Tolak cinta kepsek, siswi SMA gagal ikut UN
A
A
A
Sindonews.com - Wina Nidaul Gina (17) warga Kelurahan Kebonjati, Kecamatan Cikole, Kota Sukabumi gagal mengikuti Ujian Nasional (UN) tahun ini di sekolahnya di SMA DA di Bekasi. Kondisi ini terjadi lantaran Wina telah menolak cinta sang kepala sekolah (kepsek).
Lebih tragis lagi, karena penolakannya itu pula Wina juga harus menerima sanksi droup out (DO). Anehnya sanksi DO tersebut dikeluarkan pihak sekolah dengan tiga dalih yakni Wina telah merusak rumah tangga kepala SMA DA, menghina dengan perkataan kasar dan bersikap tidak wajar sehingga mencemarkan nama baik sekolah nekakui jejaring sosial.
"Semua yang dituduhkan pihak sekolah dalam surat DO itu, tidak pernah saya lakukan. Apa yang saya tulis dalam jejaring sosial sedikit pun tidak menggunakan kata-kata kasar, terlebih tidak ditujukan kepada siapa pun apalagi merusak rumah tangga orang," ujar Gina saat ditemui wartawan di kediamannya di Sukabumi, Kamis (19/4/2012).
Wina menduga sanksi DO yang diterimanya ini berkaitan dengan prilaku Kepala SMA DA berinisial MJ yang kerap mengirimkan pesan pendek melalui layanan Short Message Service (SMS) berisikan ungkapan perasaan MJ yang hendak menjadikan Wina sebagai pacarnya.
"Saya tidak pernah membalas perasaan kepala sekolah, karena saya dekat sekali dengan isterinya yang sering membantu saya," katanya.
Sebelum mendapat sanksi DO, remaja yang selalu mendapat peringkat tiga besar di sekolahnya itu mengaku sempat mengikuti ujian di hari pertama pelaksanaan UN. Namun setelah usai menyelesaikan soal-soal ujian, tiba-tiba dirinya dipanggil pihak sekolah dan langsung dikeluarkan.
Yati, ibunda Wina Nidaul Gina, mengaku akan menyampaikan nasib anaknya itu kepada Pemda Kota Sukabumi. Meski Wina telah mendapat DO di sekolah terdahulunya di Bekasi, namun Yati berharap Pemda Kota Sukabumi mau membantu dengan cara memperbolehkan Wina menjadi peserta ujian di Kota Sukabumi.
"Saya akan mengadukan masalah Wina kepada Wali Kota Sukabumi Mokh Muslikh Abdussyukur. Saya harap Wina bisa ikut ujian di Sukabumi," tuturnya.(azh)
Lebih tragis lagi, karena penolakannya itu pula Wina juga harus menerima sanksi droup out (DO). Anehnya sanksi DO tersebut dikeluarkan pihak sekolah dengan tiga dalih yakni Wina telah merusak rumah tangga kepala SMA DA, menghina dengan perkataan kasar dan bersikap tidak wajar sehingga mencemarkan nama baik sekolah nekakui jejaring sosial.
"Semua yang dituduhkan pihak sekolah dalam surat DO itu, tidak pernah saya lakukan. Apa yang saya tulis dalam jejaring sosial sedikit pun tidak menggunakan kata-kata kasar, terlebih tidak ditujukan kepada siapa pun apalagi merusak rumah tangga orang," ujar Gina saat ditemui wartawan di kediamannya di Sukabumi, Kamis (19/4/2012).
Wina menduga sanksi DO yang diterimanya ini berkaitan dengan prilaku Kepala SMA DA berinisial MJ yang kerap mengirimkan pesan pendek melalui layanan Short Message Service (SMS) berisikan ungkapan perasaan MJ yang hendak menjadikan Wina sebagai pacarnya.
"Saya tidak pernah membalas perasaan kepala sekolah, karena saya dekat sekali dengan isterinya yang sering membantu saya," katanya.
Sebelum mendapat sanksi DO, remaja yang selalu mendapat peringkat tiga besar di sekolahnya itu mengaku sempat mengikuti ujian di hari pertama pelaksanaan UN. Namun setelah usai menyelesaikan soal-soal ujian, tiba-tiba dirinya dipanggil pihak sekolah dan langsung dikeluarkan.
Yati, ibunda Wina Nidaul Gina, mengaku akan menyampaikan nasib anaknya itu kepada Pemda Kota Sukabumi. Meski Wina telah mendapat DO di sekolah terdahulunya di Bekasi, namun Yati berharap Pemda Kota Sukabumi mau membantu dengan cara memperbolehkan Wina menjadi peserta ujian di Kota Sukabumi.
"Saya akan mengadukan masalah Wina kepada Wali Kota Sukabumi Mokh Muslikh Abdussyukur. Saya harap Wina bisa ikut ujian di Sukabumi," tuturnya.(azh)
()