Balita penderita gizi buruk butuh bantuan
A
A
A
Sindonews.com - Penderitaan Juwandro Mahendra, balita usia 3,5 tahun, asal Desa Rambangaru, Kabupaten Sumba Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT) sudah dirasakan sejak lahir. Penderita gizi buruk akut ini, kini kondisinya sangat mengenaskan, tubuhnya kurus kering, berat badannya hanya mencapai delapan kilogram.
Dari pemeriksaan dokter, Juwandro tidak hanya menderita gizi buruk, tapi juga kelainan usus serta organ pencernaan. Belasan hari sudah Juwandro terbaring lemah dan menjalani perawatan intensif di RSUD Umbu Rara Meha, Kota Waingapu, Kabupaten Sumba Timur, NTT.
Akibat penyakit yang dideritanya, organ pencernaan balita ini tidak berfungsi secara optimal. Bahkan, anus balita ini tidak dapat mengeluarkan air besar secara maksimal.
Wakil Bupati Sumba Rimur Matius Kitu yang juga anggota tim dokter yang menanganinya mengatakan, Juwandro harus menjalani operasi untuk pembuatan anus sementara. Namun untuk kesembuhan total, perlu dana besar karena harus dilakukan operasi besar di rumah sakit yang lebih lengkap.
Juwandro sempat dirawat di bangsal kelas tiga. Akhirnya balita itu dipindahkan ke ruang isolasi rumah sakit, agar dokter lebih fokus menangani prnyakit yang dideritanya. Sudah banyak biaya dikeluarkan oleh orang tuanya yang hanya berprofesi sebagai petani kecil.
Keterbatasan ekonomi memang masih kerap menjadi batu sandungan warga miskin untuk mendapatkan pelayanan kesehatan. Semoga dengan kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) yang direncanakan pemerintah, imbas negatifnya tidak dirasakan oleh warga miskin seperti halnya keluarga ini. (san)
Dari pemeriksaan dokter, Juwandro tidak hanya menderita gizi buruk, tapi juga kelainan usus serta organ pencernaan. Belasan hari sudah Juwandro terbaring lemah dan menjalani perawatan intensif di RSUD Umbu Rara Meha, Kota Waingapu, Kabupaten Sumba Timur, NTT.
Akibat penyakit yang dideritanya, organ pencernaan balita ini tidak berfungsi secara optimal. Bahkan, anus balita ini tidak dapat mengeluarkan air besar secara maksimal.
Wakil Bupati Sumba Rimur Matius Kitu yang juga anggota tim dokter yang menanganinya mengatakan, Juwandro harus menjalani operasi untuk pembuatan anus sementara. Namun untuk kesembuhan total, perlu dana besar karena harus dilakukan operasi besar di rumah sakit yang lebih lengkap.
Juwandro sempat dirawat di bangsal kelas tiga. Akhirnya balita itu dipindahkan ke ruang isolasi rumah sakit, agar dokter lebih fokus menangani prnyakit yang dideritanya. Sudah banyak biaya dikeluarkan oleh orang tuanya yang hanya berprofesi sebagai petani kecil.
Keterbatasan ekonomi memang masih kerap menjadi batu sandungan warga miskin untuk mendapatkan pelayanan kesehatan. Semoga dengan kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) yang direncanakan pemerintah, imbas negatifnya tidak dirasakan oleh warga miskin seperti halnya keluarga ini. (san)
()