Transportasi massal Surabaya bisa sinergi di TOW
A
A
A
Sindonews.com – Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini menyambut baik persetujuan pemindahan trayek bus Pantura ke Terminal Oso Wilangun (TOW) oleh Kementerian Perhubungan (Kemenhub) per 1 Mei mendatang. Dengan adanya kepastian itu, maka transportasi massal bisa bersinergi dengan konsep Pemkot Surabaya.
“Secara teori perubahan rute bagi bus Pantura ke TOW akan mendukung konsep kami,” ujar Risma, Rabu (11/4/2012).
Mantan Kepala Dinas Kebersihan dan Pertamanan (DKP) Surabaya itu melanjutkan, bus Pantura yang datang tak lagi singgah di Purabaya.
Semuanya akan bermuara di TOW sebagai persinggahan yang ideal. Kalau seluruh trayek angkutan umum jalur Pantura dari terminal Purabaya, baik yang AC maupun no AC pindah ke TOW, maka angkutan kota (angkot) yang masuk ke Surabaya bisa mendukung.
“Keberadaan angkot juga lebih maksimal, ini mendukung penyebaran transportasi di dalam kota,” tegasnya.
Wali Kota perempuan pertama di Kota Pahlawan itu menjelaskan, sejak awal pemkot maupun DPRD Surabaya sudah setuju dengan adanya perubahan rute trayek bus Pantura. Secara perlahan keberadaan TOW bisa terus naik dan memberikan layanan bagi warga yang mau keluar atau masuk ke Surabaya.
Untuk mendukung transportasi di dalam kota, katanya, pihaknya juga siap melakukan perubahan rute angkot secara total. Adanya perubahan itu dilakukan untuk menjangkau semua kawasan yang ada di Surabaya.
“Saat ini banyak kawasan baru yang berpenduduk padat, salah satunya munculnya perumahan baru yang memiliki warga dalam jumlah yang besar,” jelasnya.
Bahkan, pemkot juga akan memproses layanan adminstrasi, termasuk kartu pengawasan pada bus. Pihaknya juga berharap pada 1 Mei nanti bisa berjalan dengan baik. Sementara untuk kondisi TOW yang lahannya terbatas, pemkot tak terlalu merisaukan. Saat ini lahan yang bisa dipakai untuk layanan TOW ada sekitar 3 hektar. Dengan sarana lahan yang ada tak cukup untuk menampung pemindahan bus yang semakin bertambah.
“Kami kan sudah menyiapkan lahan yang sengketa dengan pihak ketiga dulu, ini dalam proses pengambilalihan. Surat peringatan juga sudah
kami layangkan,” ujar mantan Kepala Badan Perencanaan dan Pembangunan Kota (Bappeko) itu.
Dengan tambahan lahan itu, katanya, pihaknya yakin sarana yang ada di TOW mampu menampung tambahan ratusan bus yang siap mangkal di TOW. “Jadi tak ada masalah,” katanya.
Sementara itu, Kabid Angkutan Jalan Dishub dan LLAJ Jatim Sumarsono menuturkan, pemindahan trayek untuk bus Pantura memang sudah disetujui Kemenhub. Saat ini yang harus dijadikan fokus utama adalah pengurusan kartu pengawasan baru yang butuh waktu dua hari.
“Sisa waktu dua minggu dilakukan untuk sosialisasi pada bus Pantura, sebelum 1 Mei nanti semuanya harus sudah beres,” jelasnya.
Ketika ditanya pemindahan semua trayek bus pantura membuat TOW semrawut, dia tak memungkirinya. Namun karena tuntutan itu berulang
kali muncul, maka pihaknya tak bisa berbuat banyak.
“Kesemrawutan di TOW tetap bisa terjadi. Tapi ini adalah keinginan sopir sehingga perlu didukung untuk kemajuan transportasi,” katanya.
