BBM naik sama saja cekik rakyat

Sindonews.com - Rencana pemerintah akan menaikkan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) 1 April mendatang mendapat kritikan dari Partai Nasional Demokrat (NasDem) Sumatera Barat.

Ketua Dewan Pengurus Pusat (DPW) Nasdem Sumatera Barat (Sumbar), Apris Yaman mengatakan, pemerintah tidak seharusnya menaikkan harga BBM tapi tetap mempertahankannya subsidinya. Yang harus dilakukan lagi adalah menyusun jadwal ulang soal biaya yang dikeluarkan pemerintah, seperti mengurangi anggaran perjalanan dinas.

“Selain itu mengurangi pembangunan gedung-gedung yang tidak mendesak dibutuhkan, saat ini kan banyak pembangunan gedung pemerintah yang belum mendesak, itu dikurangilah,” kata Apris menjelaskan, Senin (26/3/2012).

Apris mengatakan, biaya operasional Pertamina yang saat ini menurut para ahli terlalu besar. Untuk itu, biaya operasional tersebut harus dikurangi.

“Biaya operasional Pertamina tersebut harus dikurangi, sehingga dengan mengurangi beberapa anggaran yang tidak mendesak tentu itu akan menemukan solusinya untuk tidak menaikkan harga BBM,” paparnya.

Lanjut Apris, dengan mengurangi biaya tersebut tentu akan membantu menambah subsidi BBM, dampaknya BLT tidak perlu disalurkan.

“Saat ini yang merasakan dampak langsung itu adalah masyarakat bawah, kalau BBM naik itu sama artinya mencekik rakyat,” tegasnya.

Di mana bahan pokok naik, ongkos naik itu sangat meresahkan rakyat kecil serta mereka yang punya gaji tetap akan ada pengurangan pendapatan.

“Yang kita kasihani lagi saudara-saudara kita buruh yang baru menuntut kenaikan UMR, kenapa malah 1 April mendatang naiknya harga BBM, tentu buruh akan kembali unjuk rasa,” katanya.

Nasdem Sumbar, menurut Apris, mengajak Gubernur Sumbar dan Ketua DPRD Sumbar untuk menandatangangi surat penolakan kenaikan BBM. “Bersama elemen masyarakat ayo kita menolak kenaikan BBM,” pungkasnya.(azh)