Dua jembatan di Cianjur ambruk

Kamis, 05 April 2012 - 08:12 WIB
Dua jembatan di Cianjur...
Dua jembatan di Cianjur ambruk
A A A
Sindonews.com - Hujan deras disertai angin kencang kembali melanda wilayah Kabupaten Cianjur. Akibatnya, Sungai Cibalagung meluap hingga membuat dua jembatan ambruk, setelah diterjang luapan air sungai tersebut pada Selasa 3 April malam sekitar pukul 21.00 WIB. Tidak ada korban jiwa dalam peristiwa tersebut.

Namun, ambruknya dua jembatan ini membuat akses jalan warga terhambat, yakni akses yang menghubungkan Kampung Tajurhalang dan Kampung Legok Desa Sindanglaka Kecamatan Karangtengah dengan Kampung Kelewih Desa Sukamanah, Kecamatan Mande, Kabupaten Cianjur. Selain itu, sedikitnya 1,7 hektare lahan persawahan milik masyarakat setempat terendam luapan air.

Kerugian ditaksir mencapai Rp300 juta. Ujang Sunarya (36), Ketua RW 07 Desa Sindanglaka menegaskan, meluapnya air Sungai Cibalagung ini merobohkan Jembatan Tajurhalang dengan panjang 24 meter dan lebar 2,5 meter dan Jembatan Legok dengan panjang hampir 40 meter dan lebar 1,5 meter.

”Aktivitas warga saat ini jadi terhambat. Mereka harus memutar arah mencari alternatif jalan lain yang jaraknya cukup jauh karena tidak ada lagi jalan alternatif,” kata Ujang menjelaskan 4 April 2012.

Kedua jembatan itu, lanjut Ujang, merupakan akses utama transportasi mengangkut hasil bumi maupun pendidikan bagi siswa warga setempat. Sementara itu, bencana longsor di Kabupaten Sukabumi terus meluas. Dalam sepekan terakhir, longsor merusak sejumlah rumah warga dan memutuskan infrastruktur jalan. Umumnya bencana tersebut terjadi akibat rembesan air hujan yang mengikis tanah tebing.

Berdasarkan data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sukabumi, bencana longsor terjadi di Kampung Cicukang RT 17/05 Desa Sirnasari, Kecamatan Pabuaran. Sebanyak dua rumah tertimbun longsoran tanah tebing.

Kejadian ini mengakibatkan dua kepala keluarga (KK) yang terdiri dari sembilan jiwa mengungsi. Selain Kecamatan Pabuaran, longsor juga melanda Kecamatan Cidolog, tepatnya Kampung Nagrak, RT 03/07, Desa Cipamingkis, Kecamatan Cidolog.

Timbunan longsor mencapai sepuluh meter. Akibatnya, ruas jalan tersebut tidak bisa dilalui.

”Timbunan tanahnya cukup tinggi sehingga jalannya terputus,” kata Kepala Seksi Kedaruratan BPBD Kabupaten Sukabumi Helen Romauli. Sehari sebelumnya, tiga rumah di Kampung Lebak RT28/ 10 Desa Pondokaso Landeuh, Kecamatan Parungkuda, Kabupaten Sukabumi hancur diterjang longsor.

Kejadian ini mengakibatkan seorang penghuni mengalami patah tulang karena tertimpa material bangunan rumah yang ambruk. Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Sukabumi Perry A Furqon mengatakan, menghadapi ancaman bencana longsor musim penghujan ini, pihaknya telah menerjunkan petugas lapangan untuk membantu para korban.

Di samping itu,mereka juga disiagakan untuk mengerahkan kendaraan alat berat untuk membersihkan timbunan tanah dari ruas jalan. ”Intensitas hujan beberapa hari terakhir ini sangat rawan menimbulkan bencana alam berupa longsor. Kondisi tanah di beberapa daerah di Sukabumi sangat labil. Menghadapi ancaman bencana ini, kami sudah menerjunkan petugas untuk memberikan bantuan kepada para korban bencana,” kata Perry.

Tebing di Blok Kebon Bako, Kampung Bonjot,RT 01/13,Desa Rancapanggung, Kecamatan Cililin, Kabupaten Bandung Barat (KBB) mengalami longsor. Akibatnya, area sawah seluas kurang lebih 400 meter persegi milik enam warga tertimbun dan mengancam tiang sutet yang tidak jauh dari lokasi longsor. Keterangan yang dihimpun di lokasi, longsornya tebing ini terjadi pada Selasa 3 April sekitar pukul 19.30 WIB.

Penyebabnya adalah tidak lain hujan deras yang turun secara merata di kawasan KBB termasuk dikawasan Rancapanggung.

”Di atas lokasi longsor itu ada sebuah gubuk milik Usin. Dia saat itu sedang tidur di gubuk itu dan kaget ketika tanah bergeser sehingga dia langsung loncat dan lari karena hampir terbawa longsoran,” ungkap Ketua RW 13 Ade Syaripudin.

Kepala Desa Rancapanggung Akhmad Kosasih mengatakan, tiang sutet yang terancam adalah tiang yang bernomor 45 di jalur 2. Tiang ini menyangga jaringan listrik sebesar 500.000 watt ini berada sekitar lima meter dari ujung tebing yang longsor tersebut. Dirinya khawatir jika tiangnya terbawa longsor, kabel sutetnya akan menimpa permukiman warga yang jumlahnya puluhan rumah.(azh)
()
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.0725 seconds (0.1#10.140)