Tak dapat jatah raskin, warga protes
A
A
A
Sindonews.com – Warga Kelurahan Maddukkelleng, Sengkang, mendatangi DPRD Wajo, kemarin. Mereka mempertanyakan jatah raskin yang hilang selama tiga tahun terakhir. “Sejak 2009, kami sudah tidak mendapatkan jatah raskin.
Ketika kami tanyakan kepada kepala lingkungan, katanya itu keputusan pusat (Pemerintah Pusat),” kata Rahmawati, warga Kelurahan Maddukkelleng, di depan tim penerima aspirasi DPRD Wajo, Senin 19 Maret.
Dia mengemukakan, di Kelurahan Maddukkelleng, ada belasan KK yang dulu tercatat sebagai penerima raskin. Namun sejak tiga tahun terakhir, jatah tersebut sudah tidak mereka terima lagi.
Justru para penerima raskin saat ini adalah orang-orang yang sebenarnya mampu. “Kami beli beras harus banting tulang,bahkan ada tetangga yang cacat (buta) juga tidak menerima raskin,” ujar dia.
Sekretaris Lurah Maddukkelleng, Kecamatan Tempe, Abd Rahman mengaku, tidak tahu persoalan tersebut karena dia menjabat sebagai sekretaris pada November 2012.
“Namun, akan berusaha memperbaiki semuanya karena sejak saya menjabat di situ,selalu keluar memantau siapa sebenarnya yang layak sebagai penerima raskin,” ungkap dia.
Wakil Ketua DPRD Wajo Rahman Rahim sebagai ketua tim penerima aspirasi, mengaku akan meminta daftar penerima raskin di Kelurahan Maddukkelleng ke pemerintah setempat sebagai dasar Komisi III untuk turun langsung memeriksa penerima raskin.
“Kami harus turun memeriksa karena ada indikasi penyaluran raskin tidak tepat sasaran,” papar dia.
Tidak hanya itu, setelah pihaknya melakukan pemantauan di lapangan,akan dilakukan rapat kerja dengan melibatkan seluruh stakeholder terkait, seperti Dinas Sosial dan Badan Pusat Statistik Bone, camat, lurah. ”Kasus ini akan kami tindak lanjuti secepatnya,” ujar dia.(azh)
Ketika kami tanyakan kepada kepala lingkungan, katanya itu keputusan pusat (Pemerintah Pusat),” kata Rahmawati, warga Kelurahan Maddukkelleng, di depan tim penerima aspirasi DPRD Wajo, Senin 19 Maret.
Dia mengemukakan, di Kelurahan Maddukkelleng, ada belasan KK yang dulu tercatat sebagai penerima raskin. Namun sejak tiga tahun terakhir, jatah tersebut sudah tidak mereka terima lagi.
Justru para penerima raskin saat ini adalah orang-orang yang sebenarnya mampu. “Kami beli beras harus banting tulang,bahkan ada tetangga yang cacat (buta) juga tidak menerima raskin,” ujar dia.
Sekretaris Lurah Maddukkelleng, Kecamatan Tempe, Abd Rahman mengaku, tidak tahu persoalan tersebut karena dia menjabat sebagai sekretaris pada November 2012.
“Namun, akan berusaha memperbaiki semuanya karena sejak saya menjabat di situ,selalu keluar memantau siapa sebenarnya yang layak sebagai penerima raskin,” ungkap dia.
Wakil Ketua DPRD Wajo Rahman Rahim sebagai ketua tim penerima aspirasi, mengaku akan meminta daftar penerima raskin di Kelurahan Maddukkelleng ke pemerintah setempat sebagai dasar Komisi III untuk turun langsung memeriksa penerima raskin.
“Kami harus turun memeriksa karena ada indikasi penyaluran raskin tidak tepat sasaran,” papar dia.
Tidak hanya itu, setelah pihaknya melakukan pemantauan di lapangan,akan dilakukan rapat kerja dengan melibatkan seluruh stakeholder terkait, seperti Dinas Sosial dan Badan Pusat Statistik Bone, camat, lurah. ”Kasus ini akan kami tindak lanjuti secepatnya,” ujar dia.(azh)
()