Jangan nodai UN dengan kecurangan

Senin, 16 April 2012 - 08:37 WIB
Jangan nodai UN dengan...
Jangan nodai UN dengan kecurangan
A A A
Sindonews.com - Perjuangan sekitar 2,5 juta siswa SMA/ MA/ SMK menggapai kelulusan Ujian Nasional (UN) dimulai, hari ini. Seluruh pihak yang terlibat UN diimbau tidak menodai UN dengan kecurangan seperti menyontek jawaban soal.

”Kecurangan justru akan mencederai tujuan pendidikan itu sendiri,” ujar Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah Din Syamsuddin, seusai menjenguk Pengasuh Pondok Pesantren (Ponpes) Gontor, Ponorogo, KH Abdullah Syukri Zarkasy,di Graha Amerta RSU dr Soetomo, Surabaya, Minggu 15 April 2012.

Menurut Din, imbauan disampaikan kepada seluruh pihak yang terlibat, termasuk kepala sekolah, guru, dan murid. Berdasarkan pengalaman tahun-tahun sebelumnya, ada guru yang malah memberikan contekan kepada siswa sebagai peserta UN.

”Jangan kita menodai UN ini dengan kecurangan seperti tahun-tahun kemarin. Nilai kejujuran penting untuk pendidikan kita,”kata pria kelahiran Sumbawa Besar, Nusa Tenggara Barat, 31 Agustus 1958 ini.

Kasus kecurangan UN pernah mencuat pertengahan 2011 lalu. Pada saat itu, dua kasus contek massal menjadi headline media cetak, online, hingga televisi.

Kasus pertama terjadi pada pelaksanaan UN di SDN Gadel II/577 Tandes, Surabaya. Kasus ini mencuat setelah warga setempat mengusir Alifah Achmad Maulana dan keluarga dari rumahnya lantaran mengungkap ke publik dugaan terjadinya contek massal di sekolahnya.

Alif merupakan siswa yang dipaksa untuk memberikan contekan kepada teman-temannya. Kasus kedua terjadi di SD 6 petang Pesanggrahan, Jakarta Selatan. Kasus dugaan contek massal ini dilaporkan Muhammad Abrari Pulungan, 12. Terpisah, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Mohammad Nuh tampak percaya diri bahwa UN akan berjalan lancar.

Menurut dia, UN harus tepat dari tiga sisi, yakni ketepatan waktu pengiriman soal,dan jumlah soal, ketepatan jenis soal sehingga saat ujian berlangsung soal yang diujikan tidak tertukar.

”Saya ingin memastikan semua alat komunikasi harus ditaruh di luar kelas. Lalu lembar jawaban harus segera dikirim ke pusat pemindaian dan jangan transit ke mana-mana. Tim pengawas dan polisi akan memastikan semua guru tidak memberikan jawaban soal ke siswanya,” tandas Nuh di SMAN 6 Pamulang, Tangerang Selatan.

Nuh juga menepis dugaan banyak pihak bahwa siswa stres menghadapi UN.Mantan Menkominfo ini menyatakan, Kemendikbud akan melakukan survei siswa sebelum dan sesudah UN berlangsung untuk mengetahui kadar stres mereka.

”Banyak pihak yang menolak UN karena dianggap bisa menyebabkan stres, namun alat ukur yang menyatakan kadar depresi mereka tidak ada,” tandas mantan rektor Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya ini.

Bupati Blitar Herry Noegroho bahkan mengancam seluruh tenaga pendidik (guru) di Kabupaten Blitar agar tidak melakukan kecurangan dalam pelaksanaan UN.

Bupati tidak ingin mendengar adanya guru atau lembaga pendidikan yang sengaja membantu peserta UN agar memperoleh nilai yang baik. Termasuk juga melarang membiarkan peserta saling mencontek.

”Sebab hal itu merupakan perbuatan yang tidak jujur. Harus ada sanksi tegas jika memang ada guru yang nekat melakukan kecurangan itu,” ujarnya kepada wartawan.

Untuk memastikan tidak adanya kecurangan itu,hampir seluruh pihak terkait di Jawa Timur (Jatim) menggelar inspeksi mendadak (Sidak), hari ini.

”Kami bersama-sama akan melihat pelaksanaan ujian,” kata Kepala Dindik Jawa Timur Harun, kemarin.

Menurut Harun, sidak untuk melihat secara langsung pelaksanaan dan kesiapan siswa dan pengawas dalam melaksanakan UN. Dalam UN ini, naskah soal terdiri atas lima paket dengan tingkat kerahasiaan yang tinggi. Nomor urut dalam masing-masing paket diacak, sehingga siswa, pengawas, bahkan sekolah penyelenggara pun tidak mengetahui urutan tersebut.

”Nanti kita bisa mengukur kemampuan siswa pada UN ini,” beber mantan Kepala Disbudpar Jatim ini.

Kepala Dindik Surabaya Ikhsan mengatakan, pengawasan UN 2012 lebih ketat.Hal ini terlihat dengan adanya penandatanganan pakta integritas kejujuran oleh pengawas dan siswa. Di Surabaya, jumlah pengawas ruang UN SMA/ MA/ SMK yang dikerahkan oleh Dindik Surabaya mencapai 3.967 orang.Mereka akan mengawasi sekitar 1.984 ruangan.

”Saya minta seluruh pengawas independen bisa menciptakan suasana nyaman,” katanya.(azh)
()
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.0753 seconds (0.1#10.140)