Demo BBM, buruh bawa pocong ke Gedung Sate
A
A
A
Sindonews.com - Sekira 2.000 buruh di Bandung, Jawa Barat, menggelar aksi demonstrasi menolak kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi di Gedung Sate, Jalan Diponegoro, Bandung.
Dalam aksinya, para buruh yang tergabung dalam Serikat Pekerja Nasional (SPN), Serikat Buruh Seluruh Indonesia (SBSI), Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (SPSI) dan elemen lainnya, membawa tiga "pocong" yang diusung di atas keranda mayat.
Selanjutnya, "pocong-pocong" tersebut dibaringkan di depan gerbang masuk Gedung Sate yang sudah dijaga ratusan polisi. "Pocong" tersebut diartikan sebagai simbol kematian pemerintah dan keadilan. Karena, BBM naik dapat berarti juga derita bagi seluruh rakyat Indonesia.
Sesampainya di depan Gedung Sate, para buruh duduk bersila menghadap ke Selatan, di mana terdapat dua "pocong" yang dibaringkan. Mereka bersila sambil membacakan surat Yasin. Saat pembacaan surat Yasin, ada buruh yang bertanya, "Siapa yang mati?" dan langsung dijawab "SBY-Boediono," oleh salah seorang buruh lainnya.
Selanjutnya, suara pengajian mengalun lewat pengeras suara di mobil bak terbuka yang diubah jadi panggung orasi. Para buruh tampak khidmat mendengarkan pengajian sebagai simbol berkabung terhadap matinya pemerintah.
Pantauan di lokasi, aksi buruh tersebut membuat Jalan Diponegoro ditutup. Ribuan buruh memenuhi akses menuju pusat pemerintahan Provinsi Jabar tersebut. (san)
Dalam aksinya, para buruh yang tergabung dalam Serikat Pekerja Nasional (SPN), Serikat Buruh Seluruh Indonesia (SBSI), Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (SPSI) dan elemen lainnya, membawa tiga "pocong" yang diusung di atas keranda mayat.
Selanjutnya, "pocong-pocong" tersebut dibaringkan di depan gerbang masuk Gedung Sate yang sudah dijaga ratusan polisi. "Pocong" tersebut diartikan sebagai simbol kematian pemerintah dan keadilan. Karena, BBM naik dapat berarti juga derita bagi seluruh rakyat Indonesia.
Sesampainya di depan Gedung Sate, para buruh duduk bersila menghadap ke Selatan, di mana terdapat dua "pocong" yang dibaringkan. Mereka bersila sambil membacakan surat Yasin. Saat pembacaan surat Yasin, ada buruh yang bertanya, "Siapa yang mati?" dan langsung dijawab "SBY-Boediono," oleh salah seorang buruh lainnya.
Selanjutnya, suara pengajian mengalun lewat pengeras suara di mobil bak terbuka yang diubah jadi panggung orasi. Para buruh tampak khidmat mendengarkan pengajian sebagai simbol berkabung terhadap matinya pemerintah.
Pantauan di lokasi, aksi buruh tersebut membuat Jalan Diponegoro ditutup. Ribuan buruh memenuhi akses menuju pusat pemerintahan Provinsi Jabar tersebut. (san)
()