Turunkan bendera merah putih, mahasiswa-polisi bentrok
A
A
A
Sindonews.com - Ratusan mahasiswa dari berbagai elemen gerakan yang berunjuk rasa menolak kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) saling baku hantam dengan aparat kepolisian.
Elemen gerakan mahasiswa Cipayung (PMII, GMNI, HMI, IMM) juga sempat menurunkan bendera merah putih, sampai setengah tiang. Akibatnya, salah satu mahasiswa sempat diamankan petugas, meski beberapa jam kemudian mahasiswa yang ditangkap dilepas dan dikembalikan ke barisan mahasiswa.
Menanggapi aksi penolakan BBM yang berujung ricuh tersebut, Korlap aksi Mahmud menyatakan, bahwa apa yang dilakukan oleh polisi merupakan tindakan kekerasan. Sebab, mahasiswa hanya menyampaikan aspirasi, tapi malah dipukuli.
"Kami aksi damai, tapi kenapa malah dilawan dengan kekerasan sehingga berujung pada kericuhan," ujar Mahmud menjelaskan kepada wartawan, Rabu (28/3/2012).
Mahmud menegaskan, kekerasan yang dilakukan polisi terhadap mahasiswa tidak akan menggentarkan niat mahasiswa untuk melakukan aksi menolak kenaikan harga BBM.
"Kami akan terus aksi, sampai pemerintah membatalkan kenaikan BBM," tegasnya.
Hingga berita ini diturunkan, barisan mahasiswa masih berhadap-hadapan dengan petugas kepolisian yang dilengkapi dengan tameng dan pentungan. Sementara, mahasiswa masih terus berorasi secara bergantian.
Kapolres Bangkalan AKBP Endro Priantoro, berharap elemen mahasiswa tidak melakukan tindakan anarkis. Bila ada yang anarkis, dia tidak segan-segan
melakukan tindakan tegas.
"Kami akan bertindak sesuai dengan aturan. Kalau ada yang anarkis, ditindak tegas," ucapnya.(azh)
Elemen gerakan mahasiswa Cipayung (PMII, GMNI, HMI, IMM) juga sempat menurunkan bendera merah putih, sampai setengah tiang. Akibatnya, salah satu mahasiswa sempat diamankan petugas, meski beberapa jam kemudian mahasiswa yang ditangkap dilepas dan dikembalikan ke barisan mahasiswa.
Menanggapi aksi penolakan BBM yang berujung ricuh tersebut, Korlap aksi Mahmud menyatakan, bahwa apa yang dilakukan oleh polisi merupakan tindakan kekerasan. Sebab, mahasiswa hanya menyampaikan aspirasi, tapi malah dipukuli.
"Kami aksi damai, tapi kenapa malah dilawan dengan kekerasan sehingga berujung pada kericuhan," ujar Mahmud menjelaskan kepada wartawan, Rabu (28/3/2012).
Mahmud menegaskan, kekerasan yang dilakukan polisi terhadap mahasiswa tidak akan menggentarkan niat mahasiswa untuk melakukan aksi menolak kenaikan harga BBM.
"Kami akan terus aksi, sampai pemerintah membatalkan kenaikan BBM," tegasnya.
Hingga berita ini diturunkan, barisan mahasiswa masih berhadap-hadapan dengan petugas kepolisian yang dilengkapi dengan tameng dan pentungan. Sementara, mahasiswa masih terus berorasi secara bergantian.
Kapolres Bangkalan AKBP Endro Priantoro, berharap elemen mahasiswa tidak melakukan tindakan anarkis. Bila ada yang anarkis, dia tidak segan-segan
melakukan tindakan tegas.
"Kami akan bertindak sesuai dengan aturan. Kalau ada yang anarkis, ditindak tegas," ucapnya.(azh)
()