Peredaran sabu tersistem
A
A
A
Sindonews.com – Sindikat peredaran narkoba khususnya sabu-sabu lebih tersistem dan rapi. Masing- masing pelaku memiliki peran tersendiri seperti jaringan sel dan berkomunikasi dengan menggunakan telepon.
Direktur Reserse dan Narkoba Polda DIY Kombes Pol Widjanarko mengatakan sabu-sabu itu merupakan barang mahal, peredarannya kebanyakan dalam takaran gram. Untuk mengungkap jaringan peredarannya juga sulit karena mereka memiliki peran masing-masing. “Mereka itu sistemik, ada yang bertindak sebagai kurir, ada operator, ada penyimpan barang, dan big bosnya yang memiliki barang,”katanya.
Satu gram sabu-sabu,harganya bisa mencapai Rp2,5 juta atau sama dengan 1 kg ganja. Untuk mendapatkan tangkapan barang sabu-sabu sebesar 10 gram sangat besar. Sebab, pelaku yang mengedarkan barang itu dinilai sangat rapi.“Karena harganya yang mahal itu, mereka mainnya sangat rapi, beda dengan ganja karena harganya yang memang lebih murah,” ungkap Wijanarko.
Mengenai keberadaan operator pemberi petunjuk kepada tersangka Hr,28,kurir sabu-sabu yang disinyalir berada di dalam Lapas Narkotika, Pakem, Sleman menurut Widjanarko belum bisa dipastikan.
Kasat Narkoba Polres Sleman AKP Heri Yogo secara terpisah mengatakan, operator yang menggerakkan tersangka Hr hingga kemarin belum tertangkap. Pengembangan masih terus dilakukan, penyidik terus menggali keteranganketerangan dari tersangka. (wbs)
Direktur Reserse dan Narkoba Polda DIY Kombes Pol Widjanarko mengatakan sabu-sabu itu merupakan barang mahal, peredarannya kebanyakan dalam takaran gram. Untuk mengungkap jaringan peredarannya juga sulit karena mereka memiliki peran masing-masing. “Mereka itu sistemik, ada yang bertindak sebagai kurir, ada operator, ada penyimpan barang, dan big bosnya yang memiliki barang,”katanya.
Satu gram sabu-sabu,harganya bisa mencapai Rp2,5 juta atau sama dengan 1 kg ganja. Untuk mendapatkan tangkapan barang sabu-sabu sebesar 10 gram sangat besar. Sebab, pelaku yang mengedarkan barang itu dinilai sangat rapi.“Karena harganya yang mahal itu, mereka mainnya sangat rapi, beda dengan ganja karena harganya yang memang lebih murah,” ungkap Wijanarko.
Mengenai keberadaan operator pemberi petunjuk kepada tersangka Hr,28,kurir sabu-sabu yang disinyalir berada di dalam Lapas Narkotika, Pakem, Sleman menurut Widjanarko belum bisa dipastikan.
Kasat Narkoba Polres Sleman AKP Heri Yogo secara terpisah mengatakan, operator yang menggerakkan tersangka Hr hingga kemarin belum tertangkap. Pengembangan masih terus dilakukan, penyidik terus menggali keteranganketerangan dari tersangka. (wbs)
()