Waspada, pelaku hipnosis incar siswa SD
A
A
A
Sindonews.com – Kejahatan dengan cara menghipnosis mulai ma rak di Kota Cirebon.Sekarang, korban yang menjadi incaran pelaku adalah siswa sekolah dasar (SD).
Maraknya kasus ini membuat Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Cirebon meminta pihak sekolah, dan orang tua siswa meningkatkan kewaspadaan atas tindakan tersebut. Kasus hipnotis yang menimpa siswa SD itu telah terjadi di sejumlah sekolah di Kota Cirebon. Seperti yang terjadi pada siswa SD Negeri Pelandakan II Kota Cirebon dan SD Negeri Penggung Utara.
Dalam aksinya, pelaku ini sering kali mengaku sebagai anggota keluarga dari siswa tersebut. Sekretaris Disdik Dana Kartiman mengaku belum menerima laporan terkait kasus hipnotis yang sering terjadi dilingkungan sekolah.
Namun, dirinya berharap, pihak sekolah harus meningkatkan pengawasan terhadap siswa agar anak didiknya terhindar dari kejahatan tersebut. “Pihak sekolah jangan mudah percaya dengan orang asing atau tamu yang berkunjung ke sekolah dan mengaku sebagai keluarga siswa. Harus diperjelas siapa mereka agar terhindar dari hal yang tidak diinginkan,”kata dia.
Dia menyebutkan, jika kejadian hipnotis ini sudah mulai meresahkan, Disdik siap bekerjasama dengan pihak kepolisian untuk melakukan penjagaan. “Kalau memang sudah urgen dan menjadi fenomena, bukan tidak mungkin kami akan bekerjasama dengan pihak kepolisian,”katanya.
Kejadian hipnosis yang terjadi dilingkungan sekolah ini telah terjadi disejumlah sekolah. Pelaku mengambil harta benda siswa setelah sebelumnya dihipnotis. Terpisah, pengamat sosial sekaligus Guru Besar Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Syekh Nurjati Abdullah Ali menilai, kejahatan hipnotis dengan korban siswa SD menjadi modus baru. Sebab, selama ini korban yang diincar adalah orang dewasa.
“Anak-anak cenderung lebih mudah diiming-imingi sesuatu sehingga memudahkan pelaku menjalankan aksi hipnotisnya. Terkait hal ini, tentu saja tugas sekolah dan Disdik untuk mengantisipasi aksi serupa menggejala di sekolah dasar lainnya,” tutur dia. (wbs)
Maraknya kasus ini membuat Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Cirebon meminta pihak sekolah, dan orang tua siswa meningkatkan kewaspadaan atas tindakan tersebut. Kasus hipnotis yang menimpa siswa SD itu telah terjadi di sejumlah sekolah di Kota Cirebon. Seperti yang terjadi pada siswa SD Negeri Pelandakan II Kota Cirebon dan SD Negeri Penggung Utara.
Dalam aksinya, pelaku ini sering kali mengaku sebagai anggota keluarga dari siswa tersebut. Sekretaris Disdik Dana Kartiman mengaku belum menerima laporan terkait kasus hipnotis yang sering terjadi dilingkungan sekolah.
Namun, dirinya berharap, pihak sekolah harus meningkatkan pengawasan terhadap siswa agar anak didiknya terhindar dari kejahatan tersebut. “Pihak sekolah jangan mudah percaya dengan orang asing atau tamu yang berkunjung ke sekolah dan mengaku sebagai keluarga siswa. Harus diperjelas siapa mereka agar terhindar dari hal yang tidak diinginkan,”kata dia.
Dia menyebutkan, jika kejadian hipnotis ini sudah mulai meresahkan, Disdik siap bekerjasama dengan pihak kepolisian untuk melakukan penjagaan. “Kalau memang sudah urgen dan menjadi fenomena, bukan tidak mungkin kami akan bekerjasama dengan pihak kepolisian,”katanya.
Kejadian hipnosis yang terjadi dilingkungan sekolah ini telah terjadi disejumlah sekolah. Pelaku mengambil harta benda siswa setelah sebelumnya dihipnotis. Terpisah, pengamat sosial sekaligus Guru Besar Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Syekh Nurjati Abdullah Ali menilai, kejahatan hipnotis dengan korban siswa SD menjadi modus baru. Sebab, selama ini korban yang diincar adalah orang dewasa.
“Anak-anak cenderung lebih mudah diiming-imingi sesuatu sehingga memudahkan pelaku menjalankan aksi hipnotisnya. Terkait hal ini, tentu saja tugas sekolah dan Disdik untuk mengantisipasi aksi serupa menggejala di sekolah dasar lainnya,” tutur dia. (wbs)
()