Gerakan separatis di Papua tidak masif
A
A
A
Sindonews.com - Kegiatan kelompok bersenjata di Papua diyakini tidak masif. Namun, aparat keamanan masih menghadapi kendala dalam menangkapnya karena faktor kondisi medan yang sulit serta membaurnya para anggota kelompok pengacau keamanan pada suku-suku yang banyak terdapat di sana.
Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam) Djoko Suyanto mengakui masih adanya kelompok bersenjata di Papua. ”Memang ada peredaran senjata di sana. Tapi saya kira tidak masif. Papua itu luas, tiga kali Pulau Jawa. Kalau ada kejadian di Sorong, Biak,Timika atau lainnya, bukan berarti semua Papua seperti itu,” katanya saat silaturahmi dengan para pimpinan media massa di Jakarta, kemarin.
Menurut dia, ada beberapa faktor yang membuat aparat keamanan kesulitan mengungkap dan menangkan para pelaku kejahatan, di antaranya kondisi medan yang sulit. Di satu sisi, para pelaku yang merupakan masyarakat setempat sudah sangat mengenal medannya. Kondisi ini makin dipersulit ketika para pelaku membaur dengan suku-suku lokal.
”Inilah yang kita pesankan kepada aparat agar jangan ada yang salah prosedur, salah orang. Kalau zaman dulu kita bisa langsung menangkap, tapi sekarang kalau benar-benar tidak yakin, ya jangan. Harus yang benar-benar yakin, dilengkapi bukti-bukti yang cukup,” paparnya.
Kapolri Jenderal Pol Timur Pradopo menuturkan, ada beberapa daerah di Papua yang menjadi perhatian. Pihaknya terus meningkatkan keamanan di sana, termasuk mencari pelaku penembakan pesawat Trigana.
Wakil Ketua Setara Institute Bonar Tigor Naipospos mengatakan, peristiwa kekerasan yang berulang di Papua disebabkan tidak ada satu pun peristiwa kekerasan di Bumi Cendrawasih terungkap dan diproses secara hukum hingga tuntas.(lin)
Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam) Djoko Suyanto mengakui masih adanya kelompok bersenjata di Papua. ”Memang ada peredaran senjata di sana. Tapi saya kira tidak masif. Papua itu luas, tiga kali Pulau Jawa. Kalau ada kejadian di Sorong, Biak,Timika atau lainnya, bukan berarti semua Papua seperti itu,” katanya saat silaturahmi dengan para pimpinan media massa di Jakarta, kemarin.
Menurut dia, ada beberapa faktor yang membuat aparat keamanan kesulitan mengungkap dan menangkan para pelaku kejahatan, di antaranya kondisi medan yang sulit. Di satu sisi, para pelaku yang merupakan masyarakat setempat sudah sangat mengenal medannya. Kondisi ini makin dipersulit ketika para pelaku membaur dengan suku-suku lokal.
”Inilah yang kita pesankan kepada aparat agar jangan ada yang salah prosedur, salah orang. Kalau zaman dulu kita bisa langsung menangkap, tapi sekarang kalau benar-benar tidak yakin, ya jangan. Harus yang benar-benar yakin, dilengkapi bukti-bukti yang cukup,” paparnya.
Kapolri Jenderal Pol Timur Pradopo menuturkan, ada beberapa daerah di Papua yang menjadi perhatian. Pihaknya terus meningkatkan keamanan di sana, termasuk mencari pelaku penembakan pesawat Trigana.
Wakil Ketua Setara Institute Bonar Tigor Naipospos mengatakan, peristiwa kekerasan yang berulang di Papua disebabkan tidak ada satu pun peristiwa kekerasan di Bumi Cendrawasih terungkap dan diproses secara hukum hingga tuntas.(lin)
()