Keluarga pelaku pembunuhan masih mengungsi

Jum'at, 13 April 2012 - 07:35 WIB
Keluarga pelaku pembunuhan masih mengungsi
Keluarga pelaku pembunuhan masih mengungsi
A A A
Sindonews.com - Meski situasi keamanan di Desa Kertaharjo, Kecamatan Tomoni, Kabupaten Luwu Timur (Lutim) telah kondusif pascabentrokan dua kelompok warga beda suku di daerah itu, keluarga pelaku pembunuhan salah satu pemuda yang tewas memicu bentrokan, masih mengungsi ke kantor kecamatan setempat.

Mereka mengungsi dan tidur di Kantor Kecamatan Tomoni saat malam hari. Keesokan paginya, mereka kembali ke rumah melaksanakan aktivitas sehari-hari, seperti bekerja di sawah dan kebun.

Para keluarga korban pembunuhan pemuda Dennys, pemuda yang tewas dianiaya sekitar delapan pemuda di Kertaharjo, masih khawatir terjadinya penyerangan sebagai aksi balas dendam keluarga korban. Mereka meminta jaminan keamanan dari aparat kepolisian yang sejak bentrokan terjadi melibatkan puluhan warga beda etnis, bersiaga di desa itu.

Sejak Rabu 11 April lalu, dua peleton atau setara 60 personel Brimob dari Parepare, telah dipulangkan bersama 30 personel Polres Luwu Utara dan Polres Palopo. Namun, sebanyak 100 personel Polres Lutim masih bertugas di sana mengamankan beberapa lokasi yang masih dianggap titik rawan, termasuk menjaga rumah para keluarga pelaku yang mengungsi malam hari menghindari kejadian yang tidak diinginkan.

Kapolres Lutim, AKBP Andi Firman mengungkapkan, pengurangan pasukan pengamanan dari Tomoni, setelah kondisi keamanan semakin kondusif dan membaik. "Tidak ada lagi konsentrasi warga dan saat ini Pemkab bersama Polres mengupayakan rekonsiliasi dua kelompok warga," kata Firman di Malili, Kamis (12/4/2012).

Setelah situasi keamanan benar-benar kondusif, kata Kapolres, seluruh personel keamanan ditarik dari Tomoni. "Kita harapkan agar tidak ada lagi bentrokan yang bisa mengganggu keamanan yang sudah kondusif dan keluarga korban menyerahkan penanganan kasus hukum kasus pembunuhan Dennys kepada polisi," harap perwira dua melati di pundak ini.

Sementara Wakil Bupati Lutim HM Thoriq Husler mengungkapkan, upaya rekonsiliasi pascabentrokan dua kelompok warga, terus diupayakan pihaknya bersama unsur Muspida Lutim.

Menurut orang nomor dua di Pemkab Lutim ini, rekonsiliasi untuk menyelesaikan konflik antara dua warga satu desa tapi beda dusun di Tomoni itu, harus dilandaskan atas niat baik dari semua pihak untuk membangun daerah mereka lebih damai kedepan.

"Anarkisme bukanlah sikap yang dewasa untuk menyelesaiakan semua persoalan dan menjadi tanggungjawab bersama untuk menghentikannya. Apalagi, anarkisme dalam setiap pertikaian warga tidak akan menyelesaikan persoalan," kata Husler yang turun langsung ke tengah-tengah masyarakat saat terjadi bentrokan, untuk menggagas perdamaian di antara dua kelompok yang bertikai.

Dikatakanya, Pemkab dan unsur Muspida setempat mencari timing yang tepat mengadakan rekonsiliasi mempertemukan dua kelompok yang sempat bentrokan, sehingga diharapkan dapat menghasilkan solusi terbaik dalam menyelesaikan konflik di antara mereka.

"Satu hal, dua kelompok warga harus memahami, kejadian ini bukan karena SARA, tetapi murni tindak pidana kriminal akibat tewasnya salah satu pemuda setempat. Kasus pembunuhan korban juga telah ditangani serius polisi dan pelakunya telah diamankan," katanya.

Untuk itu, Husler berharap agar tidak ada lagi warga yang mengungsi ke Kantor Kecamatan di malam hari, karena situasi keamanan telah kondusif. Apalagi, aparat keamanan telah memberikan jaminan keamanan kepada para warga kedua belah pihak, sehingga warga patut menjaga keamanan bersama.

Seperti diberitakan sebelumnya, dua kelompok warga beda suku di Desa Kertaharjo, terlibat bentrok akibat salah satu pemuda setempat tewas dikeroyok sekelompok beda suku, Sabtu 7 April lalu. Akibat bentrokan yang nyaris menjurus ke arah SARA ini, aparat kepolisian dan TNI berjumlah 500-an orang, disiagakan mengamankan lokasi pertikaian yang memicu keamanan memanas dan mencekam selama beberapa hari.

Bahkan, warga yang melakukan penyerangan sebagai upaya balas dendam atas tewasnya salah satu keluarganya, berhadapan dengan aparat kepolisian sehingga sedikitnya empat petugas terluka pada kepala terkena lemparan batu.(azh)
()
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.7870 seconds (0.1#10.140)