Bayi super jumbo lahir di Probolinggo
A
A
A
Sindonews.com - Bayi super jumbo dengan bobot 5,4 kilogram dan panjang 54 sentimeter lahir di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr Moch Saleh Kota Probolinggo.
Bayi lakilaki putra ke empat pasangan Sukohati-Bagong Hari Santoso lahir melalui operasi caesar, Rabu 7 Maret 2012.
Kelahiran bayi super jumbo ini memecahkan rekor bayi super jumbo sebelumnya yakni dengan bobot 5,3 kilogram pada tiga tahun sebelumnya. Ini merupakan bayi yang terbesar di Probolinggo.
Rata-rata kelahiran bayi normal berkisar 2,5 sampai 3 kilogram. Dokter Aminuddin SPOG mengatakan, kondisi bayi super jumbo ini dalam keadaan normal dan sehat. Hal yang sama juga terjadi pada ibu kandung bayi. Kelahiran bayi jumbo ini bisa dipengaruhi beberapa faktor. Di antaranya karena pola makan dan asupan gizi yang tinggi atau si ibu mengidap gula darah tinggi.
”Kondisi ibu dan bayi cukup sehat dan normal,” kata dr Aminuddin.
Pada awalnya, dr Aminuddin menduga besarnya kandungan Sukohati karena kelebihan air ketuban. Namun anggapan itu hilang setelah sang ibu melahirkan bayi dengan ukuran super jumbo. Kelahiran bayi jumbo ini tentu saja disambut sukacita keluarga asal Desa Randuputih, Kecamatan Dringu, Kabupaten Probolinggo.
Bayi lakilaki ini melengkapi tiga kakaknya yang semuanya perempuan. ”Ketiga anak saya semuanya perempuan. Doa kami terkabul untuk mempunyai anak laki-laki. Alhamdulillah,” kata Bagong, ayah si bayi super jumbo tersebut.
Dia mengatakan, ukuran bayi yang super jumbo tersebut sebenarnya bukan sesuatu yang aneh.Karena pada kelahiran ketiga anaknya, juga dengan ukuran yang cukup besar.
Rata-rata dengan ukuran 4 sampai 4,5 kilogram. ”Selama mengandung, istri saya memang banyak mengonsumsi susu formula. Selain itu juga sering makan kelapa muda,” katanya.
Terpisah dokter spesialis anak RSU dr Soetomo Surabaya dr Agus Haroanto SpA(K) mengatakan,anak dengan kondisi seperti itu dapat survive dan normal sampai dewasa. Asalkan penanganan pertumbuhannya ditangani secara maksimal.
”Sekitar 1970-an kami pernah menangani bayi dengan berat 6,4 kilogram. Sampai sekarang dia bisa survive,” ujarnya.
Menurut dia,yang harus diperhatikan pada saat perawatan adalah menjaga asupan cairan yang masuk kedalam tubuh. Selain itu, kadar glukosa yang masuk juga harus tetap dijaga. Glukosa yang diterima dipastikan akan jauh menurun daripada saat sudah lahir.
”Saat dalam kandungan glukosanya didapat dari ibu. Sekarang melalui asupan cairan seperti susu,” terangnya.(azh)
Bayi lakilaki putra ke empat pasangan Sukohati-Bagong Hari Santoso lahir melalui operasi caesar, Rabu 7 Maret 2012.
Kelahiran bayi super jumbo ini memecahkan rekor bayi super jumbo sebelumnya yakni dengan bobot 5,3 kilogram pada tiga tahun sebelumnya. Ini merupakan bayi yang terbesar di Probolinggo.
Rata-rata kelahiran bayi normal berkisar 2,5 sampai 3 kilogram. Dokter Aminuddin SPOG mengatakan, kondisi bayi super jumbo ini dalam keadaan normal dan sehat. Hal yang sama juga terjadi pada ibu kandung bayi. Kelahiran bayi jumbo ini bisa dipengaruhi beberapa faktor. Di antaranya karena pola makan dan asupan gizi yang tinggi atau si ibu mengidap gula darah tinggi.
”Kondisi ibu dan bayi cukup sehat dan normal,” kata dr Aminuddin.
Pada awalnya, dr Aminuddin menduga besarnya kandungan Sukohati karena kelebihan air ketuban. Namun anggapan itu hilang setelah sang ibu melahirkan bayi dengan ukuran super jumbo. Kelahiran bayi jumbo ini tentu saja disambut sukacita keluarga asal Desa Randuputih, Kecamatan Dringu, Kabupaten Probolinggo.
Bayi lakilaki ini melengkapi tiga kakaknya yang semuanya perempuan. ”Ketiga anak saya semuanya perempuan. Doa kami terkabul untuk mempunyai anak laki-laki. Alhamdulillah,” kata Bagong, ayah si bayi super jumbo tersebut.
Dia mengatakan, ukuran bayi yang super jumbo tersebut sebenarnya bukan sesuatu yang aneh.Karena pada kelahiran ketiga anaknya, juga dengan ukuran yang cukup besar.
Rata-rata dengan ukuran 4 sampai 4,5 kilogram. ”Selama mengandung, istri saya memang banyak mengonsumsi susu formula. Selain itu juga sering makan kelapa muda,” katanya.
Terpisah dokter spesialis anak RSU dr Soetomo Surabaya dr Agus Haroanto SpA(K) mengatakan,anak dengan kondisi seperti itu dapat survive dan normal sampai dewasa. Asalkan penanganan pertumbuhannya ditangani secara maksimal.
”Sekitar 1970-an kami pernah menangani bayi dengan berat 6,4 kilogram. Sampai sekarang dia bisa survive,” ujarnya.
Menurut dia,yang harus diperhatikan pada saat perawatan adalah menjaga asupan cairan yang masuk kedalam tubuh. Selain itu, kadar glukosa yang masuk juga harus tetap dijaga. Glukosa yang diterima dipastikan akan jauh menurun daripada saat sudah lahir.
”Saat dalam kandungan glukosanya didapat dari ibu. Sekarang melalui asupan cairan seperti susu,” terangnya.(azh)
()