SPBU dijaga polisi, penjual BBM eceran tutup
A
A
A
Sindonews.com - Pengguna kendaraan bermotor di Balikpapan, Kalimantan Timur makin terkena dampak jelang kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM).
Selain harus mengantre lama di Stasiun Bahan Bakar Umum (SPBU), para pengendara juga kesulitan mendapatkan BBM di penjual eceran. Para penjual eceran kesulitan mendapatkan BBM di SPBU karena polisi menjaganya dengan ketat.
Salah seorang warga Balikpapan, Noor Rahmah (35), menuturkan petugas dari kepolisian yang menjaga setiap SPBU akan mencatat nomor polisi kendaraan, sehingga kesulitan untuk membeli berulang-ulang. Imbasnya, penjual eceran yang memanfaatkan kendaraan untuk membeli berkali-kali kesulitan stok BBM.
"Penjual eceran juga kekurangan stok, jadi cepat tutup. Kami kesulitan membeli bensin, karena kalau antre di SPBU juga bisa berjam-jam," kata Rahmah, Senin (19/3/2012).
Akibat banyak penjual eceran yang tutup, para pengendara kesulitan mendapatkan bensin. Tak heran jika warga kota minyak, julukan kota Balikpapan, terlihat banyak yang menuntun sepeda motornya dalam dua hari terakhir.
"Penjual bensin eceran itu tidak dilarang berjualan, cuma stoknya terbatas jadi cepat habis. Harganya sekarang antara Rp8 ribu sampai Rp10 ribu. Lucunya, kalau di kota harganya tinggi, sementara di pinggir kota Rp8 ribu," kata Rahmah yang berprofesi PNS dan tinggal di kawasan Teririp, Balikpapan.
Fakta ini memang cukup unik. Di Kota Balikpapan berdiri Pertamina Unit Pengolahan V serta unit pemasaran. Puluhan kilang Pertamina berdiri menghiasi indahnya Kota Balikpapan. Sayang warganya ternyata kesulitan mendapatkan BBM.
"Karena sibuk kerja, kami lebih memilih untuk membeli di eceran daripada antre lama di SPBU. Sayang penjual eceran juga kehabisan," tambah Rahmah.(azh)
Selain harus mengantre lama di Stasiun Bahan Bakar Umum (SPBU), para pengendara juga kesulitan mendapatkan BBM di penjual eceran. Para penjual eceran kesulitan mendapatkan BBM di SPBU karena polisi menjaganya dengan ketat.
Salah seorang warga Balikpapan, Noor Rahmah (35), menuturkan petugas dari kepolisian yang menjaga setiap SPBU akan mencatat nomor polisi kendaraan, sehingga kesulitan untuk membeli berulang-ulang. Imbasnya, penjual eceran yang memanfaatkan kendaraan untuk membeli berkali-kali kesulitan stok BBM.
"Penjual eceran juga kekurangan stok, jadi cepat tutup. Kami kesulitan membeli bensin, karena kalau antre di SPBU juga bisa berjam-jam," kata Rahmah, Senin (19/3/2012).
Akibat banyak penjual eceran yang tutup, para pengendara kesulitan mendapatkan bensin. Tak heran jika warga kota minyak, julukan kota Balikpapan, terlihat banyak yang menuntun sepeda motornya dalam dua hari terakhir.
"Penjual bensin eceran itu tidak dilarang berjualan, cuma stoknya terbatas jadi cepat habis. Harganya sekarang antara Rp8 ribu sampai Rp10 ribu. Lucunya, kalau di kota harganya tinggi, sementara di pinggir kota Rp8 ribu," kata Rahmah yang berprofesi PNS dan tinggal di kawasan Teririp, Balikpapan.
Fakta ini memang cukup unik. Di Kota Balikpapan berdiri Pertamina Unit Pengolahan V serta unit pemasaran. Puluhan kilang Pertamina berdiri menghiasi indahnya Kota Balikpapan. Sayang warganya ternyata kesulitan mendapatkan BBM.
"Karena sibuk kerja, kami lebih memilih untuk membeli di eceran daripada antre lama di SPBU. Sayang penjual eceran juga kehabisan," tambah Rahmah.(azh)
()