Perut bocah SD kena tembak senapan angin
A
A
A
Sindonews.com - Kadek Adi Suarbawa (9), bocah asal Desa Belimbing, Kecamatan Pupuan, Tabanan, menjalani peratawan intensif di Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Sanglah, Denpasar akibat terkena luka tembak senapan angin di bagian perutnya.
Saat ini, Adi terbaring lemah di Ruang Angsoka III kamar nomor 301 setelah ditembak senapan angin oleh rekannya sendiri pada bulan akhir Desember 2011.
Derita Adi mengetuk kepedulian banyak kalangan yang termasuk dari para jurnalis di Denpasar yang secara khusus menyambanginya. Sejak ditembak, Adi yang telah ditinggal orang tuanya ini telah tiga kali menjalani operasi di RS Tabanan dan RS Sanglah, untuk mengeluarkan peluru yang bersarang di perutnya.
"Kondisinya masih sama seperti sebelummya, meski ada perubahan tapi sedikit, dan sekarang masih lemas," kata nenek Adi, Men Riastu ditemui wartawan di RS Sanglah, Senin (12/3/2012).
Siswa kelas III SD ini masih tergolek lemas dan belum diketahui kapan diperbolehkan meninggalkan rumah sakit. Adi sendiri sangat ingin kembali pulang ke rumah dan bersekolah bersama teman-temannya. "Kondisnya masih lemas, ya kami orang kecil ikut saja saran dokter saja bagaimana baiknya," ungkapnya.
Hingga kini, pihak keluarga belum mengetahui berapa jumlah biaya yang telah dikeluarkan selama menjalani perawatan di rumah sakit. Meski dengan segala keterbatasan, pihak keluarga akan berusaha semaksimal mungkin untuk proses kesembuhan Adi.
Kondisi kehidupan Adi, memang mengetuk perhatian banyak orang terlebih ibunya sudah meninggal dunia. "Bapaknya juga mengalami sakit gangguan jiwa," imbuh Men Riastu.
Atas simpati kalangan jurnalis dari media lokal dan nasional yang dipimpin Ni Wayan Antarini dan Lukas Bundi yang menyerahkan sumbangan dalam bentuk uang, pihak keluarga menyatakan terima kasihnya "Saya ucapkan terimakasih banyak atas kepedulian bapak dan ibu wartawan," imbuhnya didampingi bibi korban Ni Ketut Sunastri.
Sebelumnya, korban terkena peluru nyasar pada bulan Desemer 2011. Korban kemudian dibawa ke RS Sanglah untuk dilakukan operasi, namun setelah sempat sembuh, bekas penyakit korban semakin parah.
Korban sempat dibawa ke RS Tabanan untuk dilakukan operasi. Namun bukannya pulih, luka bekas jahitan robek. Mirisnya makanan yang dimakan Adi, justru keluar melalui bekas operasi yang robek tersebut. (san)
Saat ini, Adi terbaring lemah di Ruang Angsoka III kamar nomor 301 setelah ditembak senapan angin oleh rekannya sendiri pada bulan akhir Desember 2011.
Derita Adi mengetuk kepedulian banyak kalangan yang termasuk dari para jurnalis di Denpasar yang secara khusus menyambanginya. Sejak ditembak, Adi yang telah ditinggal orang tuanya ini telah tiga kali menjalani operasi di RS Tabanan dan RS Sanglah, untuk mengeluarkan peluru yang bersarang di perutnya.
"Kondisinya masih sama seperti sebelummya, meski ada perubahan tapi sedikit, dan sekarang masih lemas," kata nenek Adi, Men Riastu ditemui wartawan di RS Sanglah, Senin (12/3/2012).
Siswa kelas III SD ini masih tergolek lemas dan belum diketahui kapan diperbolehkan meninggalkan rumah sakit. Adi sendiri sangat ingin kembali pulang ke rumah dan bersekolah bersama teman-temannya. "Kondisnya masih lemas, ya kami orang kecil ikut saja saran dokter saja bagaimana baiknya," ungkapnya.
Hingga kini, pihak keluarga belum mengetahui berapa jumlah biaya yang telah dikeluarkan selama menjalani perawatan di rumah sakit. Meski dengan segala keterbatasan, pihak keluarga akan berusaha semaksimal mungkin untuk proses kesembuhan Adi.
Kondisi kehidupan Adi, memang mengetuk perhatian banyak orang terlebih ibunya sudah meninggal dunia. "Bapaknya juga mengalami sakit gangguan jiwa," imbuh Men Riastu.
Atas simpati kalangan jurnalis dari media lokal dan nasional yang dipimpin Ni Wayan Antarini dan Lukas Bundi yang menyerahkan sumbangan dalam bentuk uang, pihak keluarga menyatakan terima kasihnya "Saya ucapkan terimakasih banyak atas kepedulian bapak dan ibu wartawan," imbuhnya didampingi bibi korban Ni Ketut Sunastri.
Sebelumnya, korban terkena peluru nyasar pada bulan Desemer 2011. Korban kemudian dibawa ke RS Sanglah untuk dilakukan operasi, namun setelah sempat sembuh, bekas penyakit korban semakin parah.
Korban sempat dibawa ke RS Tabanan untuk dilakukan operasi. Namun bukannya pulih, luka bekas jahitan robek. Mirisnya makanan yang dimakan Adi, justru keluar melalui bekas operasi yang robek tersebut. (san)
()