Terkait itu, Dishub Surabaya memang segera membenahi kondisi TOW agar bus bisa tertampung. Pemkot Surabaya telah membuat Detail Enginnering Design (DED) tahun ini dan segera menambah jalur dan renovasi pada tahun depan.
“Secara teori perubahan rute bagi bus Pantura ke TOW akan mendukung konsep kami,” ujar Risma, Rabu (11/4/2012).
Mantan Kepala Dinas Kebersihan dan Pertamanan (DKP) Surabaya itu melanjutkan, bus Pantura yang datang tak lagi singgah di Purabaya.
Semuanya akan bermuara di TOW sebagai persinggahan yang ideal. Kalau seluruh trayek angkutan umum jalur Pantura dari terminal Purabaya, baik yang AC maupun no AC pindah ke TOW, maka angkutan kota (angkot) yang masuk ke Surabaya bisa mendukung.
“Keberadaan angkot juga lebih maksimal, ini mendukung penyebaran transportasi di dalam kota,” tegasnya.
Wali Kota perempuan pertama di Kota Pahlawan itu menjelaskan, sejak awal pemkot maupun DPRD Surabaya sudah setuju dengan adanya perubahan rute trayek bus Pantura. Secara perlahan keberadaan TOW bisa terus naik dan memberikan layanan bagi warga yang mau keluar atau masuk ke Surabaya.
Untuk mendukung transportasi di dalam kota, katanya, pihaknya juga siap melakukan perubahan rute angkot secara total. Adanya perubahan itu dilakukan untuk menjangkau semua kawasan yang ada di Surabaya.
“Saat ini banyak kawasan baru yang berpenduduk padat, salah satunya munculnya perumahan baru yang memiliki warga dalam jumlah yang besar,” jelasnya.
Bahkan, pemkot juga akan memproses layanan adminstrasi, termasuk kartu pengawasan pada bus. Pihaknya juga berharap pada 1 Mei nanti bisa berjalan dengan baik. Sementara untuk kondisi TOW yang lahannya terbatas, pemkot tak terlalu merisaukan. Saat ini lahan yang bisa dipakai untuk layanan TOW ada sekitar 3 hektar. Dengan sarana lahan yang ada tak cukup untuk menampung pemindahan bus yang semakin bertambah.
“Kami kan sudah menyiapkan lahan yang sengketa dengan pihak ketiga dulu, ini dalam proses pengambilalihan. Surat peringatan juga sudah
kami layangkan,” ujar mantan Kepala Badan Perencanaan dan Pembangunan Kota (Bappeko) itu.
Dengan tambahan lahan itu, katanya, pihaknya yakin sarana yang ada di TOW mampu menampung tambahan ratusan bus yang siap mangkal di TOW. “Jadi tak ada masalah,” katanya.
Sementara itu, Kabid Angkutan Jalan Dishub dan LLAJ Jatim Sumarsono menuturkan, pemindahan trayek untuk bus Pantura memang sudah disetujui Kemenhub. Saat ini yang harus dijadikan fokus utama adalah pengurusan kartu pengawasan baru yang butuh waktu dua hari.
“Sisa waktu dua minggu dilakukan untuk sosialisasi pada bus Pantura, sebelum 1 Mei nanti semuanya harus sudah beres,” jelasnya.
Ketika ditanya pemindahan semua trayek bus pantura membuat TOW semrawut, dia tak memungkirinya. Namun karena tuntutan itu berulang
kali muncul, maka pihaknya tak bisa berbuat banyak.
“Kesemrawutan di TOW tetap bisa terjadi. Tapi ini adalah keinginan sopir sehingga perlu didukung untuk kemajuan transportasi,” katanya.
Terkait itu, Dishub Surabaya memang segera membenahi kondisi TOW agar bus bisa tertampung. Pemkot Surabaya telah membuat Detail Enginnering Design (DED) tahun ini dan segera menambah jalur dan renovasi pada tahun depan.
()