itu begitu cepat.
"Satu jam sebelum kejadian, anak saya sempat telepon cukup lama dengan adiknya yang baru sebulan menikah, saat itu tidak ada firasat apa-apa jika akan pergi selamanya," imbuh Artana.
Yang paling terpukul atas kematian tragis Endang adalah ibunya Ni Wayan Sini (53). Selama ini, kata Artana, korban memang lebih dekat dengan sang ibu ketimbang dengan dirinya.(azh)
Pihak keluarga pertama mendengar tewasnya Endang di California, AS dari kekasihnya Nyoman Arwani lewat sambungan telepon.
"Kami dihubungi Sabtu 28 April 2012 malam, dia mengabarkan jika anak saya meninggal karena ditembak perampok," kata ayah korban Putu Artana menjelaskan, Senin (30/4/2012).
Peristiwa tragis yang menimpa sulung dari enam bersaudara terjadi pada Jumat malam, saat Endang dan kekasihnya usai makan malam di sebuah restoran di California.
Dua orang perampok bersenjata itu langsung memaksa korban yang berada di mobil agar menyerahkan barang-barang dalam tas. Wanita kelahiran 17 Maret 1981 tersebut tak berdaya bahkan dibawa kabur pelaku dengan mobilnya.
Sampai keesokan harinya, Endang ditemukan sudah tak bernyawa tergeletak di pinggir jalan.
Tentu saja kabar tersebut membuat syok keluarga besarnya yang tinggal di Dusun Tegal Sari, Bununan Kecamatan Seririt Kabupaten Buleleng.
Terlebih sampai saat ini, keluarga belum mengetahui kejelasan proses pemulangan alumni Fakultas Ekonomi Universitas Udayana ke kampung halamannya.
Yang pasti, lanjut Artana, pihaknya sangat berharap pemerintah dan instansi terkait lainnya bisa segera membantu pemulangan jasad anaknya agar tidak berlarut-larut.
Selain kehilangan Endang yang menjadi tulang punggung keluarga sejak merantau ke negeri Paman Sam, kepergian wanita yang bekerja di sebuah restoran itu begitu cepat.
"Satu jam sebelum kejadian, anak saya sempat telepon cukup lama dengan adiknya yang baru sebulan menikah, saat itu tidak ada firasat apa-apa jika akan pergi selamanya," imbuh Artana.
Yang paling terpukul atas kematian tragis Endang adalah ibunya Ni Wayan Sini (53). Selama ini, kata Artana, korban memang lebih dekat dengan sang ibu ketimbang dengan dirinya.(azh)
()