Pengadaan pipa pengairan Bantaeng Rp20 M
A
A
A
Sindonews.com - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bantaeng memperkirakan pengadaan pipa untuk mengaliri 1.600 Hektare (Ha) sawah di Bantaeng, sekitar Rp20 miliar.
Bupati Bantaeng HM Nurdin Abdullah mengatakan, anggaran tersebut untuk
pengadaan 16 kilometer. Untuk tahap awal Pada tahap awal, Pemkab telah memasang pipa sepanjang satu kilometer. Dia mengharapkan tahun ini agar secepatnya mendorong peningkatan produksi pertanian untuk mencapai program surplus beras sebanyak 10 juta ton di Indonesia.
“Untuk mengalirkan air yang memanfaatkan aliran Sungai Bialo sebesar 30 persen ke areal ribuan hektare sawah tadah hujan pada kedua kecamatan tersebut,” ungkap Nurdin menjelaskan, Jumat (23/3/2012).
Pipanisasi tersebut tak hanya untuk areal persawahan tetapi juga dapat dimanfaatkan untuk air bersih masyarakat sebab kedua kecamatan itu juga kesulitan air bersih. Hingga kini, katanya lagi, Kabupaten Bantaeng telah memproduksi rata-rata delapan ton per hektare. Keberhasilan tersebut berkat penyediaan Benih Berbasis Teknologi (BBT) yang dikembangkan sendiri.
“Cekdam Batu Massong berfungsi mengaliri 1.600 hektare sawah tadah hujan di
Kecamatan Gantarangkeke dan Pa’jukukang,” tandasnya.
Pemkab juga berencana akan mengembangkan Sekdam Batu Massong menjadi pembangkit listrik tenaga mikro hydro (PLTMH) berkapasitas 3-4 MW untuk memenuhi kebutuhan masyarakat sekitar.
Sebelumnya, pihak Kementerian Pertanian (Kementan) melalui Direktorat Jenderal (Ditjen) Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP) bertekad membantu pengembangan pertanian di Kabupaten Bantaeng.
Direktur Pengelolaan Air Irigasi Ditjen PSP Kementan Prasetyo Muchsin dan Sekretaris Ditjen PSP Abd Madjid, salah satu bagian terpenting untuk pengembangan pertanian adalah masalah air.
Untuk itu, pihaknya akan membantu Pemkab Bantaeng untuk mengalirkan air dari Bendung Batu Massong ke kawasan kantong kemiskinan di Kecamatan Gantarangkeke dan Pa’jukukang.(azh)
Bupati Bantaeng HM Nurdin Abdullah mengatakan, anggaran tersebut untuk
pengadaan 16 kilometer. Untuk tahap awal Pada tahap awal, Pemkab telah memasang pipa sepanjang satu kilometer. Dia mengharapkan tahun ini agar secepatnya mendorong peningkatan produksi pertanian untuk mencapai program surplus beras sebanyak 10 juta ton di Indonesia.
“Untuk mengalirkan air yang memanfaatkan aliran Sungai Bialo sebesar 30 persen ke areal ribuan hektare sawah tadah hujan pada kedua kecamatan tersebut,” ungkap Nurdin menjelaskan, Jumat (23/3/2012).
Pipanisasi tersebut tak hanya untuk areal persawahan tetapi juga dapat dimanfaatkan untuk air bersih masyarakat sebab kedua kecamatan itu juga kesulitan air bersih. Hingga kini, katanya lagi, Kabupaten Bantaeng telah memproduksi rata-rata delapan ton per hektare. Keberhasilan tersebut berkat penyediaan Benih Berbasis Teknologi (BBT) yang dikembangkan sendiri.
“Cekdam Batu Massong berfungsi mengaliri 1.600 hektare sawah tadah hujan di
Kecamatan Gantarangkeke dan Pa’jukukang,” tandasnya.
Pemkab juga berencana akan mengembangkan Sekdam Batu Massong menjadi pembangkit listrik tenaga mikro hydro (PLTMH) berkapasitas 3-4 MW untuk memenuhi kebutuhan masyarakat sekitar.
Sebelumnya, pihak Kementerian Pertanian (Kementan) melalui Direktorat Jenderal (Ditjen) Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP) bertekad membantu pengembangan pertanian di Kabupaten Bantaeng.
Direktur Pengelolaan Air Irigasi Ditjen PSP Kementan Prasetyo Muchsin dan Sekretaris Ditjen PSP Abd Madjid, salah satu bagian terpenting untuk pengembangan pertanian adalah masalah air.
Untuk itu, pihaknya akan membantu Pemkab Bantaeng untuk mengalirkan air dari Bendung Batu Massong ke kawasan kantong kemiskinan di Kecamatan Gantarangkeke dan Pa’jukukang.(azh)
()