HMI paksa dua anggota DPRD Jabar masuk bak sampah
A
A
A
Sindonews.com - Segala cara dilakukan mahasiswa untuk menolak kenaikan harga BBM. Misalnya massa dari Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) dan Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) Bandung yang melakukan unjuk rasa di Gedung Sate, Jalan Diponegoro, Bandung, 16 Maret 2012.
Wakil rakyat naas tersebut Ketua Komisi A DPRD Jabar Yusuf Fuad dan Sekretaris Komisi A DPRD Jabar Deden Darmansyah. Awalnya mereka ragu ketika didesak seratusan mahasiswa untuk masuk ke dalam bak sampah tersebut. Namun akhirnya mereka memenuhi desakan mahasiswa. Beruntung, bak sampah tersebut kosong.
Dua wakil rakyat pun naik ke atas bak sampah bercat kuning itu. Bak sampah itu bertuliskan APBD Kota Bandung, Kelurahan Malabar yang disiapkan massa dari GMNI untuk alat demonstrasi penolakan kenaikan BBM.
Terjadi ketegangan antara mahasiswa dan polisi ketika Yusuf dan Deden masuk ke dalam bak sampah tersebut. Para mahasiswa meminta polisi tidak memberi pengawalan ketat. Mereka menjamin keselamatan dua wakil rakyat itu.
" Kenapa mesti dijaga segala, tidak akan terjadi apa-apa," teriak seorang pedemo yang disambut teriakan rekan-rekannya.
Kemudian, dua pejabat itu diberi kesempatan unntuk berbicara. Yusuf menyatakan, pihaknya berjanji akan menyampaikan aspirasi penolakan kenaikan harga BBM kepada Ketua DPRD Jabar. Menurutnya, kenaikan harga BBM memicu demonstrasi penolakan.
“Saya prihatin rencana kenaikan BBM yang dijadwalkan mulai berlaku pada April 2012 nanti,” ujarnya.
Sementara Deden menambahkan, bahwa tuntutan mahasiswa tidak jauh berbeda dengan tuntutan wakil rakyat. “Kami juga menolak kenaikan BBM," tegas Deden. Mendengar itu, mahasiswa langsung bergemuruh.
Mengenai enam aktivis Aliansi BEM Jabar yang ditahan Polda Metro Jaya karena dugaan perusakan bingkai foto Presiden SBY di Gedung DPR RI, pihaknya juga telah berkoordinasi dengan Polda Jabar. “Persoalan itu penanganannya termasuk beda wilayah,” jelasnya.
Audiensi di dalam bak sampah berlangsung sekira 10 menit. Usai audiensi, Yusuf dan Deden bergegas keluar dari bak sampah menuju Gedung DPRD Jabar. Sementara setelah itu, mahasiswa segera membubarkan diri. (wbs)
Wakil rakyat naas tersebut Ketua Komisi A DPRD Jabar Yusuf Fuad dan Sekretaris Komisi A DPRD Jabar Deden Darmansyah. Awalnya mereka ragu ketika didesak seratusan mahasiswa untuk masuk ke dalam bak sampah tersebut. Namun akhirnya mereka memenuhi desakan mahasiswa. Beruntung, bak sampah tersebut kosong.
Dua wakil rakyat pun naik ke atas bak sampah bercat kuning itu. Bak sampah itu bertuliskan APBD Kota Bandung, Kelurahan Malabar yang disiapkan massa dari GMNI untuk alat demonstrasi penolakan kenaikan BBM.
Terjadi ketegangan antara mahasiswa dan polisi ketika Yusuf dan Deden masuk ke dalam bak sampah tersebut. Para mahasiswa meminta polisi tidak memberi pengawalan ketat. Mereka menjamin keselamatan dua wakil rakyat itu.
" Kenapa mesti dijaga segala, tidak akan terjadi apa-apa," teriak seorang pedemo yang disambut teriakan rekan-rekannya.
Kemudian, dua pejabat itu diberi kesempatan unntuk berbicara. Yusuf menyatakan, pihaknya berjanji akan menyampaikan aspirasi penolakan kenaikan harga BBM kepada Ketua DPRD Jabar. Menurutnya, kenaikan harga BBM memicu demonstrasi penolakan.
“Saya prihatin rencana kenaikan BBM yang dijadwalkan mulai berlaku pada April 2012 nanti,” ujarnya.
Sementara Deden menambahkan, bahwa tuntutan mahasiswa tidak jauh berbeda dengan tuntutan wakil rakyat. “Kami juga menolak kenaikan BBM," tegas Deden. Mendengar itu, mahasiswa langsung bergemuruh.
Mengenai enam aktivis Aliansi BEM Jabar yang ditahan Polda Metro Jaya karena dugaan perusakan bingkai foto Presiden SBY di Gedung DPR RI, pihaknya juga telah berkoordinasi dengan Polda Jabar. “Persoalan itu penanganannya termasuk beda wilayah,” jelasnya.
Audiensi di dalam bak sampah berlangsung sekira 10 menit. Usai audiensi, Yusuf dan Deden bergegas keluar dari bak sampah menuju Gedung DPRD Jabar. Sementara setelah itu, mahasiswa segera membubarkan diri. (wbs)
()