Kenakan kebaya, pedagang pasar gede ikut peringati hari kartini
A
A
A
Sindonews.com – Ada pemandangan berbeda dari yang biasanya saat memasuki Pasar Gede Solo, Jawa Tengah. Sejumlah pedagang,terutama yang wanita, tanpak menggunakan kebaya saat melayani para pembeli.
Meskipun menggunakan kebaya,para pedagang ini, tanpa sungkan tetap cekatan melayani pembeli. Rupanya,aksi menggunakan kebaya jawa, saat melayani para pembeli merupakan cara para pedagang Pasar Gede dalam memperingati hari Kartini.
“Kita memang sengaja meggunakan kebaya saat hari Kartini. Kita hanya ingin menunjukan kalau kita,kaum wanita bisa berkarya tanpa melupakan identitas kita sebagai wanita,"jelas Suyatmi, pengurus Paguyuban Pasar Gede, Solo,Jawa Tengah,Sabtu (21/4/2012).
Selain menggunakan kebaya, saat melayani para pembeli, pada peringatan hari Kartini, mereka juga memberikan penghargaan kepada para pedagang lainnya yang dianggap mampu mendorong pedagang lainnya untuk tetap mencintai profesinya.
Salah satunya kepada Sukini yang sehari-harinya bekerja sebagai penambal ban di lingkungan Pasar Gede. Sukini dianggap memberikan inspirasi karena kegigihannya mencari nafkah sebagai tukang tambal ban sejak usia 19 tahun.
“Dia meneladani RA Kartini. Rela bekerja seperti kaum laki-laki untuk menghidupi keluarga. Ia bisa memberi semangat bagi perempuan untuk tidak menyerah,”jelasnya. (wbs)
Meskipun menggunakan kebaya,para pedagang ini, tanpa sungkan tetap cekatan melayani pembeli. Rupanya,aksi menggunakan kebaya jawa, saat melayani para pembeli merupakan cara para pedagang Pasar Gede dalam memperingati hari Kartini.
“Kita memang sengaja meggunakan kebaya saat hari Kartini. Kita hanya ingin menunjukan kalau kita,kaum wanita bisa berkarya tanpa melupakan identitas kita sebagai wanita,"jelas Suyatmi, pengurus Paguyuban Pasar Gede, Solo,Jawa Tengah,Sabtu (21/4/2012).
Selain menggunakan kebaya, saat melayani para pembeli, pada peringatan hari Kartini, mereka juga memberikan penghargaan kepada para pedagang lainnya yang dianggap mampu mendorong pedagang lainnya untuk tetap mencintai profesinya.
Salah satunya kepada Sukini yang sehari-harinya bekerja sebagai penambal ban di lingkungan Pasar Gede. Sukini dianggap memberikan inspirasi karena kegigihannya mencari nafkah sebagai tukang tambal ban sejak usia 19 tahun.
“Dia meneladani RA Kartini. Rela bekerja seperti kaum laki-laki untuk menghidupi keluarga. Ia bisa memberi semangat bagi perempuan untuk tidak menyerah,”jelasnya. (wbs)
()