Tolak BBM naik, Gubernur Sulsel dukung mahasiswa
A
A
A
Sindonews.com - Musyawarah Pimpinan Daerah (Muspida) Sulawesi Selatan (Sulsel) menggelar rapat khusus terkait maraknya aksi unjuk rasa menolak kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) oleh berbagai elemen masyarakat. Hal itu dilakukan untuk meminimalisir hal-hal yang tidak diinginkan di lapangan.
"Situasi akhir-akhir ini di beberapa daerah dinamikanya fenomenal. Sesama anggota Muspida saling mengingatkan agar penanganannya tidak keluar dari prosedur tetap yang sudah ada," ujar Gubernur Sulsel Syahrul Yasin Limpo kepada wartawan di Makassar, Selasa (20/3/2012).
Syahrul mempersilakan mahasiswa dan elemen masyarakat Sulsel lainnya berunjuk rasa menolak kenaikan BBM. Menurutnya, itu adalah bagian dari dinamika berbangsa. "Bukan warga Sulsel kalau tidak dinamis. Mereka berhak menyampaikan pendapatnya di muka umum. Namun jangan anarkhis. Harus tetap menjaga keamanan," jelasnya.
Rapat Muspida yang menghadirkan petinggi dan Polri itu dilangsungkan tertutup dan mendadak. Syahrul mengaku berpesan kepada aparat TNI dan Polri untuk merespon situasi dengan baik. "Jangan merespon aksi yang ada dengan keras. Jangan membangun chaos. Pihak luar juga jangan memprovokasi para pengunjukrasa," tukasnya.
Aksi unjuk rasa penolakan kehaikan harga BBM di Makassar dan Sulsel terjadi setiap hari, baik siang maupun malam. Para pengunjukrasa berasal dari berbagai elemen masyarakat.
Pantauan di lokasi, aparat kepolisian yang berjaga masih terbatas mengamankan arus lalulintas supaya bisa tetap lancar. Belum ada pengamanan khusus walaupun jumlah orang dari kelompok massa yang berunjukrasa mencapai lebih dari 300 orang. (san)
"Situasi akhir-akhir ini di beberapa daerah dinamikanya fenomenal. Sesama anggota Muspida saling mengingatkan agar penanganannya tidak keluar dari prosedur tetap yang sudah ada," ujar Gubernur Sulsel Syahrul Yasin Limpo kepada wartawan di Makassar, Selasa (20/3/2012).
Syahrul mempersilakan mahasiswa dan elemen masyarakat Sulsel lainnya berunjuk rasa menolak kenaikan BBM. Menurutnya, itu adalah bagian dari dinamika berbangsa. "Bukan warga Sulsel kalau tidak dinamis. Mereka berhak menyampaikan pendapatnya di muka umum. Namun jangan anarkhis. Harus tetap menjaga keamanan," jelasnya.
Rapat Muspida yang menghadirkan petinggi dan Polri itu dilangsungkan tertutup dan mendadak. Syahrul mengaku berpesan kepada aparat TNI dan Polri untuk merespon situasi dengan baik. "Jangan merespon aksi yang ada dengan keras. Jangan membangun chaos. Pihak luar juga jangan memprovokasi para pengunjukrasa," tukasnya.
Aksi unjuk rasa penolakan kehaikan harga BBM di Makassar dan Sulsel terjadi setiap hari, baik siang maupun malam. Para pengunjukrasa berasal dari berbagai elemen masyarakat.
Pantauan di lokasi, aparat kepolisian yang berjaga masih terbatas mengamankan arus lalulintas supaya bisa tetap lancar. Belum ada pengamanan khusus walaupun jumlah orang dari kelompok massa yang berunjukrasa mencapai lebih dari 300 orang. (san)
()