Banjir dan puting beliung landa Bojonegoro
A
A
A
Sindonews.com - Banjir dan puting beliung menerjang wilayah selatan Bojonegoro. Sedikitnya, empat kecamatan yaitu Sukosewu, Balen, Kapas, dan Bubulan dilanda banjir bandang luapan Sungai Pacal.
Sementara itu, angin puting beliung menerjang wilayah Kecamatan Temayang. Banjir setinggi lutut menggenangi permukiman warga di Desa Kabunan, Kecamatan Balen, Kabupaten Bojonegoro. Banjir luapan Sungai Pacal itu mulai terjadi sejak pukul 03.00 WIB, Selasa (28/2/2012).
“Banjir setinggi lutut itu masuk ke rumah rumah warga yang berada dekat dengan aliran Sungai Pacal,” ujar Sri Astuti (45), warga Desa Kabunan.
Banjir juga menggenangi jalan-jalan desa di Kecamatan Sukosewu, Bubulan, dan Kapas. Banjir luapan Sungai Pacal itu terjadi lantaran sehari sebelumnya terjadi hujan deras di wilayah selatan Bojonegoro.
Air banjir berwarna kuning kecokelatan dan bercampur lumpur itu bergerak cepat dari daerah perbukitan ke daerah di bawahnya yang banyak terdapat permukiman penduduk.
Banjir menggenangi 27 rumah warga dan dua musala di Desa Ngorogunung, Kecamatan Bubulan. Warga yang rumahnya tergenang banjir memindah perabotan rumah tangga dan barang berharga ke lokasi yang lebih aman.
Warga juga mengevakuasi hewan ternak seperti sapi dan kambing ke lokasi yang lebih tinggi. Pada saat yang bersamaan, puting beliung juga menerjang 44 rumah di Desa Jono, Kecamatan Temayang. Sedikitnya 42 rumah rusak ringan dan dua rumah rusak sedang.
Rumah yang diterjang puting beliung itu gentengnya berserakan jatuh ke tanah. Selain itu, beberapa rumah yang temboknya dari kayu dan anyaman bambu tersingkap lantaran diterjang angin kencang.
Menurut Kasi Kesiapsiagaan dan Penanggulangan Bencana, Badan Penanggulangan Bencana Daerah Bojonegoro Sutardjo, hingga kini belum ada laporan adanya korban jiwa dalam bencana banjir bandang dan puting beliung itu. Namun, kerugian material ditaksir mencapai ratusan juta rupiah.
“Kami masih mendata rumah yang tergenang banjir atau diterjang puting beliung itu,” ujarnya.
Pihaknya, hingga kini masih terus berkoordinasi dengan pihak kecamatan untuk mendapatkan laporan kejadian bencana banjir bandang dan puting beliung itu. Banjir dan puting beliung sering terjadi di wilayah selatan Bojonegoro. Daerah hutan yang kini tandus rawan menyebabkan terjadinya banjir dan puting beliung. Banjir luapan Sungai Pacal juga terus bergerak dan bermuara di Sungai Bengawan Solo.
Saat ini, kondisi Sungai Bengawan Solo juga terlihat bergerak naik. Ketinggian air sungai yang terpantau di papan duga dekat Pasar Besar Bojonegoro pada pukul 13.00 WIB berada di kisaran 11.68 pheilscaal atau di bawah siaga.
Meski begitu, pihak BPBD Bojonegoro terus memantau perkembangan ketinggian air sungai lantaran ada kiriman air dari anak-anak sungai.
Sementara itu, angin puting beliung menerjang wilayah Kecamatan Temayang. Banjir setinggi lutut menggenangi permukiman warga di Desa Kabunan, Kecamatan Balen, Kabupaten Bojonegoro. Banjir luapan Sungai Pacal itu mulai terjadi sejak pukul 03.00 WIB, Selasa (28/2/2012).
“Banjir setinggi lutut itu masuk ke rumah rumah warga yang berada dekat dengan aliran Sungai Pacal,” ujar Sri Astuti (45), warga Desa Kabunan.
Banjir juga menggenangi jalan-jalan desa di Kecamatan Sukosewu, Bubulan, dan Kapas. Banjir luapan Sungai Pacal itu terjadi lantaran sehari sebelumnya terjadi hujan deras di wilayah selatan Bojonegoro.
Air banjir berwarna kuning kecokelatan dan bercampur lumpur itu bergerak cepat dari daerah perbukitan ke daerah di bawahnya yang banyak terdapat permukiman penduduk.
Banjir menggenangi 27 rumah warga dan dua musala di Desa Ngorogunung, Kecamatan Bubulan. Warga yang rumahnya tergenang banjir memindah perabotan rumah tangga dan barang berharga ke lokasi yang lebih aman.
Warga juga mengevakuasi hewan ternak seperti sapi dan kambing ke lokasi yang lebih tinggi. Pada saat yang bersamaan, puting beliung juga menerjang 44 rumah di Desa Jono, Kecamatan Temayang. Sedikitnya 42 rumah rusak ringan dan dua rumah rusak sedang.
Rumah yang diterjang puting beliung itu gentengnya berserakan jatuh ke tanah. Selain itu, beberapa rumah yang temboknya dari kayu dan anyaman bambu tersingkap lantaran diterjang angin kencang.
Menurut Kasi Kesiapsiagaan dan Penanggulangan Bencana, Badan Penanggulangan Bencana Daerah Bojonegoro Sutardjo, hingga kini belum ada laporan adanya korban jiwa dalam bencana banjir bandang dan puting beliung itu. Namun, kerugian material ditaksir mencapai ratusan juta rupiah.
“Kami masih mendata rumah yang tergenang banjir atau diterjang puting beliung itu,” ujarnya.
Pihaknya, hingga kini masih terus berkoordinasi dengan pihak kecamatan untuk mendapatkan laporan kejadian bencana banjir bandang dan puting beliung itu. Banjir dan puting beliung sering terjadi di wilayah selatan Bojonegoro. Daerah hutan yang kini tandus rawan menyebabkan terjadinya banjir dan puting beliung. Banjir luapan Sungai Pacal juga terus bergerak dan bermuara di Sungai Bengawan Solo.
Saat ini, kondisi Sungai Bengawan Solo juga terlihat bergerak naik. Ketinggian air sungai yang terpantau di papan duga dekat Pasar Besar Bojonegoro pada pukul 13.00 WIB berada di kisaran 11.68 pheilscaal atau di bawah siaga.
Meski begitu, pihak BPBD Bojonegoro terus memantau perkembangan ketinggian air sungai lantaran ada kiriman air dari anak-anak sungai.
()